mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Bolehkah Bayi diberi Air Putih?

Bolehkah Bayi diberi Air Putih?

Banyak hal yang harus Moms pelajari saat memiliki bayi yang baru saja lahir. Tak hanya mempersiapkan perlengkapan bayi yang lucu saja, ternyata Moms juga harus punya banyak perbekalan tentang bagaimana cara mengurus bayi yang baik dan benar. Saat mengurus si kecil, akan ada banyak orang yang ikut andil dan ikut campur serta memberikan banyak saran kepada Moms. Namun perlu Moms ketahui bahwa Moms sendiri harus memiliki pendirian teguh supaya tak ikut arus. Jangan lupa juga untuk bisa membedakan mana mitos dan fakta ya Moms. Salah satu topic yang akan menjadi perdebatan seru antara Moms dan keluarga nantinya adalah tentang pemberian air putih kepada si kecil. Ada yang mengatakan boleh, ada juga yang melarang. Ini dia penjelasan selengkapnya. Baca juga : Menyusui Sambil Main Gadget? Hindari yuk Moms!

 

Dikutip dari berbagai sumber, pemberian air putih kepada bayi yang kebetulan masih ASI eksklusif tak disarankan hingga usianya menginjak enam bulan. Pada usia tersebut juga si kecil baru diperbolehkan mengkonsumsi makanan pendamping ASI. Karena kondisi bayi satu dan lainnya berbeda, maka Moms dilarang untuk menyamakan perkembangan bayi Moms dengan lainnya.

 

Rekomendasi dari badan kesehatan dunia (WHO) mengungkapkan bahwa si kecil sebaiknya diberi ASI minimal 6 bulan dan pada saat itu ia tak membutuhkan air putih tambahan karena ASI adalah makanan sekaligus minuman dengan nutrisi dan gizi terbaik untuknya. Pemberian ASI memang sebaiknya dilakukan, namun apabila kondisi tak memungkinkan untuk menyusui, maka si kecil dapat diberikan susu formula sebagai alternative lain. Meski begitu, tetaplah berusaha supaya si kecil diberi ASI ya!

 

Ada banyak dampak buruk yang akan ditimbulkan apabila si kecil diberikan air putih sebelum waktunya, berikut ini beberapa contoh dampak buruk yang mungkin terjadi :

 

  1. Bisa mengalami gangguan pada fungsi ginjalnya

 

Pada usia 0 – 6 bulan, ginjal si kecil masih belum sempurna sehingga tetap butuh perawatan extra dengan menghindari hal – hal yang mungkin berbahaya untuk ginjalnya. Ginjal berfungsi untuk mengatur asupan cairan atau elektrolit dalam tubuh, maka apabila kinerja ginja dirasa belum sempurna  dan sudah diberikan air putih, kemungkinan yang dapat terjadi adalah si kecil akan mengalami kelebihan air atau bisa jadi keracunan air. Hal ini disebabkan karena banyaknya air yang masuk tak sama dengan air yang keluar. Dikutip dari Nakita, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jennifer Anders dari John Hopkins Children's Center di Baltimore Amerika Serikat membuktikan, pemberian air pada bayi di bawah enam bulan berisiko mengakibatkan keracunan (intoksikasi). Gejala tersebut ditandai dengan suhu tubuh rendah, wajah bengkak, hingga dapat menimbulkan kejang.

 

  1. Pemberian air putih bisa menyebabkan munculnya resiko gizi buruk

 

Ternyata, apabila bayi diberi air putih saat sedang ASI eksklusif, maka keinginan menyusu pada ibunya dapat menurun bahkan bisa berhenti sebelum waktunya. Jangan takut si kecil kehausan Moms, karena pada dasarnya ASI Moms sendiri mengandung air sebanyak 80%, maka ASI sendiri sudah cukup untuk kebutuhan air pada tubuh sang bayi. ASI sendiri punya banyak zat ampuh untuk membuat pertumbuhan si kecil menjadi lebih baik dan normal. Pemberian air putih sebelum waktunya, akan membuat tubuh si kecil susah saat menyerap nutrisi pada susu yang ia minum. Baca juga : Kenali Apa itu SIDS Supaya Lebih Waspada

 

  1. Air putih bisa menyebabkan diare pada bayi yang masih aktif menyusui

 

Kembali lagi pada kondisi ginjal si kecil yang masih belum benar – benar sempurna. Hal ini bisa menyebabkan ia juga diare Moms. Kondisi ini diakibatkan karena bisa jadi air putih yang si kecil konsumsi tidak memiliki kualitas yang baik, ada bakteri dalam air tersebut, atau peralatan minumnya yang kurang steril. Pemberian air minum kemasan juga tak disarankan karena beberapa air minum kemasan memiliki kandungan yang tak baik. Resiko berkuranganya elektrolit dalam tubuh si kecil juga cukup besar karena elektrolit akan terbuang bersamaan dengan saat si kecil buang air kecil. Jika banyak elektrolit yang keluar maka si kecil juga akan mengalami resiko negative yang bereaksi pada tubuhnya terutama jantung, ginjal, paru-paru, dan perkembangan otaknya.

Nah Moms, lebih bijak lagi untuk menyaring informasi yang ada yuk? Jika Moms ragu, sebaiknya Moms segera konsultasikan hal tersebut pada dokter ya! Baca juga : Menjadi Ibu Baru Tidak Mudah. Ini Cara Mengatasinya!

Bagikan Artikel: