Customer Service:
ph: 081288446533

Subtotal

View Bag
My MOOIMOM logo

Kami ingin tahu bagaiman pengalaman Moms memakai produk MOOIMOM.
Gunakan #mymooimom untuk berbagi dengan kami pengalaman Moms memakai produk dari kami
dan kami akan dengan senang hati menaruh-nya disini


Hipseat Ada yang Seenak Ini Ya!

Usia Kehamilan :
Lama Menyusui :

Hipseat Ada yang Seenak Ini Ya!

Manfaat Seorang Ayah Menggendong Buah Hatinya - Bagi para ayah baru seperti suami saya, pasti kebanyakan merasa takut untuk menggendong bayinya. Bahkan sampai anaknya berusia setahun lebih pun terkadang masih ada rasa takut itu. Bukan karena tidak mau menggendong, tetapi terkadang rasa tidak percaya diri dan ketidak tahuan cara menggendonglah penyebabnya. Takut si anak inilah, itulah. Gimana cara gendongnyalah, takut gak nyamanlah, ujung-ujungnya bayi/ anaknya nangislah. Mendingan ibunya aja yang gendong. Biasanya begitulah alasan sang ayah. Betul? 😂

 

Padahal, konon kabarnya hubungan orang tua dan buah hatinya sedari usia dini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan, perkembangan dan mental sang buah hati. Jadi, tidak hanya ibu saja seharusnya yang mampu menggendong, menimang dan menidurkan bayi. Idealnya karena ini anak berdua, ya sang ayah juga harus bisa dong. Memang sih, gak harus sama porsinya dengan ibu. Tapi setidaknya, bisa menjadi backupibu jikalau si ibu ingin me time.

 

Berikut adalah beberapa manfaat seorang ayah menggendong buah hatinya:

 

  • Menjalin bonding/ kedekatan dengan buah hati sedari kecil,
  • Ayah akan lebih mengerti apa yang diinginkan anak,
  • Memberikan waktu istirahat/ me time untuk sang ibu,
  • Mendapatkan senyuman dan dapat dipuji dari banyak pihak, karena jaman sekarang ayah menggendong anak itu KEREN. Betul? 😍


Dan ternyata, selain buat si ayah manfaat menggendong anak yang suka digendong oleh ayahnya juga ada loh. Diantaranya:
 

  • Anak yang sering digendong oleh ayahnya, biasanya lebih ceria dan mudah bergaul, tapi ini bener banget. Entah kebetulan atau tidak Abimanyu lebih sering berlama-lama dan lebih betah digendong sama papahnya dan dia gak takut dengan orang baru karena langsung bisa berbaur,
  • Memiliki inisiatif yang tinggi dan mudah menyampaikan ekspresi,
  • Lebih mudah di atur dan cenderung menuruti apa kata orang tua.


Hal ini jugalah yang selalu saya bicarakan dengan suami dari pertama kali Abimanyu lahir. Pokoknya setidaknya suami saya harus bisa menggendong dan menidurkan Abimanyu. Jadi, ketika sewaktu-waktu saya butuh backup suami saya sudah siap tanpa harus merasa takut ini itu lagi.

 

Sejak Abimanyu lahir, saya memang tergolong jarang sekali menggendongnya. Kecuali kalau Abimanyu lagi rewel atau nangis saja baru saya gendong. Alasannya karena dulu tangan saya mengalami De Quervain Syndrome sehingga terasa sakit sekali jika harus mengangkat/ menggendong. Akhirnya tugas menggendong menjadi rutinitas suami saya ketika weekend. Iya, suami saya hanya pulang kalau weekend saja. Karena kondisinya kita LDR.

 

Baca Juga: Apa itu De Quervain Syndrome?

 

Tapi, yang jadi problem adalah suami saya gak bisa menggendong menggunakan jarik. Jadi, sampai sekarang usia Abimanyu 1,5 tahun dia hanya bisa menggendong dengan tangan kosong tanpa bantuan tools apapun. Paling gak enaknya itu ketika kami jalan-jalan, dia suka merasa pegal tangannya. Karena semakin kesini semakin bertambah juga berat badannya.

 

Nah, seiring bertambah besar dan beratnya Abimanyu maka saya pun kepikiran kira-kira gendongan macam apa yang bisa digunakan oleh kami terutama oleh suami saya untuk menggendong Abimanyu jika kita sedang keluar rumah/ jalan-jalan. Yang praktis (langsung pakai) ketimbang harus membawa stroller kemana-mana.
 

Hasil searching saya menemukan kebanyakan para ayah menggunakan gendongan model hipseat gitu. Bahkan beberapa komentar pujian sering saya temui pada selebriti yang telah menjadi ayah yang sering menggendong dan bermain dengan buah hatinya.

 

 

Nah, ngomongin soal hipseat kebetulan kemarin ada rezeki untuk memiliki hipseat carrier dari Mooimom nih. Ini suami saya pasti seneng banget kalau dikasih gendongan model beginian, secara dia beberapa kali ngomong pengen gendongan model hipseat supaya lebih nyaman dan aman menggendong Abimanyu, sehingga Abimanyu juga bisa bebas bergerak. Selain dapat digunakan dalam berbagai pose gendongan juga bisa terlihat keren, hmmmm... 😕
 

Berbagai pose gendong yang dapat dilakukan dengan hipseat

 

Setelah mempertimbangan ini dan itu, jatuhlah pilihan saya kepada Mooimom LightWeight HipSeat Carrier berwarna abu-abu ini. Biar suami saya lebih keren lagi sengaja saya pilihkan warna tersebut hihihi 😁. Selain warna grey juga banyak macam warna lainnya, seperti navy, peach dan tiffany blue (kayak tosca gitu sih menurut saya). Yang saya suka dari hipseat mooimom ini adalah selain desainnya yang di klaim sudah ergonomis juga bahannya yang halus banget karena terbuat dari 100% pure cotton. Kemudian juga enteng jadi gak nambah-nambahin beban berat lagi. Serta hipseat/ atau dudukannya yang cukup nyaman jadi si anak berasa seperti sedang duduk di kursi dan kakinya gak menggantung, sehingga bisa mencegah bentuk O pada paha anak. Hipseat/ dudukannya ini juga bisa dilepas loh, kalau sewaktu-waktu gendongannya mau dicuci.

 


Untuk melihat spesifikasi lebih detail tentang Mooimom LightWeight HipSeat Carrier ini bisa kunjungi/ klik link berikut : Detail Mooimom LightWeight HipSeat Carrier.

Kelebihan lain menggendong dengan hipseat ini juga bisa mengurangi tangan pegal dan sakit pinggang, karena terdapat waistband (penyangga dibagian pinggang) yang dilengkapi dengan perekat dan pengunci yang dapat mempertahankan postur tubuh si penggendong. Sehingga menggendong gak lagi condong ke depan/ condong ke belakang kayak lagi kayang 😅.

Memang sih, terkadang soal gendong menggendong bisa memicu perdebatan dikalangan berbagai pihak terkait usia yang tepat untuk menggendong dengan baby carrier. Tetapi bagi saya, selama anak tersebut sudah mampu digendong dalam berbagai pose alias tulang leher dan badannya sudah siap dan seimbang seperti Abimanyu yang usianya sudah di atas satu tahun, saya kira gendongan model hipseat ini bisa menjadi alternatif yang tepat. Karena bisa mempermudah si penggendong juga untuk lebih nyaman menahan beban berat anak yang semakin berat. Kalau untuk hipseat mooimom ini sih di klaim bisa digunakan dari usia anak 3-36 bulan dan mampu menahan berat badan anak sampai 20kg. Asal emak bapaknya gak pegel aja ye, 20kg digendong cyiiin. Kebayang dah tuh! 😆

Oiya, kalau kamu tertarik juga buat memiliki hipseat dari mooimom ini bisa langsung aja ceki-ceki websitenya www.mooimom.id, Facebook fanpagenya Mooimom atau bisa juga lihat foto-foto dan testimoni produk-produk mooimom di Instagramnya @mooimom.id . Yang jelas kalau untuk saya, hipseat mooimom ini recommended 👍.
 

Sebelum dicobain papah, mama cobain dulu yuk Bim! hihihi... (ternyata waistband-nya serasa kayak korset bisa nyangga perut saya bahahaha...)


Iyes, karena posisinya saya sedang hamil jadi saya belum berani memakai gendongan ini untuk posisi didepan. Foto di atas juga sebatas mencoba, nyaman atau tidak karena sejak perut mulai membesar saya tidak berani lagi untuk berlama-lama menggendong. Ternyata not bad, pakai hipseat praktis amaaat ya 👍😅.

Suami saya pasti seneng banget besok nih kalau pulang pakai gendongan baru kalau ngajakin si Abim jalan-jalan hihi... Besok saya update lagi ya untuk fotonya, siapa tahu pada penasaran jadi sekeren apa sih ayah yang menggendong buah hatinya HAHAHA...

Nah, buat para suami budayakan bantuin istri mengurus si buah hati. Yuk! Minimal bisa gantiin gendonglah kalau istrinya pengen me time 😝. Kan jaman sekarang gendongan banyak yang praktis seperti model hipseat mooimom ini, tinggal slup HAHAHA... Selain untuk dipakai si ibu juga very recommended deh buat dipakai para suami 👌, gak ada lagi istilah gak bisa gendong karena gak tau caranya dan takut gendong pakai kain jarik ya 😝. Karena sudah tahukan sekarang manfaat seorang ayah menggendong buah hatinya? (modus 😅)

 

OK deh, semoga postingan sekaligus curhatan modus saya biar suami rajin gendong ini bermanfaat ya 😄. Bye!
 

Share IconBagikan Testimony

Share with Facebook