mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Pantangan Bayi Baru Lahir dan Mitos yang Jangan Asal Dipercaya!

Pantangan Bayi Baru Lahir dan Mitos yang Jangan Asal Dipercaya!

Menjadi orang tua baru bukanlah hal mudah, kesalahan bisa saja terjadi. Yang terpenting adalah mau belajar untuk merawat dan mendidik anak dengan lebih baik agar dia tumbuh sehat secara fisik dan psikis. Dengan mengetahui pantangan bayi baru lahir, Moms dan Dads bisa menghindari salah asuh.

5 hal yang harus Moms perhatikan untuk mempersiapkan kelahiran si Kecil:

1. Jangan ragu untuk menyusui, banyak belajar tentang hal ini tidak ada salahnya lho. Mitos tentang menyusui memang mengerikan, apalagi jika dikaitkan dengan kepercayaan diri Moms ya. Satu hal yang harus terus ditanam di benak Moms, si Kecil membutuhkan nutrisi penting seperti ASI. Cari tahu apa itu kolostrum, IMD, dan tahap – tahap menyusui dari si kecil masih bayi hingga minimal 6 bulan ya. Tak ada hal yang mudah terutama saat menjadi ibu baru, termasuk menyusui, maka tak ada salahnya jika Moms belajar dari awal jadi saat praktek bisa lebih mudah.

2. Ketahui kapan si Kecil pantas mendapatkan MPASI. Ingat, MPASI dini punya dampak buruk pada beberapa bayi. Moms harus tahu kondisi bayi Moms terlebih dahulu dan konsultasikan kepada dokter Moms ya.

3. Jika ada rencana untuk pumping, mulai deh hunting breast pump yang berkualitas namun ramah di kantong. Moms bisa menggunakan breast pump manual atau elektrik.

4. Cari tahu tentang pantangan bayi baru lahir supaya Moms jadi lebih paham. Jangan panik jika ada yang tidak beres pada si Kecil.

5. Perawatan kulit sensitifnya tidak bisa sembarangan, maka Moms harus mulai lebih jeli lagi mencari perawatan terbaik untuknya.


Baca Juga:

Ketombe pada Bayi Baru Lahir: Kenali Penyebab dan Cara Menghilangkannya


Pantangan Bayi Baru Lahir

Hal ini perlu dipahami sebagai orang tua baru karena Moms belum memiliki banyak pengalaman. Melakukan kesalahan merupakan hal yang normal. Berikut adalah pantangan bayi baru lahir, yuk simak Moms!

1. Tidur miring dan tengkurap

American Academy of Pediatrics menegaskan bahwa setiap bayi harus tidur telentang, di boks mereka sendiri, tanpa mainan, dan hindari menggunakan tempat tidur yang empuk. Ini bertujuan untuk menghindari SIDS atau sindrom kematian bayi mendadak dan kematian terkait tidur pada bayi.

Sebuah studi tahun 2015 oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat menemukan satu dari lima ibu menempatkan bayi tidur miring atau tengkurap. Dan 39 persen ibu menggunakan kasur empuk untuk bayinya.

Menurut Dr. Tanya Altmann, dokter anak dan penulis buku Baby and Toddles Basic, hal ini membuat khawatir karena banyak orangtua yang tidak mengetahui bahwa penggunaan bumper di tempat tidur bayi tidak diperbolehkan. Selain itu, hindari bantal, mainan, dan barang-barang tambahan di tempat tidur atau boks bayi. Ini untuk menghindari kecelakaan saat tidur.

2. Membiarkan bayi tidur terlalu lama di antara waktu menyusui

Beberapa orangtua baru membuat kesalahan dengan membiarkan bayi tidur terlalu lama di antara waktu menyusui. Salah satu alasannya mungkin karena Moms lelah dan butuh istirahat. Tetapi menurut para ahli, ini merupakan sebuah kesalahan.

"Beberapa minggu pertama, bayi itu perlu menyusu setiap dua hingga tiga jam, bahkan jika mereka tidak memintanya," kata Altmann. "Tapi begitu mereka telah mendapatkan kembali berat lahirnya dan Moms sudah berkonsultasi dengan dokter, rentang dapat diperpanjang menjadi 3-5 jam. Tetapi dalam beberapa minggu pertama, bayi perlu dibangunkan."

Jika Moms melakukan segalanya dengan benar dan bayi tumbuh dan berkembang dengan baik, kata Altmann, sangat mungkin untuk membuat bayi tidur sepanjang malam pada usia 2 atau 3 bulan. Namun perlu diperhatikan bahwa beberapa bayi mengalami kemunduran antara tiga dan empat bulan dan mulai bangun lebih sering dan menyusu lebih sering.

3. Bayi tidak bersendawa dengan benar

Salah satu kesalahan utama yang bisa dilakukan banyak orang tua baru adalah gagal membuat bayi bersendawa.

Salah satu alasannya adalah mungkin orangtua baru gugup saat menangani bayi yang baru lahir. Sehingga sebagian besar segera meletakkan bayi setelah menyusui karena takut tidak memegang bayi dengan benar.

Akibat gagal bersendawa adalah bayi bisa muntah, mengeluarkan banyak ASI atau susu yang sudah diminum, atau menangis karena merasa kesakitan atau tidak nyaman.

4. Tidak melakukan sendawa sebelum menyusui

Sebagian besar dari kita berpikir bahwa bersendawa selalu dilakukan setelah bayi menyusui. Tetapi para ahli mengatakan bahwa Moms juga harus meluangkan waktu membuat bayi bersendawa sebelum menyusui.

Beri waktu setidaknya 2 menit sebelum mulai menyusui. Ini dapat membantu menghilangkan masalah gas dan muntah pada bayi yang baru lahir selama 30 hari pertama. Ini akan membuat bayi merasa nyaman dan puas.

5. Kesalahan dalam mencampur susu formula dan menyusui

Membuat kesalahan mengukur susu formula dan air cukup sering terjadi, kata Altmann. Demikian juga pada ibu yang menyusui ASI, kesalahan yang sering terjadi adalah mulut bayi tidak sepenuhnya menempel di payudara. Bayi terlihat seakan-akan sedang menyusu, namun sebenarnya ia tidak menelan atau hanya sedikit menyusu.

Jika Moms membuat susu formula untuk bayi terlalu encer, bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Ini dapat menghambat perkembangannya. Pastikan Moms membaca dan mengikuti petunjuk pembuatan susu formula dengan benar.

Jika Moms memiliki masalah atau merasa sakit selama menyusui, konsultasikan dengan konsultan laktasi. Lalu awasi secara teratur berat badan bayi. Jika berat badan bayi terus menurun, mungkin ada yang salah dengan susu formula atau caranya menyusu.


Baca Juga:

Jerawat Pada Bayi Baru Lahir, Penyebab dan Cara Penanganan Yang Tepat


Mitos Bayi Baru Lahir

pantangan bayi baru lahir

Begitu banyak ‘nasihat turun-temurun’ yang dijejali kepadanya sehingga membuat bingung. Apakah memang ada fakta pendukung atau sekadar mitos yang tidak jelas kebenarannya?

1.Jemur pakaian bayi lewat magrib mengundang penyakit

Fakta: Benar

Mitos ini bisa jadi benar bila Moms menjemur pakaian di luar ruangan, seperti halaman.  Maghrib adalah saat pergantian sore menuju malam. Pada saat ini biasanya binatang kecil (serangga)—yang di tubuhnya tertempel serbuk sari bunga, ramai-ramai keluar meninggalkan sarang.

Nah, jika baju si kecil masih berada di luar rumah, besar kemungkinan serangga dan serbuk sari tersebut akan menempel di baju bayi. Akibatnya, ketika dipakai bisa menimbulkan gatal-gatal di kulit atau bersin-bersin yang menyerupai pilek, terutama pada bayi yang memiliki bakat alergi.

2. Gurita mencegah perut buncit

Fakta:  Salah

Pemakaian gurita pada bayi—terutama bayi perempuan, sama sekali tidak ada hubungannya dengan upaya pencegahan agar perut anak Moms tidak melar ketika ia dewasa. Ketika dilahirkan, semua bayi memang memiliki perut yang ukurannya lebih besar daripada dada. Seiring pertambahan usia, perut bayi akan kelihatan mengecil dengan sendirinya.

Pemakaian gurita malah sebaiknya dihindari karena membuat bayi Moms susah bernapas. Pasalnya, pada awal kehidupan, bayi bernapas dengan menggunakan pernapasan perut sebelum ia belajar menggunakan pernapasan dada. Pemakaian gurita yang menekan perut bisa membatasi jumlah udara yang dihirupnya.

3. Pusar ditempel uang logam supaya tidak bodong

Fakta: Salah

Pusar menonjol atau sering diistilahkan bodong pada bayi adalah kondisi yang wajar. Sebab, otot dinding perut pada bayi masih lemah sehingga bisa mempengaruhi bentuk pusar. Seiring bertambah kuatnya dinding perut, bentuk pusar juga akan mengalami perubahan.

Pusar bayi bisa menonjol akibat terlalu banyak menangis atau ‘ngulet’. Kondisi ini sering dialami bayi yang alergi susu sapi atau formula. Atau, pada bayi ASI yang sensitif serta memiliki bakat alergi terhadap makanan yang dikonsumsi ibunya. Misal, makanan laut, coklat, telur, kacang tanah, serta produk makanan yang mengandung susu.

4. Bedong agar kaki bayi tidak bengkok

Fakta: Salah

Membedong anak sekuat mungkin tidak ada hubungannya sama sekali untuk meluruskan kaki bayi. Semua kaki bayi memang bengkok pada awalnya. Hal ini berkaitan dengan posisi bayi yang meringkuk di dalam rahim. Nanti, dengan semakin kuatnya tulang anak dan kian besarnya keinginan untuk bisa berjalan, kaki anak akan lempeng sendiri. Perkembangan fisiologis kaki memang seperti itu.

5. Bayi jangan diajak keluar rumah sebelum 40 hari

Fakta: Benar

Ada baiknya memang bila Moms menuruti nasihat untuk tidak mengajak bayi ke luar rumah di usia terlalu dini. Bayi yang usianya masih dalam hitungan hari memiliki daya tahan tubuh yang amat rendah. Jadi, kalau ada kuman atau virus yang masuk ke dalam tubuhnya, ia akan dengan mudah jatuh sakit.

Jika ingin mengajak si kecil jalan-jalan, sebaiknya Moms bersabar menunggu hingga daya tahan tubuh bayi lebih kuat dan sudah menjalani imunisasi awal, seperti Hepatitis B dan Polio.

Bagikan Artikel: