mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Menjadi Ibu Baru Tidak Mudah. Ini Cara Mengatasinya!

Menjadi Ibu Baru Tidak Mudah. Ini Cara Mengatasinya!

Sepertinya setiap ibu akan merasakan hal yang sama dan berpikir bahwa menjadi orang tua adalah hal yang sungguh menyulitkan. Ini memang hal yang luar biasa da nada banyak cara untuk mengatasinya, tapi terkadang hal ini berubah menjadi hal yang sia-sia.

Bayangkan jika Anda sedang sangat sakit kepala, suami Anda harus bekerja lembur, dan bayi Anda terus menangis karena lapar dan terus menerus rewel. Tapi, Anda masih begitu pusing dan Anda tahu Anda baru bias beristirahat setelah suami Anda dating, namun saat itu juga Anda harus tetap terjaga untuk menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya atau sekedar membersihkan popok si kecil.

Atau bayangkan apabila teman Anda telah mengajak Anda untuk pergi ke salon setelah pulang kerja, dan Anda memang sedang membutuhkan hal tersebut, tapi secepat apapun Anda berusaha menyelesaikan pekerjaan Anda, Anda tetap menemukan kendala bahwa tak ada tempat penitipan anak yang buka pada malam hari. Dan menjadwal ulang rencana Anda dan teman Anda tetap tidak dapat dilakukan, akhirnya Anda harus melewatkannya.

Atau mungkin Beyonce datang ke kota Anda untuk menjalani serangkaian tur-nya dan ini adalah kesempatan langka. Tapi Anda harus melahirkan di rumah sakit dan kondisi Anda belum benar-benar pulih. Dan bisa jadi ini yang akan membuat Anda sedih berkepanjangan.

Momen-momen yang dideskripsikan di atas adalah hal yang lumrah, kita semua hanya manusia biasa. Terdengar sangat egois karena menginginkan hal di atas? Tapi setiap ibu memang berhak kan punya keinginan dan kebutuhan untuk dirinya sendiri? Dan punya keinginan seperti itu seharusnya tidak bisa dikategorikan sebagai bentuk keegoisan.

Saya pernah merasakannya, sangat sedih, dan merasa terpuruk setelah anak laki-laki saya lahir. Saya tidak akan mengatakan hal ini adalah salah satu bentuk sindrom setelah melahirkan karena saat merasakannya saya justru tidak pernah berkonsultasi pada dokter saya dan saya tidak pernah di diagnose apapun.  Depresi Postpartum dan kecemasan berlebihan adalah hal yang nyata dan harus diambil serius, jadi saya tidak akan bermain dokter di sini.

Tapi, saya pastikan bahwa beberapa hal berikut ini telah terenggut dari diri saya :

  1. Tidur berkualitas
  2. Pergantian hormone yang begitu hebat
  3. Perasaan iri yang teramat sangat kepada teman-teman yang belum memiliki anak dan belum merasakan hal ini.

Ini adalah kombinasi yang buruk bahkan fatal. Saya tahu bahwa sebenarnya saya sendiri yang membiarkan diri saya terpuruk dan ingin dikasihani. Saya juga tahu bahwa saya tidak benar-benar mencari cara untuk merasa lebih baik. Saya sempat merasa hidup saya sudah berakhir. Bukan lagi hidup yang indah.

 

"Jika saya bisa kembali ke masa itu, masa menjadi ibu baru, maka hal-hal inilah yang akan saya lakukan."

Jadilah serealistis mungkin tentang apa yang akan Anda lakukan jika Anda bukanlah orang tua.

Saya ingat betapa saya sangat menyesal ketika saya menjadi seorang ibu muda berusia 26 tahun dan masa saya untuk berjalan-jalan dan menjadi traveler seketika usai. Saya bisa saja menangis ke suami saya sekarang dan berkata bahwa kita tidak akan pernah bisa pergi ke Perancis selamanya.

Sebenarnya kami bahkan tidak ada rencana apapun ke Perancis, tidak untuk bekerja atau hal apapun bahkan sebelum anak laki-laki saya lahir. Sebelumnya saat saya mengambil pendidikan di sebuah universitas, saya sudah mengambil banyak perjalanan ke luar negeri untuk studi saya. Saya juga sudah banyak bepergian kemanapun, bahkan jauh lebih banyak dari orang lain mungkin. Saya dan suami saya adalah seorang guru, lalu apa yang akan kami lakukan? Menghabiskan gaji kami untuk bepergian setiap musim panas di Eropa? Tentu hal itu tidak akan terjadi!

Ketika saya mulai berpikir realistis tentang hal-hal ini, bahwa sebenarnya ssaya sudah jauh lebih terberkahi bahkan sebelum anak laki-laki saya lahir. Tentu saja dalam hidup harus ada sesuatu yang dikorbankan, dan inilah saatnya saya memberitahukan kepada diri saya sendiri bahwa saya harus mulai membuat prioritas apa saja yang paling penting dalam hidup saya.

Ini hanyalah sebuah fase, saya harus tetap bisa melaluinya

Ini tidak akan berlangsung selamanya. Saat awal-awal mungkin saya terjebak di sebuah situasi di mana saya hanya duduk menyusui anak saya tanpa melakukan hal apapun. Rasanya sangat membosankan tidak bisa banyak bergerak dan melakukan hal lain, tapi saat ia sudah tumbuh lebih besar dan semua tampak bisa dilewati, itu semua membuat saya tersenyum karena saya berhasil juga melalui masa itu. Dia hanya butuh sedikit barang untuk pergi keluar rumah sekarang. Ia tak perlu disiapkan makan siang khusus karena ia sudah bisa makan bersama kami di restoran. Ia juga tak lagi memerlukan tidur siang karena ia lebih suka bermain, dan hal-hal semacamnya. Perhatikan satu hal, anak Anda tak selamanya menjadi bayi yang pernah membuat Anda terjebak sata menyusuinya. ia akan tumbuh besar dan bisa melakukan apa-apa sendiri, dan saat Anda menyadarinya, mungkin Anda rindu masa-masa menyusuinya itu.

Ingatlah, bahwa susah payah yang Anda lakukan untuk si kecil saat ia masih bayi adalah investasi terbaik untuk masa depannya.

Semua kegiatan tentang pola asuh anak ini sepenuhnya pilihan Anda. Semua memang berubah, dimulai saat ia masih berada dalam kandungan hingga ia tak lagi menyusui. Memperhatikan kebutuhan bayi Anda saat ini akan memberi manfaat untuknya di masa mendatang. Mungkin Anda kehilangan sangat banyak waktu Anda sendiri, tapi semua akan terbayarkan begitu Anda tahu si kecil tumbuh dengan baik.

Ambil beberapa saat untuk membuat diri Anda sendiri bahagia

Anda mungkin sempat berpikir bahwa untuk kesenangan diri sendiri saja tidak ada, tapi sebenarnya, percayalah, Anda masih bisa mencuri waktu untuk melakukan kegiatan Anda sendiri. Saat itu, tempat terbaik bagi saya hanyalah ruangan gelap karena saya tidak akan melihat stretchmark saya di bagian manapun, rambut rontok dimana-mana, dan muka kusam karena terlalu lelah. Mulailah untuk melihat segala sesuatunya dari sisi positif dan bersyukurlah.

Saya membuat keputusan yang salah karena menunggu suami saya untuk membaca pikiran saya dan mengira ia akan memeberikan saya waktu istirahat sejenak.

Suami saya adalah suami yang baik, ayah yang luar biasa, tapi tetap saja ia tidak pernah hamil, melahirkan, menyusui, dan kemudian membesarkan anak dengan cara yang biasa seorang ibu lakukan. Ia tidak pernah tahu apa yang saya rasakan, jadi wajar saja jika ia tidak tahu cara apa yang sebaiknya ia lakukan untuk mengurangi kelelahan saya. Saya hanya harus berkata secara gambling kepadanya bahwa in waktunya saya pumping, kemudian saat si kecil tidur saya akan mulai merawat diri saya sendiri, misalnya membaca bukur favorit, menelpon teman, atau pergi ke salon terdekat untuk merawat diri selama si kecil tidur. Lalu saya harus bilang kepadanya bahwa saya meminta ia menjaga si kecil dulu beberapa saat selama saya merawat diri. Menanamkan pikiran ingin dimengerti sama saja menanamkan kebencian pada suami saya sendiri, jadi saya lebih memilih untuk menjadi terbuka dan apa adanya. Lalu semua masalah tampak bisa diatasi dan baik-baik saja.

Anda juga bisa melakukan beberapa nasihat di atas dan yakinlah bahwa ini semua bisa Anda lalui. Tetap semangat!

 

Sumber: Scary Mommy

Bagikan Artikel: