mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Perbedaan Muntah dan Gumoh Pada Bayi yang Perlu Moms Ketahui

Perbedaan Muntah dan Gumoh Pada Bayi yang Perlu Moms Ketahui

Apakah Moms salah satu Ibu baru yang masih panik akan hal-hal yang terjadi dengan si Kecil? Tenang, Moms, tidak semua harus dikhawatirkan secara berlebihan asalkan Moms mengetahui secara baik informasi dan fakta tentang perkembangan dan hal-hal yang terjadi pada si Kecil, diantaranya muntah dan gumoh.

Si Kecil yang masih ditahap menyusu, mengapa sering mengeluarkan ASI kembali melalui mulutnya? Padahal dalam tahap ini, kuantitas menyusui si Kecil sedang berada di waktu yang intens, dimana si Kecil sering dan suka sekali menyusui. Kejadian tersebut seringkali dikatakan gumoh, namun dengan melihat ASI yang dikeluarkan kembali dalam jumlah banyak, Moms bisa saja menyangka kalau itu adalah muntah.

Untuk menghentikan kebingungannya dan kekhawatiran yang berkepanjangan, yuk Moms simak penjelasan mengenai perbedaan muntah dan gumoh pada bayi yang perlu Moms ketahui!

Baca Juga: Berapa Lama Bayi Kuning Bisa Normal Kembali 

Gumoh

Gumoh adalah normal bagi bayi untuk memuntahkan ASI dan susu formula. Gumoh yakni ketika bayi meludah setelah menyusu atau setiap kali menyusu dan sering mengeluarkan susu saat bersendawa. Dokter mungkin menggunakan frase "happy spitter" untuk menggambarkan bayi yang meludah, tetapi umumnya bayi tidak memiliki masalah pernapasan, dan tumbuh serta berkembang dengan baik.

Dilansir dari Very Well Family dalam artikel Why Babies Spit Up, dijelaskan bahwa pada bayi baru lahir, sistem pencernaannya masih berkembang, sehingga terjadi lebih banyak gumoh dalam beberapa bulan pertama. Saat bayi menyusu, susu turun ke tenggorokan, kerongkongan dan kemudian ke perut.

Kerongkongan terhubung ke perut oleh cincin otot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah. Sfingter ini terbuka untuk membiarkan susu masuk ke dalam perut dan kemudian segera menutup kembali, tetapi saat masuk ke dalam perut, terkadang proses ini tidak dapat diandalkan (terjadi di dalam katup bagian atas) seperti yang seharusnya sampai berusia sekitar 6 bulan ketika ia lebih matang. Hal ini dapat menyebabkan aliran balik susu yang menyebabkan gumoh, terlebih ketika si Kecil merasa kenyang.

Selain itu, ada tiga alasan utama mengapa bayi merasa gumoh:

  • Makan berlebihan. Makan terlalu banyak atau terlalu cepat bisa menjadi penyebabnya karena bayi memiliki perut yang kecil. Bayi yang minum terlalu banyak susu setiap kali menyusu mungkin akan kenyang dan susu ekstra yang tidak dapat ditampung oleh perutnya sehingga dikeluarkan kembali.
  • Kepekaan atau alergi terhadap makanan atau minuman tertentu dalam dietnya Moms.  Alergen dapat ditransfer ke dalam ASI dan menyebabkan si Kecil muntah.
  • Menelan udara selama menyusui. Seorang bayi yang minum dengan sangat cepat juga menelan udara bersama dengan susu. Terlebih jika Moms memiliki refleks let-down yang kuat atau suplai ASI yang berlebihan.
  • Gerd atau refluks. Gumoh sebenarnya bisa disebabkan oleh penyakit refluks gastroesofageal (GERD). Jika sfingter esofagus bagian bawah tidak segera mengencang setelah terbuka, istilah "refluks" digunakan karena ludah yang muncul kembali mungkin disertai dengan cairan lambung dan asam. Refluks dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang cukup besar pada beberapa bayi. Gejala GERD meliputi, tersedak, batuk, mengi, rasa sakit dan ketidaknyamanan hingga pertumbuhan yang buruk.

Ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan untuk mengurangi kemungkinan atau frekuensi bayi gumoh. Moms bisa pertimbangkan kiat-kiat berikut:

  • Jaga agar bayi tetap tegak. Beri makan bayi dalam posisi yang lebih tegak. Ikuti setiap pemberian makan dengan 30 menit dalam posisi tegak. Hindari permainan aktif langsung atau penggunaan ayunan bayi.
  • Hindari memberi makan berlebihan. Memberi makan bayi dalam jumlah yang lebih kecil, lebih baik daripada dalam jumlah banyak sekaligus.
  • Luangkan waktu untuk menyendawakan bayi. Sering bersendawa selama dan setelah setiap menyusui dapat mencegah udara menumpuk di perut bayi.
  • Tempatkan bayi untuk tidur telentang. Untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS), penting untuk menempatkan bayi tidur telentang. Sebaliknya, menempatkan bayi untuk tidur tengkurap tidak dianjurkan.
  • Bereksperimenlah dengan diet yang Moms lakukan. Jika Moms menyusui, dokter  mungkin menyarankan agar Moms menghilangkan produk susu atau makanan tertentu lainnya dari menu diet rutinnya Moms.

Baca Juga: 4 Tips Mencegah Kepala Bayi Peyang

Muntah

Jika Moms sudah mengetahui gumoh pada bayi, maka muntah biasanya keluar dengan jumlah yang lebih banyak. Ini karena muntah terjadi ketika otot di sekitar perut yang memicu otak untuk menekannya. Ini memaksa apa pun yang ada di perut untuk dikeluarkan kembali. Dibandingkan dengan gumoh yang merupakan hal yang normal dan dapat terjadi kapan saja, bayi akan muntah jika ada masalah pencernaan atau mengidap penyakit lain. Muntah biasanya diindikasikan dengan:

  • Volume cairan lebih dari 10 ml
  • Cairan tersebut berasal dari perut, dimana tanda otot dinding perutnya berkontraksi
  • Cairan bisa keluar dari hidung

Berdasarkan Better Health Channel, seringkali, ketika bayi muntah tanpa demam, tidak perlu ke dokter dan dapat diobati di rumah. Bayi muntah tanpa demam bisa terjadi karena beberapa penyakit umum. Bayi kemungkinan besar akan mengalami satu atau lebih di tahun pertama. Sebagian besar penyebab ini hilang dengan sendirinya, dan si Kecil akan berhenti muntah tanpa perawatan apa pun.

Namun ada beberapa penyebab bayi muntah lebih serius, tetapi ini jarang terjadi. Bayi Moms akan membutuhkan perawatan medis dan ketahui tandanya seperti:

  • Muntah dalam jumlah banyak setelah disusui
  • Demam hingga 39° celcius
  • Telah muntah secara konsisten selama 12 jam atau lebih
  • Mengalami dehidrasi
  • Menghasilkan muntah hijau atau mengandung darah
  • Mengeluarkan tinja mengandung darah

Untuk menghindari gumoh dan muntah, Moms bisa mulai memilih bantal yang nyaman. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, berikan bayi Moms MOOIMOM Flat-head Prevention Pillow agar terhindar dari gumoh, serta membuatnya tenang saat tidur. Bantal Bayi MOOIMOM membantu bayi tidur dengan posisi rata di seluruh permukaan tengkorak, sehingga bayi Moms nyaman dan terhindar dari risiko kepala peyang.

Bukan hanya MOOIMOM Flat-head Prevention Pillow, semua perlengkapan kebutuhan si Kecil yang membuat nyaman dan senang bisa Moms dapatkan di www.mooimom.id ya! Sudah siap untuk meluncur dan segera men-checkout produk impiannya Moms?

Bagikan Artikel: