mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Bahaya Dehidrasi Selama Kehamilan

Bahaya Dehidrasi Selama Kehamilan

Untuk seseorang yang sedang hamil, kebutuhan air merupakan suatu hal yang penting dan besar dibandingkan sebelum hamil karena saat hamil bukan hanya Moms membutuhkan cairan, tetapi janin juga. Cairan di kantong ketuban dan kelancaran produksi ASI juga didukung oleh asupan cairan yang optimal. Selain itu, air juga digunakan untuk membentuk plasenta yang berfungsi mengantarkan gizi kepada janin agar bisa tumbuh sehat dan memperoleh sel darah yang ideal.

Dilansir dari suatu sumber, apabila cairan yang keluar dari tubuh melalui urine, keringat, dan juga feses tidak diganti dengan asupan air yang cukup, maka tubuh bisa mengaami dehidrasi. Kondisi ini dapat mengundang sejumlah risiko kesehatan, terutama bagi Moms yang sedang hamil. Dehidrasi selama kehamilan dapat mengakibatkan komplikasi serius.

Baca juga: Memilih Sepatu Yang Aman Untuk Ibu Hamil

Berikut ini adalah beberapa bahaya dehidrasi selama kehamilan:

  • Air ketuban terlalu sedikit

Air ketuban diperlukan untuk memberikan ruang gerak serta bantalan untuk melindungi janin selama berada di dalam kandungan. Air ketuban yang sedikit dapat mempengaruhi pertumbuhan janin di dalam kandungan, bahkan keguguran atau kematian janin dalam rahim

  • Persalinan prematur

Dehidrasi selama kehamilan juga memicu kontraksi rahim yang biasanya berlangsung selama 1-2 menit. Kontraksi semacam ini umumnya terjadi pada trimester ketiga, namun bisa juga pada trimester kedua. Apabila Moms mengalami kontraksi ini secara berulang-ulang, artinya dapat memungkinkan bahwa Moms mengalami dehidrasi. Moms perlu lebih memperhatikan konsumsi air secara lebih optimal karena dehidrasi pada trimester ketiga dapat menyebabkan kontraksi yang bisa memicu persalinan prematur.

Baca juga: Apakah Kebiasaan Mengempeng Baik Untuk Bayi?

  • Komplikasi yang sangat serius

Selain kondisi diatas, komplikasi kehamilan yang bisa terjadi bila Moms mengalami dehidrasi adalah produksi ASI yang sedikit, bayi Moms dapat mengalami cacat lahir ataupun cacat pada sistem syarafnya

  • Kematian pada bayi atau ibu

Apabila dehidrasi yang dialami sudah tergolong berat, kematian merupakan risiko dan dampak terburuk yang dapat terjadi

 

Baca juga: Cara Mengatasi Ibu Hamil Susah Tidur

Untuk mengurangi risiko diatas, Moms harus memenuhi kebutuhan air dan waspadai tanda-tanda dehidrasi. Cara yang paling baik untuk mengecek apakah Moms mengalami defisiensi cairan atau tidak adalah dengan memperhatikan warna urin. Apabila warnanya kuning gelap, berarti Moms kurang minum. Sebaliknya apabila warna urin semakin jernih, berarti pasokan cairan tubuh makin optimal.

Disamping itu, Moms yang sedang hamil cenderung merasa kepanasan bisa dianggap sebagai tanda-tanda umum dehidrasi. Ini dikarenakan tubuh kesulitan mengatur suhu tubuh apabila kurang minum air. Sebagai efeknya, tubuh Moms rentan mengalami kepanasan. Selain itu, Moms juga harus mengenali tanda-tanda dehidrasi ringan dan juga berat. Pada kondisi dehidrasi tingkat ringan hingga menengah, Moms masih bisa tangani sendiri di rumah dengan cara memenuhi kebutuhan air minum dan juga istirahat yang cukup.

Bagikan Artikel: