mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Penyebab dan Gejala Toksoplasma pada Ibu Hamil

Penyebab dan Gejala Toksoplasma pada Ibu Hamil

Infeksi toxoplasma atau toxoplasmosis sering dianggap sebagai penyakit yang menakutkan bagi ibu hamil, terutama yang memiliki hewan peliharaan atau sering berinteraksi dengan hewan. Namun, gejala toksoplasma pada ibu hamil juga kerap kali tidak disadari. Padahal penyakit ini dapat mendatangkan bahaya serius pada janin juga lho, Moms.

Kucing sering dianggap menjadi salah satu penyebab penularan utama toxoplasma. Pada kenyataannya penularan itu tidak hanya dari kucing, melainkan juga dari beberapa jenis hewan lainnya. Memahami penularan toxoplasma beserta cara mengatasinya bisa membantu ibu hamil mencegah penularan toxoplasma.

Meskipun kebanyakan orang beranggapan infeksi toksoplasma tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Tapi bagi bayi yang sedang tumbuh dalam kandungan, bisa menyebabkan kerusakan otak dan kehilangan penglihatan. Dikutip dari laman resmi Children Hospital, untungnya risiko penularan parasit ke janin oleh ibu selama trimester pertama kehamilan (saat bayi paling rentan) relatif rendah, yaitu 15 hingga 20 persen.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mengetahui Ciri-ciri Bayi Kuning?

Penyebab Toksoplasma atau Toksoplasmosis

Toksoplasmosis disebarkan dari hewan ke manusia (zoonosis), bukan antarmanusia, kecuali pada wanita hamil yang dapat menyebarkan infeksi ini pada janinnya. Akibatnya, janin mengalami perkembangan yang lambat. Bahkan dalam kasus infeksi yang lebih berat, dapat terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan.

Infeksi toxoplasma atau toxoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Organisme kecil ini dapat hidup pada kucing. Infeksi toxoplasmosis ini sebenarnya tergolong langka. Biasanya infeksi ini dapat menular pada manusia melalui beberapa cara, antara lain:

  • Kontak dengan tinja kucing yang terinfeksi.
  • Bersentuhan dengan tanah yang terkontaminasi tinja kucing.
  • Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang, buah dan sayur yang belum dicuci bersih, serta keju atau susu yang tidak melalui proses pasteurisasi.
  • Menggunakan peralatan masak yang digunakan untuk mengolah daging mentah tanpa dicuci.
  • Mengonsumsi air yang terkontaminasi.

Infeksi toxoplasma dapat terjadi ketika tangan yang terkontaminasi tadi menyentuh mata, mulut, ataupun hidung. Meski begitu, belum tentu mereka yang memelihara kucing dan terpapar oleh parasit ini langsung terkena infeksi toxoplasma. Sebab, infeksi ini tidak akan menular dengan mudah pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat.

Wanita yang mengalami infeksi toxoplasma sekitar 6-9 bulan sebelum hamil, umumnya telah membentuk kekebalan tubuh dan tidak berisiko meneruskan infeksi ini kepada janin. Berbeda dengan wanita yang terkena infeksi ini saat sedang hamil, karena berisiko menularkan infeksi kepada janin melalui plasenta.

Oleh karena itu, sebaiknya Moms waspada, jika dirasa ada gejala toksoplasma pada ibu hamil segera lakukan tindakan pencegahan. Karena risiko infeksi ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan perkembangan bayi. Infeksi toxoplasma bisa menyebabkan gangguan penglihatan, sulit belajar, gangguan pada otak berupa hidrosefalus, serta gangguan pendengaran.

Pada kasus tertentu, infeksi ini menyebabkan sebagian bayi yang terinfeksi hanya mampu bertahan hidup beberapa hari setelah dilahirkan. Ibu hamil yang paling berisiko mengidap infeksi toxoplasma adalah mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah dan sering berinteraksi dengan hewan-hewan liar.

Penularan infeksi ini umumnya ditandai dengan beberapa gejala seperti kelelahan, sakit kepala, gejala umum yang mengiringi flu, serta nyeri otot. Tetapi sebagian orang bisa saja tidak merasakan gejala apa pun. Untuk mengetahui kemungkinan terjangkit infeksi ini secara pasti, ibu hamil yang berisiko terinfeksi dianjurkan untuk menjalani tes darah.

Baca Juga: Berapa Lama Bayi Kuning Bisa Normal Kembali?

Gejala Toksoplasma pada Ibu Hamil

Saat T. gondii menyerang orang yang sehat, gejala bisa saja tidak muncul dan penderita dapat pulih sepenuhnya. Namun pada kasus lainnya, gejala dapat muncul beberapa minggu. Gejala yang dirasakan biasanya ringan dan serupa dengan gejala flu, yaitu demam, nyeri otot, kelelahan, radang tenggorokan, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala tersebut dapat membaik dalam waktu 6 minggu.

Infeksi T. gondii pada bayi dan anak-anak umumnya ditularkan dari ibu selama masa kehamilan. Gejala toksoplasma pada ibu hamil lebih serius dapat dialami janin yang terinfeksi parasit ini pada trimester awal kehamilan, berupa kelahiran prematur, keguguran, atau kematian janin dalam kandungan. Sedangkan bayi yang lahir dengan kondisi terinfeksi T. gondii (toksoplasmosis kongenital) akan menunjukkan gejala, seperti:

  • Kulit berwarna kekuningan.
  • Peradangan korion (chrorionitis) atau infeksi di bagian belakang bola mata dan retina.
  • Pembesaran organ hati dan limpa.
  • Ruam kulit atau kulit mudah memar.
  • Kejang.
  • Penumpukan cairan otak di kepala, sehingga kepala menjadi besar (hidrosefalus).
  • Kepala tampak lebih kecil (mikrosefalus).
  • Gangguan intelektual atau retardasi mental.
  • Kehilangan pendengaran.
  • Anemia.

Gejala-gejala tersebut dapat muncul saat bayi lahir, atau baru terlihat beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian.

Sedangkan pada penderita gangguan kekebalan tubuh, gejala infeksi toksoplasmosis ditandai dengan:

  • Sulit bicara, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, pusing, tampak bingung, kejang, hingga koma, jika toksoplasmosis menyerang otak.
  • Ruam, demam, menggigil, lemas, dan sesak napas, jika toksoplasmosis menyebar ke seluruh tubuh.

Cara Menghindari dari Infeksi Toxoplasma

Sebelum terinfeksi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut, antara lain:

  • Mencuci bahan makanan dan peralatan memasak
    Selalu cuci bersih buah dan sayuran sebelum diolah dan dikonsumsi. Selain dicuci, buah dan sayur juga disarankan dikupas untuk mengurangi risiko infeksi. Selain itu, mencuci dan masak semua makanan beku hingga matang sebelum dikonsumsi bisa membantu mengurangi risiko infeksi. Setelah itu, cuci semua peralatan masak di dapur setelah digunakan untuk mengolah daging mentah.
  • Hindari mengonsumsi makanan mentah
    Hindari konsumsi daging dan telur mentah atau yang setengah matang saat hamil. Pastikan daging matang pada suhu yang tepat. Daging yang matang memiliki cairan atau kuah jernih dan daging tidak berwarna merah muda. Selain itu, sebaiknya hindari mengonsumsi susu kambing yang tidak melalui proses pasteurisasi atau mengonsumsi produk yang terbuat dari susu serupa.
  • Menjaga kebersihan setiap hari
    Untuk mencegah penularan infeksi, usahakan untuk selalu mengenakan sarung tangan saat Anda berkebun atau mengurus tanaman. Kemudian cuci tangan dengan sabun dan air hangat. Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, agar tidak mudah terserang penyakit.
  • Mencuci tangan setelah beraktivitas di luar ruangan
    Mencuci tangan setelah beraktivitas di tempat umum yang terbuka, seperti taman dan tempat bermain berpasir, bisa membantu mengurangi risiko infeksi. Usahakan untuk tidak melakukan kontak langsung dengan hewan yang berpotensi terinfeksi, termasuk hewan peliharaan. Jangan lupa, Moms juga harus cuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan menggunakan OH MY ORANGE Antibacterial Hand Wash

Dapatkan OH MY ORANGE Antibacterial Hand Wash di www.mooimom.id ya!

Bagikan Artikel: