mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Mengalami Psikosis Postpartum, Ini Penjelasan Menurut WHO

Mengalami Psikosis Postpartum, Ini Penjelasan Menurut WHO

Psikosis postpartum merupakan gangguan mental serius yang dapat terjadi pada ibu segera pascamelahirkan. Sebagian besar ibu melahirkan mengalami perubahan mood yang disebut dengan "baby blues." Namun, berbeda halnya dengan psikosis postpartum. Kondisi ini perlu diatasi sebagai keadaan darurat medis.

Moms mungkin sering mendengar istilah baby blues dan depresi pasca melahirkan (postpartum depression) sebelumnya. Namun tahukah Moms tentang psikosis postpartum? Menurut riset World Health Organization (WHO) pada 2015, sebanyak 19,8% ibu di negara berkembang mengalami gangguan mental depresi setelah melahirkan. Tidak sedikit ibu yang akhirnya mengakhiri hidupnya atau bertahan tanpa pengobatan yang berimbas pada tumbuh kembang anaknya.

Apa Itu Postpartum Psikosis?

Psikosis postpartum adalah salah satu gangguan mental serius yang biasanya terjadi beberapa minggu setelah melahirkan, namun gejala awalnya dapat terjadi segera setelah proses persalinan. Pada dasarnya, psikosis berarti kehilangan kemampuan untuk membedakan antara apa yang nyata dan tidak nyata. Meski tergolong jarang terjadi, gangguan ini bisa jadi sangat menakutkan, terutama untuk Moms yang belum pernah mengalaminya.

Baca Juga: Acha Sinaga Curhat Pengalaman Baby Blues yang Perlu Moms Kenali Sejak Dini

Apa Penyebab Postpartum Psikosis?

Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab Moms bisa mengalami psikosis postpartum, di antaranya:

  • Perubahan hormonal yang cepat pasca melahirkan
  • Stres fisik yang ekstrim pasca melahirkan, terutama jika Moms memiliki kondisi medis lainnya
  • Predisposisi genetik – perempuan dengan riwayat keluarga yang pernah mengalami postpartum psikosis atau gangguan bipolar memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami postpartum psikosis pasca melahirkan
  • Kurang tidur dalam skala ekstrem pada periode awal setelah kelahiran bayi

Gejala Postpartum Psikosis

Walaupun sering dianggap sama, nyatanya, psikosis postpartum berbeda dengan postpartum depression (depresi pasca melahirkan).

Pada postpartum depression, gejala utama yang dialami adalah perubahan mood, seperti:

  • Terus menerus merasakan perasaan sedih
  • Merasa bersalah
  • Merasa tak berharga, tak cukup mampu
  • Cemas
  • Sulit tidur dan merasa kelelahan
  • Sulit konsentrasi
  • Perubahan napsu makan
  • Dapat juga muncul ide bunuh diri

Secara umum, psikosis postpartum berbeda karena termasuk dalam gangguan mental yang lebih berat dan dapat meenimbulkan efek berbahaya bagi orang sekitar terutama bayi.

Baca Juga: Dads Juga Bisa Mengalami Baby Blues? Simak Gejala dan Cara Mengatasinya

Penanganan Postpartum Psikosis

Postpartum psikosis adalah kondisi kedaruratan medis yang harus segera mendapat pertolongan dokter. Jika dapat dideteksi sejak dini saat ibu masih dirawat di rumah sakit pascabersalin, biasanya akan dirawat lebih lama untuk mengatasi kondisi psikosisnya. Perawatan ini akan berlangsung hingga mood dan emosi ibu stabil, serta tidak membahayakan untuk dirinya dan bayinya.

Berikut adalah perawatan bagi ibu yang mengalami psikosis postpatrum dikutip dari UK National Health Service:

1. Terapi Obat-obatan

Saat menangani ibu dengan psikosis postpartum, dokter spesialis jiwa atau psikiater akan memberikan obat untuk mengatasi gejala psikosis, depresi, dan menstabilkan mood. Adapun resep obat yang diberikan adalah golongan antipsikotik, antidepresan, dan mood stabilizer.

2. Electroconvulsive Therapy (ECT)

ECT terkadang disarankan jika pengobatan lain gagal atau ketika situasi dianggap mengancam nyawa. ECT adalah prosedur yang dilakukan dengan anestesi umum, yang menggunakan arus listrik kecil untuk melewati otak, yang dengan sengaja memicu kejang singkat. ECT tampaknya menyebabkan perubahan kimiawi otak yang dapat dengan cepat membalikkan gejala kondisi kesehatan mental tertentu.

Walau banyak menimbulkan persepsi yang negatif, terapi ini sangatlah aman dan berada di bawah pengawasan ahli secara langsung. Namun, kebanyakan ibu dengan psikosis postpartum sembuh total saat menerima perawatan yang tepat sehingga jarang yang mendapatkan terapi ECT.

3. Bentuk Dukungan dari Lingkungan Sekitar

Dukungan dari keluarga dan kerabat dekat akan sangat membantu ibu dengan psikosis postpartum untuk segera pulih. Ini dikarenakan ibu biasanya akan mengalami kesulitan mengutarakan isi hati dan pikirannya, sehingga akan baik jika ada yang mengajaknya bicara. Berbicara dengan orang yang memiliki pegalaman langsung tentang penyakit tersebut juga dapat membantu. Di beberapa komunitas, sudah ada yang menyediakan dukungan sebaya untuk membantu pasien agar pulih.

Itu tadi seputar psikosis postpartum yang dapat dialami para ibu pascamelahirkan. Semoga dapat membantu jika ada keluarga atau teman Moms yang mengalami hal serupa. Jangan lupa untuk segera membeli peralatan pascamelahirkan salah satunya korset pelangsing. Moms bisa memilih MOOIMOM Postpartum Belly Band yang memiliki Anti Radiasi Elekromagnetik sebagai perlindungan terhadap gelombang radiasi elektromagnetik yang dapat menganggu kesehatan Moms.

Moms bisa rasakan manfaat korset ini untuk mengembalikan bentuk rahim seperti semula dan mengatasi sakit punggung serta pinggang. Dapatkan di www.mooimom.id ya!

Bagikan Artikel: