mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Janin Tidak Berkembang, Waspadai Berbagai Penyebabnya Ini

Janin Tidak Berkembang, Waspadai Berbagai Penyebabnya Ini

Setelah menikah, momen yang paling ditunggu oleh sepasang suami istri adalah kehadiran seorang anak di tengah-tengah keluarga. Selama masa kehamilan, penting untuk ibu hamil menjaga kesehatan, karena kehamilan yang sehat menandakan bahwa janin di dalam kandungan pun juga sehat. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai ibu hamil adalah janin tidak berkembang. Senam kegel untuk ibu hamil agar persalinan lancar.

Dilansir dari laman WebMD, janin tidak berkembang secara medis disebut sebagai blighted ovum atau kehamilan kosong. Kondisi ini terjadi apabila sel telur di dalam rahim sudah dibuahi, tapi tidak berkembang ke tahap selanjutnya menjadi embrio (bakal janin) sehingga kantung kehamilan kosong. Penyebab janin tidak berkembang adalah kualitas sperma yang kurang baik, infeksi, konsumsi alkohol atau adanya kelainan bentuk rahim.

 

Baca juga: Waspadai 5 Tanda Janin Tidak Berkembang

 

Penyebab Janin Tidak Berkembang

Umumnya pada kehamilan normal, sel telur yang telah dibuahi akan membelah dan membentuk embrio pada hari ke-10. Plasenta mulai berkembang dan terjadi peningkatan hormon kehamilan. Mengutip dari American Pregnancy Association, kondisi janin tidak berkembang biasanya terjadi di trimester pertama dan sebelum ibu menyadari bahwa dirinya sedang hamil. 

Pada kasus janin tidak berkembang, sel telur yang telah dibuahi (zigot) gagal membelah diri menjadi embrio. Kehamilan kosong juga bisa terjadi ketika pembelahan sel zigot berhenti setelah menempel pada dinding rahim. Lalu apa penyebab lain janin tidak berkembang? Berikut ini adalah penyebab lainnya:

1. Terdapat Masalah pada Kromosom

Menurut laman yang dilansir Mayo Clinic, janin tidak berkembang biasanya disebabkan oleh masalah kromosom. Hal ini menjadi penyebab dari sekitar 50% keguguran pada trimester pertama. Tubuh wanita hamil mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tidak berusaha melanjutkan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi yang sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang tidak normal, atau kualitas sperma atau sel telur yang buruk. 

2. Plasenta Tidak Berfungsi Secara Optimal

Plasenta memiliki fungsi penting untuk janin yaitu untuk mengirimkan suplai nutrisi dan oksigen untuk janin. Saat plasenta tidak mampu melaksanakan tugasnya selama kehamilan dengan optimal, kesehatan janin yang sedang Moms kandung bisa terancam. Janin tidak bisa mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan. Efeknya, janin tidak berkembang dengan optimal.

 

Baca juga: Mengenal Plasenta, Sangat Penting namun Berisiko Mengalami Gangguan

 

3. Faktor Hormonal

Faktor hormonal pada ibu hamil juga dapat menjadi penyebab janin tidak berkembang. Faktor hormonal tersebut seperti Kadar hormon progesteron pada ibu hamil yang rendah, adanya gangguan endokrin yang merupakan kumpulan kelenjar penghasil hormon-hormon, disfungsi kelenjar tiroid sebagai tempat penyimpanan hormon, serta sindrom polikistik ovarium (PCOS). Selengkapnya mengenai PCOS yang merupakan gangguan hormon pada wanita bisa dibaca di sini.

4. Infeksi pada Ibu Hamil

Penyebab janin tidak berkembang selanjutnya adalah adanya infeksi yang dialami oleh ibu hamil, dan janin akan ikut terinfeksi juga. Macam-macam infeksi tersebut seperti sifilis (infeksi bakteri menular seksual), cytomegalovirus (infeksi virus yang memiliki dampak signifikan ketika kekebalan tubuh lemah selama kehamilan) dan toksoplasmosis (infeksi dengan parasit yang ditularkan terutama melalui kontak dengan hewan). Infeksi-infeksi ini juga bisa menimbulkan risiko keguguran, gangguan penglihatan dan pendengaran.

5. Faktor Genetik

Faktor genetik juga bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang. Jika ibu atau saudari Moms ada yang pernah mengalami kondisi janin tidak berkembang, maka kemungkinan kondisi ini juga akan terjadi pada Moms. Kondisi kelainan genetik ini dipengaruhi oleh pembelahan sel yang tidak normal, seperti adanya gangguan gen tunggal, pernikahan sedarah yang menyebabkan keragaman genetik pada DNA janin sangat minim dalam karena DNA turunan dari ayah dan ibunya adalah mirip, serta kerusakan DNA pada sperma

6. Preeklampsia pada Ibu Hamil

Preeklampsia adalah kondisi komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah (hipertensi) disertai dengan adanya kandungan protein dalam urine. Preeklampsia menyebabkan pembuluh darah menjadi mengerut yang kemudian akan memengaruhi pertumbuhan janin karena adanya pembatasan aliran darah ke plasenta. Janin yang sedang berkembang pun akan mendapatkan lebih sedikit oksigen dan nutrisi dari yang seharusnya, sehingga berisiko tidak berkembang dengan optimal.

 

Baca juga: Preeklampsia Ringan, Yuk Moms Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya!

 

Selama masa kehamilan, Moms harus menjaga kesehatan dan mengonsumsi suplemen kehamilan yang sesuai dengan resep dokter. Salah satunya yaitu mengonsumsi PRENAVITA Milk Vanilla Flavoured Powder Drink yaitu minuman suplemen kehamilan yang mengandung banyak nutrisi vitamin yang tentunya bermanfaat untuk kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan. Produk ini bisa didapatkan di official website MOOIMOM. Dengan mengonsumsi suplemen kehamilan, Moms dapat menghindari hal-hal tidak baik selama hamil seperti janin tidak berkembang.

Bagikan Artikel: