mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Sering-Sering Pompa ASI untuk Atasi Nursing Strike

Sering-Sering Pompa ASI untuk Atasi Nursing Strike

Banyak hal; ya, yang menggembirakan, juga yang mencemaskan, terjadi kala Si Kecil belum genap setahun. Salah satu yang kerap bikin gampang stres, barangkali, terkait aktivitas menyusu dan menyusui.

Adakalanya ia seolah-olah tak berminat menyusu. Ogah-ogahan. Padahal sebetulnya ia belum siap disapih.

Selama 12 bulan pertama dalam kehidupan, bayi senantiasa membutuhkan susu. Entah air susu ibu (ASI) atau susu formula. Jika sebelumnya Si Kecil begitu bersemangat menyusu dan sekonyong-konyong enggan—bahkan untuk melekatkan diri pada puting Moms, bisa jadi ia mengalami apa yang disebut “nursing strike”. Mogok menyusu.

Yuk Kenalan Lebih Lanjut dengan Nursing Strike

Nursing strike lumrahnya berlangsung selama dua hingga empat hari. Pada beberapa bayi, nursing strike bertahan hingga 10 hari lamanya. Nursing strike ibarat suatu ujian bagi Moms. Inilah suatu—dari beberapa lainnya—saat Moms mesti mengeluarkan jurus-jurus andalan. Bersiasat, secerdik mungkin, supaya Si Kecil kembali bersemangat menyusu.

Saat bayi mogok menyusu, pertama-tama mari fokus pada dua hal ini:

  1. Memompa ASI
  2. Menyusui

Nursing strike, benarkah harus terus memompa ASI?

Nursing strike mau tak mau mengharuskan Moms untuk sesering mungkin memompa ASI, dengan takaran yang setara menyusui. Memompa ASI dapat membantu Moms meredakan rasa “penuh’ pada payudara yang pasokan ASI-nya tak kunjung tersalurkan selama beberapa hari.

Idealnya, jika Si Kecil sama sekali tak menyusu selama sehari, Moms dapat memanfaatkan bantuan pompa elektrik atau electric pump. Pompa ini bakal lebih cepat menyuplai ASI, sehingga Moms akan lebih cepat nyaman juga.

Kebanyakan ibu lebih dulu berpikir untuk menggunakan botol ketimbang menyusui langsung. Tetap saja, Moms mesti menuruti keinginan bayi. Tak setiap bayi selekas itu nyaman menyusu dari botol. Terkadang mereka tetap mencari puting Moms.

Apapun pilihan Si Kecil, ada baiknya Moms mula-mula menstimulasinya. Bisa dengan bantuan empeng, atau lekukan jari tangan. Lekatkan pada mulut Si Kecil, dan lihatlah seperti apa responsnya.

Perlu diingat juga, jangan keseringan memakaikan empeng pada bayi. Sesekali Moms perlu mengistirahatkan penggunaan empeng pada Si Kecil. Mengapa? Cari tahu di sini, ya.

Sesudah berfokus pada dua hal tadi, kini mari memetakan penyebab ia mogok menyusu. Terdapat beberapa alasan Si Kecil enggan menyesap ASI. Beberapa yang umum terjadi, seperti di bawah ini:

 

Penyebab fisik

  • Infeksi telinga atau flu
  • Penyakit refluks, yang membuat aktivitas menyusu menjadi sangat menyakitkan baginya
  • Aliran ASI terlalu deras
  • Terlalu peka terhadap makanan atau obat-obatan yang Moms konsumsi
  • Mau tumbuh gigi, sariawan atau gangguan lainnya pada sekitar mulut
  • Bereaksi terhadap produk tertentu, misalnya deodoran, losion atau deterjen

 

Penyebab lingkungan

  • Kesal karena stimulasi berlebihan atau kebanyakan bermain
  • Jadwal menyusu terlalu ketat
  • Dibiarkan menangis untuk waktu yang lama
  • Merasakan perubahan besar dalam rutinitas, misalnya tiba-tiba sering bepergian atau pindah rumah
  • Menyadari Moms tak selalu ada di sampingnya lantaran harus kembali bekerja
  • Perpisahan yang sangat lama, misalnya Moms mesti bekerja ke luar kota selama tiga hari

 

Menyiasati Nursing Strike

Payudara Moms bukan medan pertempuran. Jadi, jangan paksakan segala hal hingga melampaui batas toleransi; baik pada Moms maupun Si Kecil. Jika ia memang belum ingin menyusu, berikan pelukan hangat yang memungkinkan Si Kecil tetap dekat dengan payudara Moms.

Selama memeluk, usahakan menatap matanya, ajak ia berbicara. Luangkan waktu secara emosional. Jangan libatkan apapun yang terjadi pada payudara Moms di dalam percakapan itu. Biarkan sang sumber ASI tetap netral. Jika moms butuh pompa ASI, pilih pompa ASI yang nyaman, seperti pompa ASI elektrik dari Mooimom.

Ketika Si Kecil tampak mulai mengantuk, Moms bisa merebahkannya di atas ranjang. Sekali ia mulai relaks, cobalah tawarkan ia untuk menyusu. Dalam keadaan lebih tenang, biasanya bayi akan kembali menginginkan ASI.

Bagikan Artikel: