mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Keringat Dingin pada Bayi, Moms Harus Waspada dengan Penyebabnya

Keringat Dingin pada Bayi, Moms Harus Waspada dengan Penyebabnya

Berkeringat adalah cara alami tubuh dalam menyesuaikan diri dengan suhu di lingkungan sekitarnya. Akibat tinggal di negara tropis, kita tak bisa menghindar dari rasa gerah. Itu pula yang dirasakan bayi kita. Pada bayi, keringat biasanya akan menimbulkan ruam atau biang keringat yang disebabkan oleh banyak hal. Hal ini adalah normal terjadi karena berkeringat adalah cara alami tubuh dalam menyesuaikan diri dengan suhu di lingkungan sekitarnya.

Keringat dingin atau diaforesis adalah keringat yang muncul bukan disebabkan oleh olahraga atau cuaca panas. Jika Moms pernah melihat si kecil berkeringat padahal tubuhnya terasa dingin, itu mungkin menandakan keringat dingin pada bayi. Meskipun terlihat biasa, namun kondisi ini bisa menjadi gejala dari penyakit serius yang mungkin sedang diderita oleh bayi, terlebih jika keringat dingin tersebut mengalir cukup deras hingga basah kuyup dan menyebabkan bayi tampak lemas.

 

Baca juga: Bayi Berkeringat Saat Tidur, Apakah Normal atau Berbahaya?

 

Penyebab Keringat Dingin pada Bayi

Dilansir dari laman Healthline, diaforesis adalah istilah medis yang digunakan untuk mendeskripsikan keringat berlebihan dan abnormal dalam kaitannya dengan lingkungan dan tingkat aktivitas. Diaforesis atau keringat dingin ini cenderung memengaruhi atau mengalir di seluruh tubuh, bukan hanya di bagian tubuh tertentu saja. Kondisi ini kadang juga disebut hiperhidrosis sekunder.

Keringat dingin umumnya dialami bayi karena tubuhnya belum mampu mengatur suhu tubuh dengan baik. Keringat dingin dapat muncul di beberapa bagian tubuh, seperti telapak kaki dan tangan atau ketiak. Akan tetapi, keringat dingin terkadang juga bisa terjadi ketika bayi terkena penyakit atau masalah kesehatan tertentu. Oleh karena itu, Moms juga harus selalu waspada terhadap penyebab keringat dingin dengan alasan medis, antara lain:

1. Sleep Apnea

Sleep apnea adalah suatu kondisi saat pernapasan seseorang berhenti selama 20 detik atau lebih saat tidur. Kondisi ini memang jarang terjadi pada bayi, namun bayi yang lahir prematur memiliki risiko tinggi untuk mengalami sleep apnea. Hal ini menyebabkan bayi mengalami hiperhidrosis, karena bayi yang mengalami sleep apnea akan membuka mulut, mengorok, dan tersengal-sengal seperti berusaha mengambil napas saat tidur.

2. Hiperhidrosis

Hiperhidrosis adalah sebuah kondisi saat seseorang mengalami keringat berlebih. Hiperhidrosis pada bayi terjadi ketika bayi mengeluarkan keringat berlebih di bagian kepala, tangan dan kaki mereka. Hal itu disebabkan karena di bagian-bagian tersebutlah terdapat banyak kelenjar keringat. Selengkapnya terkait hiperhidrosis pada bayi bisa dibaca di sini.

3. Penyakit Jantung Bawaan

Penyebab hiperhidrosis yang perlu Moms khawatirkan adalah penyakit jantung bawaan. Pasalnya, bayi yang memiliki kelainan jantung bawaan akan cenderung mengeluarkan keringat berlebihan atau hiperhidrosis karena jantungnya harus bekerja lebih keras agar dapat memompa darah secara efisien. Gejala lain dari penyakit jantung bawaan pada bayi bisa dibaca di sini.

4. Kekurangan Oksigen pada Tubuh

Keringat dingin dapat muncul sebagai respons tubuh ketika otak kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen atau hipoksia pada bayi bisa disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu, misalnya sesak napas, infeksi berat, anemia, dan cedera kepala saat lahir. Posisi tidur yang tidak benar dapat menutup jalur pernapasan sehingga bayi kekurangan oksigen dan bahkan juga bisa berujung pada sindrom kematian bayi secara mendadak atau SIDS.

 

Baca juga: Bayi Tidur Nyenyak dan Berkualitas, Ini 3 Tipsnya

 

5. Infeksi

Salah satu infeksi yang bisa menyebabkan keringat dingin pada anak adalah sepsis. Sepsis adalah infeksi bakteri atau virus di dalam darah. Kondisi ini bisa membuat darah menggumpal dan membuat aliran darah di dalam tubuh tidak lancar, sehingga organ dan jaringan tubuh kesulitan mendapatkan darah dan oksigen. Bayi yang mengalami sepsis bisa mengalami keringat dingin dengan disertai gejala lain, seperti kejang, demam, lemas, tidak mau menyusu, sesak napas, dan pucat.

6. Bayi Mendapat Mimpi Buruk

Meskipun tidak ada yang tahu pasti kapan bayi mulai bisa mendapatkan mimpi buruk, namun berdasarkan laman yang dilansir oleh Healthline, beberapa bayi mungkin mulai mengalami mimpi buruk sejak usia 18 bulan, dan lebih mungkin terjadi pada anak-anak mulai usia 2 hingga 4 tahun. Mimpi buruk yang muncul saat si bayi tidur itulah yang biasanya menimbulkan rasa takut. Dari rasa takut inilah, keringat dingin yang diikuti oleh tangisan tidak nyaman dan ketakutan keluar dari bayi.

Moms, itulah informasi terkait penyebab keringat dingin yang harus Moms waspadai. Untuk mengetahui kejelasan lebih lanjut mengenai kesehatan bayi secara pasti, alangkah lebih baik jika Moms segera memeriksakan bayi ke dokter anak. Hal ini dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah di kemudian hari, mengingat keringat dingin pada bayi adalah gejala untuk beberapa penyakit.

Bagikan Artikel: