mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Saat Menyusui, Bolehkah Minum Obat?

Saat Menyusui, Bolehkah Minum Obat?

Ini adalah beberapa dilemma yang dirasakan wanita ketika dirinya sedang hamil atau menyusui, salah satunya adalah saat sakit melanda. Saat hamil, konsumsi obat menjadi sangat terbatas karena ditakutkan akan mempengaruhi perkembangan janin yang sedang dikandung. Semua obat yang masuk ke dalam tubuh biasanya atas persetujuan dokter kandungan Moms, begitu juga suplemen makanan (vitamin) untuk kesehatan Moms atau sang jabang bayi tak luput dari anjuran dokter. Selain dari saran dokter, Moms diharapkan hanya mengkonsumsi bahan – bahan alami seperti sayur, buah, susu, atau madu. Bahkan mengkonsumsi jamu yang dianggap memiliki kandungan herbal dan aman pun tak disarankan.

 

Situasi ini akan berlanjut hingga nanti Moms menyusui si kecil. Saat menyusui, apa yang Moms konsumsi tentu saja terkandung pada ASI dan tersalurkan langsung pada bayi Moms. Oleh karena hal ini, Moms diharapkan tak sembarangan dalam mengkonsumsi sesuatu, termasuk juga jenis obat. Dikutip dari situs Dream, bagian parenting, Moms diperbolehkan mengkonsumsi obat saat sedang sakit untuk meredakan nyeri atau demam namun tetap harus atas anjuran dokter. Beberapa obat ada yang punya dampak pada bayi meski tak berbahaya. Menurut dr. Eveline P.N. Sp.A, dikutip dari IDAI.org (dikutip kembali melalui situs Dream), mengungkapkan bahwa hanya ada sekitar satu persen dari dosis obat yang dikonsumsi Moms yang nantinya akan sampai ke bayi melalui Air Susu ibu. Meski begitu, ada sejumlah obat yang sangat dilarang untuk dikonsumsi selama menyusui karena obat ini punya dampak buruk pada bayi dan juga bisa mempengaruhi ASI.

 

Dokter Eveline juga menyarankan supaya Moms bisa mengkonsumsi obat – obatan pereda nyeri atau demam dengan dosis yang paling rendah. Selebihnya, apabila sakit Moms masih bisa diatasi, Moms bisa mengatasinya dengan minum banyak air putih, dan tetap mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna supaya daya tahan tubuh Moms kembali baik. Baca juga : Benarkah Menyusui Bisa Mengurangi Resiko Terkena Kanker Payudara?

 

Menurut penelitian, berikut ini adalah beberapa obat yang memiliki efek pada bayi namun bukanlah sebuah efek samping yang membahayakan.

 

  1. Parasetamol (asetaminofen)

 

Dikutip dari Wikipedia, Parasetamol adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Obat yang satu ini ternyata punya efek pada bayi ASI seperti menyebabkan timbulnua bercak merah pada tungkai atas dan muka, namun untuk produksi ASI sendiri belum ditemukan informasi apapun tentang efek samping yang mungkin terjadi.

 

  1. Difenhidramin

 

Dikutip dari berbagai sumber, obat ini dapat digunakan untuk mengatasi gejala alergi dan flu seperti hidung mampet, bersin – bersin, mata berair, atau hidung gatal. Efeknya terhadap bayi ASI apabila Moms mengkonsumsi obat ini adalah bayi akan mengalami kolik atau mengantuk. Dilaporkan bahwa hanya ada sekitar 10% bayi yang mengalami kolik karena hal ini. Kolik adalah situasi dimana bayi menangis berjam – jam walaupun ia dalam kondisi sehat. Biasanya kolik terjadi pada bayi yang baru beberapa minggu dilahirkan dan akan berhenti setelah ia berusia 4 bulan. Untuk efek pada produksi ASI Moms sendiri, sampai saat ini belum ada penelitian lebih lanjut.

 

  1. Kodein

 

Menurut website spesialis info, kodein adalah jenis obat yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri (sedang hingga berat), mengobati batuk, dan juga diare. Bagi Moms yang mengkonsumsi obat ini dan sedang ASI eksklusif, efek samping yang bayi rasakan adalah mengantuk, sedangkan efek bagi produksi ASI-nya adalah meningkatkan kadar prolactin, namun hal ini tak akan berpengaruh apa – apa apabila Moms sudah berada pada fase ASI yang diproduksi lancar.

 

  1. Pseudoefedrin

 

Masih dikutip dari suatu sumber, Pseudoefedrin adalah obat yang dapat digunakan untuk mengobati hidung yang mulai tersumbat karena flu, atau gangguan pernafasan lain seperti sinusitis serta adanya alergi tertentu. Efek yang akan ditimbulkan pada bayi ASI adalah ia kemungkinan akan rewel dan pada produksi ASI, efeknya adalah adanya penurunan ASI seteleh sekitar 24 jam mengkonsumsi 60 mg Pseudoefedrin oral.

 

Nah Moms, untuk lebih tepatnya, sebaiknya tetap melakukan konsultasi pada dokter apabila Moms mengalami sakit yang tak tertahankan dan ingin segera sembuh supaya proses menyusui si kecil tak terhambat ya!

 

Bagikan Artikel: