mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Penyebab Janin Tidak Bergerak dalam Kandungan dan Cara Mengatasinya

Penyebab Janin Tidak Bergerak dalam Kandungan dan Cara Mengatasinya

Pergerakan janin ini biasanya akan dirasakan lebih sering pada trimester ketiga kehamilan dan semakin meningkat saat menjelang persalinan atau ketika mulai terasa kontraksi.

Meski begitu, ada beberapa kondisi yang kadang menyebabkan frekuensi dan durasi pergerakan janin di dalam rahim berkurang atau bahkan membuat janin berhenti bergerak.

Mengapa Janin Tidak Bergerak Dalam Kandungan?

1. Posisi bayi

 Alasan pertama janin jarang terasa bergerak adalah posisinya dalam rahim. Ada beberapa posisi yang membuat ibu sulit merasakan gerakan janin.

 Biasanya, Moms sulit merasakan gerakan si kecil bila posisi janin berada dekat tulang belakang.

 Jadi, bisa saja sebenarnya janin bergerak, tetapi gerakan yang janin buat tidak sampai ke perut ibu.

 Posisi ini membuat membuat ibu kurang bisa merasakan pergerakan janin yang menggemaskan.

 Namun, seiring dengan perkembangan janin yang bertambah besar, ibu akan semakin bisa merasakan tendangan janin.

Baca Juga: Bagaimana Gerakan Janin 6 Bulan? Ini Hal-hal yang Perlu Diketahui

 2. Janin tidur

 Mengutip dari Pregnancy, Birth, & Baby, janin mempunyai jam tidur sejak masih dalam kandungan.

 Janin yang tidur juga bisa menjadi penyebab ia tidak bergerak saat di dalam kandungan

 Durasi bayi tidur dalam kandungan berlangsung selama 20-40 menit atau lebih. Akan tetapi, tidak lebih dari 90 menit.

 Saat janin tidur, tentu janin tidak bergerak. Jadi, ibu tidak perlu khawatir jika selama waktu ini tidak dapat merasakan pergerakan janin.

 3. Moms tres atau masalah nutrisi

 Saat Moms stres, tubuh melepaskan hormon stres yang bisa memengaruhi jumlah pergerakan janin.

Kondisi ini bisa menjadi penyebab janin tidak atau malas bergerak saat dalam kandungan.

 Selain itu, dehidrasi, puasa, atau ibu membatasi asupan makanan juga dapat menjadi penyebab pergerakan janin menjadi menurun.

 Hal ini karena bila ibu hanya makan sedikit makanan, energi yang tersalurkan pada bayi menjadi berkurang.

Baca Juga: Bagaimana Ciri Gerakan Janin Kembar? Kenali Sedini Mungkin Yuk Moms!

 4. Janin mengalami keterbatasan pertumbuhan

 Pada kondisi yang agak parah, penyebab janin tidak bergerak adalah si kecil mengalami gangguan pertumbuhan.

 Kondisi ini bisa ibu lihat saat memeriksakan janin ke dokter.

 Nantinya akan terlihat di USG, ukuran janin yang lebih kecil dari ukuran normal pada usia kandungan sama.

 Janin yang kecil mungkin melakukan gerakan yang sama jumlahnya dengan janin normal. Namun, mungkin ibu tidak bisa merasakannya.

 5. Air ketuban sedikit (oligohidramnion)

 Air ketuban memiliki fungsi membuat janin bebas bergerak di dalam kandungan. Cairan ini juga berperan sebagai pelumas pada bagian jari-jari

 Bila air ketuban janin sedikit, pergerakan si kecil akan berkurang dan membuat jari tangan dan kakinya menempel satu sama lain.

 Namun, jika air ketuban makin lama makin sedikit (oligohidramnion) atau ketuban pecah dini, hal ini dapat membatasi pergerakan bayi.

 Dokter bisa mengatakan ibu terkena oligohidramnion ketika volume air ketuban kurang dari 500 ml saat usia kehamilan 32-36 minggu.

 Ketuban pecah dini dan air ketuban sedikit bisa menyebabkan masalah pada janin, seperti kemungkinan bayi lahir cacat.

 6. Hipoksia

 Penyebab janin tidak bergerak selanjutnya adalah hipoksia, kondisi ketika janin mengalami kekurangan oksigen.

 Penyebab hipoksia karena tali pusar janin yang tertekuk atau terlilit. Tali pusar yang terlilit membuat oksigen tidak bisa tersalurkan dengan baik ke janin.

 Hipoksia bisa menyebabkan efek jangka panjang pada otak dan perkembangan janin secara keseluruhan.

 Saat janin mengalami hipoksia, biasanya janin mengurangi atau menghentikan gerakannya untuk menghemat energi.

7. Abrupsio plasenta

 Salah satu komplikasi kehamilan ini juga bisa menjadi penyebab janin tidak bergerak.

 Abrupsio plasenta adalah kondisi ketika plasenta terpisah dari dinding rahim. Pada kasus yang parah, hal ini dapat membatasi aliran oksigen dan nutrisi ke janin.

 Jika Moms membiarkan kondisi ini, menyebabkan janin meninggal dalam rahim.

 Saat abrupsio plasenta terjadi, janin harus segera ibu lahirkan, terlebih jika usia kandungan sudah besar.

 8. Janin meninggal dalam kandungan (bayi lahir mati)

 Bayi lahir mati bisa terjadi setelah usia kandungan lebih dari 20 minggu, tetapi biasanya lebih sering terjadi pada usia kandungan 28 minggu.

 Menurut American Pregnancy Association (APA), 50 persen ibu yang melahirkan bayi lahir mati mengalami tanda-tanda penurunan pergerakan janin.

 Biasanya, Moms merasakan penurunan gerakan janin secara bertahap selama beberapa hari sebelum bayi meninggal dalam kandungan.

Cara Merangsangs Janin Agar Bergerak

Jangan dulu panik jika Bumil merasa janin berhenti bergerak. Ada beberapa tips dan trik yang bisa Bumil lakukan untuk memancing Si Kecil bergerak lagi:

  • Cobalah bersuara. Bumil bisa mengajaknya berbicara atau menyetel musik untuk melihat apakah ada respons gerakan darinya.
  • Minum air dingin atau makan makanan yang manis.
  • Beristirahat
  • Menyentuh atau mengelus perut.
  • Berbaring pada sisi kiri. Posisi ini bisa memperlancar sirkulasi dan dapat memicu janin menjadi lebih aktif bergerak.

Jika Bumil mulai merasakan adanya gerakan dari dalam perut setelah mempraktikkan cara di atas, kemungkinan kondisi janin baik-baik saja. Namun, Bumil harus tetap memonitor gerakannya jika ia kembali berhenti bergerak.

Jangan lupa untuk penuhi kebutuhan asam folat Moms saat hamil dengan konsumsi Prenavita Health Drink Milk Vanilla.

Bagikan Artikel: