mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Mengenal PCOS, Gangguan Hormon yang Dialami oleh Wanita

Mengenal PCOS, Gangguan Hormon yang Dialami oleh Wanita

Gangguan kesuburan atau infertilitas tentu dapat menyebabkan beberapa masalah seperti lama untuk hamil atau bahkan kemandulan. Daftar pantangan makanan agar cepat hamil berikut ini sebaiknya dijauhi agar tubuh bisa menghasilkan hormon dengan baik, dan juga menyehatkan tubuh secara keseluruhan. Salah satu gangguan hormon tersebut adalah Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) atau sindrom polikistik ovarium.

Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur. Penderita PCOS biasanya mengalami gangguan menstruasi karena memiliki kadar hormon androgen yang berlebihan dan dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kista ovarium berukuran kecil yang selengkapnya bisa dibaca di sini. Akibatnya, sel telur tidak berkembang secara sempurna dan gagal dilepaskan untuk dibuahi dengan sperma.

 

Gejala PCOS atau Sindrom Polikistik Ovarium

Meskipun penyebab PCOS belum diketahui dengan pasti sampai saat ini, namun kondisi-kondisi di bawah ini dapat menjadi gejala terjadinya PCOS, berdasarkan laman yang dilansir oleh WebMd, antara lain:

1. Gangguan Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi pada setiap perempuan berbeda-beda, namun normalnya berkisar di antara 21-35 hari. Pada wanita pengidap PCOS, siklus menstruasinya sering mengalami keterlambatan. Sekitar 60 - 85 persen penderita PCOS mengalami gangguan menstruasi akibat tidak terjadinya pelepasan sel telur.

2. Hiperandroganisme

Hiperandrogenisme adalah produksi hormon androgen yang berlebihan. Peningkatan kadar hormon ini dapat menyebabkan munculnya gejala fisik seperti pria yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di bagian-bagian yang tidak wajar, seperti dada, perut, atau punggung (hirsutisme), kulit berminyak dan berjerawat, dan rambut rontok 

3. Terdapat Polikistik atau Kista di Ovarium

Polikistik atau kista-kista kecil ini dapat dilihat di ovarium setelah melakukan pemeriksaan USG. Kista-kista kecil ini menghalangi terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur sehat setiap bulan. Oleh karena itu, sel telur yang sehat sulit untuk dikeluarkan dan bahkan tidak tersedia untuk dibuahi oleh sperma. Inilah alasan yang membuat wanita penderita PCOS mengalami kesulitan hamil atau infertilitas.

4. Warna Kulit Menjadi Gelap

Beberapa bagian tubuh penderita PCOS bisa menjadi gelap, terutama di daerah lipatan, yaitu lipatan leher, selangkangan, dan bagian bawah payudara. Kelainan pigmen kulit ini disebut sebagai acanthosis nigricans.

5. Badan Terasa Tidak Nyaman

Hal ini disebabkan karena masalah sulit tidur atau rasa lelah sepanjang waktu. Meskipun penderita PCOS ini sudah tidur, namun tidak merasa cukup istirahat setelah bangun. Selain itu, hormon androgen yang melonjak yang menyebabkan PCOS juga bisa membuat sakit kepala.

 

Faktor Penyebab Terjadinya PCOS atau Sindrom Polikistik Ovarium

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa penyebab pasti terjadinya PCOS pada wanita belum diketahui. Namun, beberapa hal di bawah ini menjadi faktor yang berperan dalam terjadinya PCOS, antara lain:

1. Resistensi Insulin

Seperti yang dilansir oleh laman Healthline, wanita yang mengalami PCOS mengalami resisten terhadap insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas yang membantu sel-sel dalam tubuh mengubah glukosa menjadi energi. Pada orang dengan resistensi insulin, insulin tidak bekerja secara efektif, sehingga merangsang ovarium untuk meningkatkan produksi hormon androgen. Kadar hormon inilah yang mempengaruhi perkembangan kista-kista kecil sehingga mengganggu proses ovulasi, dan menyebabkan gangguan siklus menstruasi. 

2. Faktor Genetik

Perempuan dengan riwayat keluarga pernah mengalami PCOS, berisiko lebih besar untuk menderita PCOS. Meski demikian, PCOS biasanya tidak muncul jika faktor risiko ini dapat ditekan oleh gaya hidup sehat, seperti makan makanan yang bergizi seimbang, menghindari junk food dan makanan berminyak, serta berolahraga secara rutin setiap minggu.

3. Obesitas

Berat badan berlebih atau obesitas dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Kurang bergerak atau gaya hidup tidak sehat juga bisa memicu penyakit sindrom metabolik yang merupakan salah satu faktor risiko PCOS yang membuat sel telur tidak terbentuk dengan sempurna.

 

Baca juga: Pantangan Makanan yang Harus Dihindari oleh Penderita PCOS

 

Komplikasi Akibat PCOS

Pada wanita yang mengalami PCOS, beberapa komplikasi ini kemungkinan akan dialami apabila tidak segera ditangani, antara lain:

  1. Kesulitan hamil atau infertilitas (kemandulan)
  2. Masalah pada insulin seperti diabetes gestasional
  3. Gangguan kecemasan dan depresi yang dapat menimbulkan gangguan tidur
  4. Keguguran atau kelahiran bayi prematur pada wanita penderita PCOS yang sedang hamil
  5. Hipertensi saat hamil
  6. Sindrom metabolik
  7. Kanker endometrium

Komplikasi dan risiko yang ditimbulkan akibat PCOS ini tentunya berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, penting bagi penderita PCOS untuk selalu menjaga gaya hidup dan pola makan yang sehat untuk mencegah terjadinya komplikasi dari PCOS. Penjelasan selengkapnya terkait komplikasi akibat PCOS bisa dibaca di sini. 

 

Prosedur Pengobatan PCOS

Prosedur pengobatan pada PCOS dilakukan berbeda-beda berdasarkan pada gejala yang dialami. Misalnya pada masalah kemandulan yang disebabkan oleh PCOS dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan yang dapat menstimulasi ovulasi seperti injeksi hormon gonadotropin. Pilihan lainnya yaitu melalui operasi laparoskopi dengan sayatan minimal untuk memberikan lubang kecil pada ovarium yang dapat mengubah kadar hormon, sehingga peluang terjadinya ovulasi lebih tinggi. Jika terapi-terapi tersebut belum menunjukan hasil yang sesuai, maka bisa dengan melakukan program bayi tabung.

 

Baca juga: Kenali Laparoskopi untuk Program Hamil

 

Pada pasien PCOS yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur karena kadar hormon androgen yang meningkat, maka terapi hormon juga dibutuhkan untuk mengatasi hal ini. Terapi hormon tersebut dilakukan dengan memberikan obat kontrasepsi, seperti pil KB yang bertujuan untuk mengembalikan siklus menstruasi yang normal, serta menangani jerawat dan pertumbuhan rambut di daerah yang tidak seharusnya. Biasanya pemberian obat kontrasepsi ditujukan untuk pasien yang tidak berencana untuk hamil. Terapi ini juga menurunkan risiko terjadinya kanker endometrium.

Bagikan Artikel: