mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Bayi Menangis Berjam-Jam Tanpa Henti, Benarkah Sedang Kolik?

Bayi Menangis Berjam-Jam Tanpa Henti, Benarkah Sedang Kolik?

Rewel dan menangis adalah hal yang wajar bagi bayi, terutama selama tiga bulan pertama kehidupannya. Tapi, rewel dan menangis karena kolik berbeda. Beberapa cirinya, antara lain tangisan intens yang mungkin lebih menyerupai teriakan atau ekspresi kesakitan, bayi menangis tanpa alasan, bayi rewel secara ekstrem--bahkan setelah tangisnya berkurang.

Si Kecil juga akan menangis dan rewel di waktu yang bisa diprediksi, seperti malam-malam sebelumnya. Saat menangis, tubuh bayi akan tampak tegang, seperti kaki ditarik ke atas, lengan kaku, tangan mengepal, punggung melengkung, atau perut yang tegang.

 Moms, kolik pada bayi bukanlah suatu jenis penyakit. Kolik secara umum didefinisikan sebagai kondisi bayi menangis selama tiga jam atau lebih sehari, tiga hari atau lebih dalam seminggu, selama tiga minggu atau lebih.

Kolik terjadi pada malam hari, saat ayah dan ibu juga sudah lelah beraktivitas seharian. Sehingga bisa dibayangkan situasinya, akan sangat melelahkan baik bagi Si Kecil maupun orang tuanya. Penelitian menunjukkan hubungan antara kolik dengan kesejahteraan mental orang tuanyya. Seperti meningkatnya risiko depresi ibu setelah melahirkan, kegiatan menyusui terhenti, muncul perasaan bersalah, marah, dan tidak berdaya.

Baca juga: Ketika Baby Blues Melanda Sang Ayah

Penyebab Kolik pada Bayi

Para ahli sampai saat ini belum bisa mendefinisikan secara persis penyebab kolik, karena sulit memahami mengapa dimulai pada akhir bulan pertama kehidupan, bagaimana terjadi tidak pada semua bayi, mengapa kolik terjadi waktu tertentu dan selesai sendiri pada waktunya. Dengan berbagai penelitian, para ahli mencoba menganalisis berbagai kemungkinan.

  • Kolik disebabkan sistem pencernaan bayi yang belum matang.
  • Ketidakseimbangan bakteri sehat di saluran pencernaan.
  • Bayi memiliki alergi atau intoleransi makanan.
  • Bisa jadi Si Kecil kurang makan, berlebihan makan, atau belum sendawa setelah makan.
  • Bentuk awal migrain pada anak.
  • Bayi mengalami stres atau kecemasan.
  • Kebiasaan ibu merokok selama hamil.

Cara Mengatasi Kolik pada Bayi

Setelah memahami gejala dan penyebabnya, Moms perlu mempersiapkan diri jika Si Kecil kolik. Berikut ini beberapa cara yang dapat membantu Moms menenangkan Si Kecil saat ia mengalami kolik.

  1. Tenangkan Si Kecil dengan Gerakan

Gerakan membantu menenangkan Si Kecil yang kolik. Moms dapat berjalan dengan menggendongnya. Atau, Moms dapat meletakkan dan menggoyang bayi dalam ayunan atau kereta dorong. Gerakan yang lembut dapat menghentikan tangis bayi. Jika gagal, Moms bisa mengajak ayah mengendarai mobil dan jalan-jalan sebentar. Letakkan Si Kecil di kursi duduknya atau carseat dan biarkan dia menikmati sensasi gerakan mobil yang bergerak.

  1. Gunakan Suara

Banyak bayi merespon suara untuk menenangkan dirinya sendiri. Kebanyakan bayi menyukai suara yang menyerupai suara detak jantung yang ia dengar di dalam rahim. Suara-suara seperti itu atau lazim disebut white noise, dapat ditemui pada suara mesin pengering pakaian, blender atau kipas angin. Jika kurang bisa menenangkan bayi, Moms bisa mencoba memutar musik klasik di samping tempat tidur.

  1. Tenangkan Indera Si Kecil

Cahaya dan suara yang terang dapat membuat bayi kolik kewalahan. Cobalah membaringkan bayi telentang di ruangan yang gelap dan sunyi, beri selimut agar nyaman. Moms dapat juga membaringkan Si Kecil di pangkuan, usap punggung atau pijatlah secara lembut. Moms juga bisa mencoba meletakkan air hangat di perut bayi. Atau, biarkan bayi berendam sebentar di bak air hangat.

Baca juga: Cara Menenangkan Bayi Menangis

  1. Susui Bayi Sebelum Lapar

Moms, sebaiknya susui bayi sebelum ia terlalu lapar. Bayi yang kelaparan cenderung minum ASI terlalu lahap sehingga banyak meminum udara. Udara yang berlebihan akan terjebak di perut membuat bayi kembung dan tidak nyaman.

  1. Sering Membuat Bayi Sendawa

Dengan membuat bayi sendawa setelah menyusu akan membuat perutnya nyaman. Jika menyusu dari payudara, setiap hendak beralih, sendawakan bayi dulu. Apabila bayi minum dari botol, sendawakan bayi tiap 30 ml ASI atau susu yang telah terminum.

  1. Hindari Pemicu Alergi

Apabila Si Kecil memiliki alergi atau intoleransi makanan tertentu, sebaiknya Moms menghindari mengonsumsi makanan tersebut supaya tidak memengaruhi bayi saat menyusu. Misalnya saja pada bayi yang alergi produk susu dan turunannya.

Bagikan Artikel: