mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Bayi Sedang di Fase Babbling? Stimulasi dengan Cara Ini, Yuk!

Bayi Sedang di Fase Babbling? Stimulasi dengan Cara Ini, Yuk!

Moms, si Kecil suka mengucapkan kata seperti ‘da-da’, ‘ma-ma’ atau ‘ba-ba’? Ocehan bayi yang disebut babbling ini sangat menyenangkan di telinga orang tua, meskipun orang tua tidak mengerti maknanya. Sebuah penelitian dari University of Missouri-California menemukan bahwa ketika bayi sedang babbling atau mengoceh, ia mengharapkan pujian atau respon dari orang yang mendengarkan. Salah satu alasannya karena bayi termotivasi dengan ucapan yang dihasilkan.

Jauh sebelum bayi bisa mengeluarkan kata-kata, sebenarnya ia sudah mengetahui cara berkomunikasi. Salah satunya dengan mengeluarkan tangisan. Ini merupakan bentuk komunikasinya untuk menunjukkan kebutuhannya. 

Selain itu, bayi juga mempelajari cara berkomunikasi melalui raut wajah serta mendengar ucapan kita. Tanpa disadari, saat orang tua mengajak ngobrol atau mengekspresikan wajahnya, maka disinilah bayi mempelajari cara berkomunikasi.

Perkembangan bahasa dan bicara bayi berbeda-beda. Tentunya bayi tidak langsung mengeluarkan kata-kata dengan jelas dan utuh seperti orang dewasa. Yuk simak perkembangan bahasa dan bicara bayi dari lahir hingga akhirnya bisa berbicara dengan jelas.

Baca Juga: Perut Bayi Kembung dan Berbunyi, Benarkah Pencernaan Bayi Terganggu?

Perkembangan Bahasa dan Bicara Bayi

1. Bayi 1-3 Bulan
Bayi pada usia ini mengkomunikasikan segala kebutuhannya dengan menangis. Terdapat perbedaan suara tangis untuk setiap kebutuhan atau keluhan yang sedang dirasakan. Selain tangisan, bayi pada usia ini umumnya akan menunjukkan ekspresi terkejut ketika mendengar suara keras. Bayi juga akan memperhatikan raut wajah orang yang sedang mengajaknya bicara atau bermain dengannya.

Pada fase ini, Moms sebaiknya membiasakan untuk mengajaknya bicara dengan suara yang lembut, misalnya ketika ia menangis karena lapar maka Moms bisa mengatakan “lapar ya, nak? Minum susu yuk”. Moms juga bisa memutarkan lagu-lagu anak untuk bisa menarik perhatiannya. 

Baca Juga: Penyebab Kolik pada Bayi, Benarkah karena Gas di dalam Perutnya?

2. Bayi 4-5 Bulan
Pada fase ini, bayi mulai merespon ketika mendengar sumber suara dengan cara menoleh ke sumber tersebut. Selain itu, bayi juga bisa tertawa atau mengikik. Bayi pada fase ini juga umumnya mulai sering mengeluarkan “iler” dan suka sekali menyemburkan ludahnya. Moms harus melakukan stimulasi dengan mengajak bercanda atau meniru suara bayi, dan selalu memberikan respon ketika ia sedang mengoceh.

3. Bayi 6 Bulan
Bayi pada fase ini biasanya mulai bisa merespon ketika dipanggil nama. Bayi juga sering memperhatikan mulut orang yang sedang mengajaknya bicara. Bayi mulai berceloteh lebih variatif dan mengeluarkan suara-suara yang menggemaskan. 

Untuk menstimulasinya, Moms bisa mencoba mengajak bermain di depan cermin dan sering memanggil namanya sambil memperlihatkan bayangan dirinya, sehingga lama-kelamaan bayi akan mengenal dirinya. Berikan mainan kepada si Kecil yang dapat mengeluarkan suara ketika di kocok atau dipukul untuk membuatnya mengenali berbagai macam suara. 

4. Bayi 7-9 Bulan
Pada fase ini, bayi mulai memperhatikan percakapan yang terjadi. Untuk itu, ia mulai memahami beberapa kata, seperti “tidak” atau “iya”. Umumnya, bayi sudah bisa mengucapkan dua silabel secara bersamaan seperti “mama, gaga”. Pada usia ini juga biasanya bayi mulai bisa memanggil orang tuanya dengan panggilan “mama atau papa”. 

Moms bisa mengajaknya bermain seperti permainan cilukba. Kemudian, mengenalkan nama-nama benda yang ada di sekitarnya seperti memberi tahu yang mana susu, botol, makanan dan minuman. 

5. Bayi 10-12 Bulan
Bayi pada fase ini umumnya mulai memahami bentuk perintah sederhana yang sehari-hari dilakukan, seperti menyimpan mainan ke dalam boks, mengambil barang, meletakkan benda di atas meja, dan lain sebagainya. Bayi juga akan mulai merespon terhadap musik yang didengar dengan menggerakan tangan atau kakinya. Bayi juga mulai merespon dengan gerakan tubuh seperti melambaikan tangan ketika mendengarkan “bye atau dadah”.

Untuk menstimulasinya, Moms harus lebih sering mengajak ngobrol si Kecil dengan mendorongnya untuk mengucapkan sesuatu. Moms tidak perlu menggunakan bahasa bayi, tetapi gunakanlah bahasa normal, sehingga lama-kelamaan bayi akan memahami banyak kata.

Jangan lelah untuk mengulang kata-kata tertentu untuk mengenalkan bayi pada banyak kosa kata agar cepat diserap oleh otaknya. Moms juga perlu ekspresif dalam mengajaknya bicara misalnya sambil tersenyum, tertawa, dan melihat muka bayi. 

Bagaimana Moms, mudah kan menstimulasi kemampuan bicara si Kecil? Seiring berjalannya waktu tidak terasa bayi akan pandai bicara dan Moms pasti akan takjub. Manfaatkan banyak waktu dan kesempatan untuk bermain dengan si Kecil ya, Moms! 

Bagikan Artikel: