mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Kenali Ciri Anak Autis Sejak Dini, Segera Konsultasi dengan Ahli!

Kenali Ciri Anak Autis Sejak Dini, Segera Konsultasi dengan Ahli!

Menurut angka dari data yang dikeluarkan oleh WHO, autisme terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Jumlah yang cukup banyak, bukan? Autisme merupakan gangguan perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. 

Seseorang yang mengalami autisme umumnya akan mengalami gangguan perilaku dan akan membatasi minatnya terhadap suatu hal. Gejala atau ciri-ciri autis sebenarnya bisa terlihat dari sejak seseorang masih bayi, seperti contoh jarang melakukan kontak mata atau kurang responsif ketika namanya dipanggil.

Risiko terjadinya autisme dapat meningkat oleh beberapa faktor, misalnya faktor genetik, faktor lingkungan sekitar, paparan asap rokok, mengalami infeksi, efek samping dari obat-obatan, serta gaya hidup yang tidak sehat selama kehamilan.


Umumnya, gejala autisme itu sendiri biasanya mulai terlihat lebih jelas saat anak memasuki usia 2-4 tahun. Gejala autisme sangat beragam pada setiap anak yang mengalaminya. Namun, ada beberapa karakteristik secara umum yang menjadi ciri-ciri anak autis yang bisa dikenali sejak dini. Simak dibawah ini yuk, Moms!

Karakteristik Anak Autis yang Bisa Dikenali

1. Kesulitan Berkomunikasi
Salah satu masalah utama yang dialami anak autis yaitu masalah komunikasi. Anak autis biasanya akan sulit bicara, menulis, membaca, dan memahami bahasa isyarat seperti menunjuk sesuatu atau melambaikan tangan. Semua kondisi ini bisa membuatnya sulit untuk menyampaikan perkataan dan memahami maksud dari sebuah perkataan yang disampaikan oleh orang lain. 

Inilah alasan cukup sering anak autis mengucapkan satu kata secara berulang atau mengucapkan sesuatu dengan nada tertentu seperti orang yang sedang bersenandung.

2. Gangguan dalam Hubungan Sosial
Ciri-ciri anak autis berikutnya yaitu sulit bersosialisasi. Tidak jarang anak yang mengalami autisme lebih sering terlihat seru dengan dunianya sendiri, sehingga sulit terhubung dengan orang-orang sekitarnya yang mencoba mengajaknya bicara atau bermain. Anak autis juga terlihat kurang responsif atau sensitif terhadap keadaan sekitar atau perasaan orang lain.

Itu sebabnya, anak autis lebih sulit untuk berteman atau bermain dengan orang lain. Anak autis juga terbilang sulit fokus terhadap suatu objek yang sedang dibicarakan dalam suatu waktu.

Baca Juga: Bayi Menangis Berjam-Jam Tanpa Henti, Benarkah Sedang Kolik?

3. Gangguan Perilaku
Selain dua karakteristik diatas, ada beberapa pola perilaku yang biasanya ditunjukkan oleh anak yang mengalami autisme, diantaranya:

- Marah, tertawa, atau menangis tanpa sebab yang jelas
- Hanya menyukai makanan tertentu saja
- Nada bicaranya tidak biasa, misalnya hanya datar saja
- Sering menghindari kontak mata dan kurang menunjukkan ekspresi
- Melakukan tindakan atau gerakan tertentu secara berulang, misalnya memutarkan badan atau mengayunkan tangan
- Memiliki bahasa tubuh yang cenderung kaku
- Hanya menyukai objek tertentu
- Sulit berbagi mainan atau barang dengan orang lain

Ciri-ciri anak autisme yang lainnya terkadang bisa juga dalam bentuk seperti gangguan pendengaran, gangguan cemas, depresi pada anak, serta reaksi trauma akibat kekerasan yang pernah dialami. 

Oleh sebab itu, jika mencurigai gejala-gejala autis pada anak sebaiknya segera memeriksakan ke dokter anak. Dokter akan memberikan evaluasi tumbuh kembang anak dan juga menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lain, seperti tes pendengaran, tes genetik, dan konsultasi psikologi anak.

Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk menyembuhkan autisme pada anak. Namun, ada metode terapi yang dapat membantu meningkatkan kemampuan anak yang mengalami autis dalam berkomunikasi, interaksi, maupun belajar. 

Meskipun demikian, gejala autisme tidak selamanya berdampak buruk. Tidak sedikit anak yang mengalami autisme ternyata mempunyai bakat atau kelebihan pada bidang tertentu, seperti mampu belajar dengan teliti, mampu mengingat banyak hal, tertarik pada bidang seni ataupun menggambar. 

Baca Juga: Bayi Isap Jari, Amankah untuk Tumbuh Kembangnya?

Tips Komunikasi yang Baik dengan Anak Autis

Tentu bukan hal yang mudah berkomunikasi dengan anak autis. Namun, dukungan dari orang-orang sekitar terutama keluarga akan sangat berarti dan membantunya. Simak beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan anak autis:

- Biasakan berbicara dengan kalimat yang jelas dan perlahan dengan jeda diantara setiap kata
- Berikan waktu kepada anak untuk memahami setiap perkataan
- Iringi kata yang diucapkan dengan gerakan tubuh sederhana
- Selalu panggil anak dengan namanya

Sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri anak yang menderita autis agar dapat diberikan penanganan yang tepat sedini mungkin. Sehat selalu untuk Moms dan si Kecil, ya!


 

Bagikan Artikel: