mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Jadi Perdebatan, Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap?

Jadi Perdebatan, Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap?

Betapa menyenangkan sekaligus menenangkan ketika melihat Si Kecil tidur tengkurap. Ia tampak pulas, menikmati kehidupan awalnya di luar rahim.

Namun, Moms, sebaiknya bayi tak dibiarkan tidur tengkurap, ya. Apalagi sebelum memasuki usia enam bulan. Atau, setidak-tidaknya sampai ia mampu, secara mandiri, berguling dan tengkurap. Loh, kenapa?

Pada bayi, posisi tidur tengkurap erat kaitannya dengan sudden infant death syndrome ( SIDS). Hingga kini, kematian mendadak pada bayi ini tak bisa secara langsung diketahui penyebab pastinya. Faktor risiko SIDS baru akan diketahui sesudah dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh. Pemeriksaan termasuk lokasi kejadian, autopsi serta riwayat penyakit yang mungkin diderita kedua orang tuanya.

Lebih lanjut mengenai SIDS, bisa dibaca di sini, ya.  Kemudian, selain SIDS, penyebab kematian bayi yang berkaitan dengan tidur tengkurap antara lain infeksi, gangguan irama jantung, trauma serta sulit bernapas akibat terbekap.

Berikut beberapa risiko akibat tidur tengkurap pada bayi:

  • Asupan oksigen terbatas

Ketika bayi tidur tengkurap, posisi wajahnya bersebelahan langsung dengan permukaan atas kasur. Akibatnya, sirkulasi udara menjadi buruk. Oksigen yang dihirup termasuk terbatas. Ia lebih banyak menghirup karbondioksida yang, kemudian, diembuskan kembali.

Baca juga: Posisi Tidur yang Baik dan Tepat untuk Bayi

  • Pernapasan terganggu

Tidur tengkurap berpotensi menyebabkan bayi kesulitan bernapas. Jika dibiarkan, lama-kelamaan bayi, dalam kondisi paling buruk, akan mati lemas. Tidur miring pun ada risikonya, Moms. Simak dalam artikel ini, ya.

  • Panas berlebih

Tubuh bayi baru lahir sangat peka terhadap perubahan suhu udara. Dibandingkan orang dewasa, bayi dapat empat kali lipat memasok sekaligus kehilangan panas tubuh. Tidur tengkurap dapat mengusik proses pembuangan panas tubuh. Sehingga, suhu tubuhnya akan meningkat. Panas berlebih pada bayi berpotensi memicu dehidrasi dan demam.

Bagikan Artikel: