mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Moms, Simak Penyebab, Ciri-ciri, dan Tips Tingkatkan Pasokan ASI

Moms, Simak Penyebab, Ciri-ciri, dan Tips Tingkatkan Pasokan ASI

Kegiatan menyusui merupakan momen yang penting bagi Moms dan Si Kecil. Namun dalam melakukannya, Moms mungkin akan memiliki beberapa tantangan, salah satunya jumlah ASI yang sedikit.

Karena itu, penting untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab dari jumlah pasokan ASI yang kurang, sehingga permasalahan ini dapat diatasi dan Si Kecil mendapatkan cukup nutrisi untuk tumbuh dan berkembang.

Yuk, cari tahu penjelasan lebih lengkapnya berikut ini, Moms!

Penyebab Pasokan ASI Sedikit

Pada umumnya, sebagian besar wanita yang baru saja melahirkan sanggup memproduksi jumlah ASI yang cukup untuk bayinya. Tetapi, beberapa ibu bisa merasa khawatir dengan pasokan ASI yang sedikit.

Mengutip American Pregnancy Association, ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab ASI sedikit:

  • Mengonsumsi kontrasepsi oral
  • Memiliki saluran susu (milk ducts) kurang dari normal (misalnya karena operasi atau kanker)
  • Posisi yang salah saat menyusui
  • Mulut bayi dan puting ibu yang tidak terkait dengan baik
  • Pemberian suplemen pada bayi (susu formula atau ASI dalam botol setelah bayi menyusu)
  • Menggunakan dot atau perisai puting
  • Masalah kesehatan ibu (masalah reproduksi postpartum seperti plasenta yang tertahan; atau anemia)
  • Konsumsi obat pada ibu (antihistamin, dll.)
  • Minum alkohol
  • Merokok tembakau
  • Menghentikan kegiatan menyusu tiba-tiba, ketimbang membiarkan bayi memutuskan kapan ia selesai
  • Menjadwalkan pemberian makan, ketimbang memberi makan berdasarkan permintaan Si Kecil
  • Bayi tidur terlalu banyak/sepanjang malam sehingga mengurangi frekuensi menyusui

Baca Juga: 10 Penyebab Produksi ASI Sedikit

Ciri-ciri Bayi Hanya Konsumsi Sedikit ASI

Jika Moms tidak yakin apakah Si Kecil mengonsumsi ASI yang hanya sedikit atau sudah cukup, ada beberapa tanda yang bisa Moms perhatikan. Berikut ini ciri-cirinya, mengutip La Leche League International:

  • Bayi tampak sangat mengantuk atau lesu. Bayi dengan pasokan ASI yang jumlahnya sedikit akan memiliki energi rendah. Dampaknya, ia jadi mudah terlelap.
  • Waktu menyusui yang terlalu sebentar atau terlalu lama. Bayi yang tidak menyusu dengan baik dapat cepat tertidur setelah mulai menyusu, atau mungkin menghabiskan waktu lebih dari 30-40 menit per menyusui.
  • Proses pengaitan/latch menyakitkan atau tampak dangkal. Hal ini dapat mencegah bayi mendapat cukup ASI.
  • Susah mencapai berat badan normal. Bayi belum mendapatkan kembali berat lahirnya pada usia 10-14 hari, atau kenaikan berat badan bayi yang lebih lambat dari yang diharapkan.
  • Bayi jarang buang air besar. Bayi harus buang air besar 3-4 kali per hari pada usia empat hari. Selain itu, air seni bayi tidak pucat.

Jenis Warna pada ASI dan Pengertiannya

Warna ASI biasanya kuning, putih, bening, krem, cokelat, atau biru. Namun, pada titik tertentu selama pengalaman menyusui, Moms mungkin terkejut menemukan bahwa ASI bisa memiliki warna lain juga.

Dalam Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing, ada banyak variasi warna pada ASI yang merupakan hal normal. Diet, obat-obatan, dan kesehatan payudara dapat berkontribusi pada warna ASI.

Mengutip Very Well Family, berikut ini beberapa penjelasannya.

1. Kolostrum

Kolostrum adalah ASI pertama yang diproduksi oleh tubuh. Moms hanya membuat sedikit kolostrum, tetapi terkonsentrasi dan sangat bergizi.

Meskipun kolostrum kadang jernih, tipis, dan berair, kolostrum lebih sering berwarna kuning atau oranye dan teksturnya tebal. Tingginya kadar beta-karoten dalam kolostrum membuatnya berwarna kuning atau oranye gelap

2. Susu Transisi

Setelah beberapa hari pertama memproduksi kolostrum, produksi ASI meningkat dan tubuh mulai membuat ASI transisi. Selama masa transisi dua minggu ini, warna ASI biasanya berubah dari kuning menjadi putih.

3. Susu Dewasa

Setelah sekitar dua minggu, tubuh mencapai tahap susu matang. ASI matang berubah penampilan berdasarkan berapa banyak lemak yang dikandungnya. Ada dua jenis susu dewasa atau mature milk.

  • Foremilk

Secara umum, ketika ASI mulai mengalir keluar dari payudara di awal sesi menyusui atau memompa, susu ini lebih tipis dan lebih rendah lemak, dan disebut foremilk. Karena foremilk tipis, maka cenderung terlihat jernih atau kebiruan.

  • Hindmilk

Saat Moms terus memompa atau menyusui, kadar lemak dalam ASI akan naik. Seiring meningkatnya lemak, ASI berubah menjadi susu berkrim yang disebut hindmilk. Hindmilk biasanya berwarna putih atau kuning yang lebih tebal.

4. Hijau

ASI yang berwarna hijau bisa jadi karena Moms telah mengonsumsi makanan hijau atau makanan yang mengandung pewarna hijau. Misalnya sayuran hijau seperti bayam atau rumput laut, atau konsumsi suplemen vitamin tertentu.

5. Merah Muda, Oranye, dan Merah

Moms mungkin melihat ASI berwarna merah muda, oranye, atau merah setelah mengonsumsi makanan yang punya warna ini, baik itu warna alami atau pewarna tambahan.

6. Cokelat, Warna Karat, dan Berwarna Darah

Jika darah dari dalam payudara bocor ke saluran ASI, warna ASI yang dimiliki mungkin terlihat cokelat, oranye gelap, atau berwarna karat.

Darah juga bisa masuk ke dalam ASI jika Moms mengalami puting pecah-pecah. Warna ASI-nya mungkin terlihat seperti ada garis merah atau merah muda. Tetapi jangan panik, dan tidak perlu membuang ASI tersebut atau berhenti menyusui.

Sedikit darah dalam ASI tidak akan membahayakan Si Kecil. Biasanya, perdarahan akan hilang sendiri dalam beberapa hari. Jika Moms masih melihat darah pada ASI setelah seminggu, konsultasikan ke dokter.

7. Hitam

Produksi ASI warna hitam terkait dengan konsumsi antibiotik Minocin (minocycline). Minocin juga menyebabkan kulit menjadi gelap. Penggunaan Minocin tidak dianjurkan pada ibu menyusui.

Tips Tingkatkan Produksi ASI yang Sedikit

Pada dasarnya, kunci untuk meningkatkan suplai ASI yang sedikit adalah dengan stimulasi dan pengosongan payudara sesering mungkin.

Selain itu, penting juga bagi Moms untuk mencari nasihat dari konsultan laktasi, perawat kesehatan ibu dan anak, atau profesional perawatan kesehatan lainnya yang terampil dalam manajemen menyusui.

Mengutip The Royal Women's Hospital, berikut ini beberapa tips yang bisa Moms lakukan:

1. Lakukan Kontak Fisik

Lakukan kontak fisik skin-to-skin antara kulit Si Kecil dengan kulit payudara Moms, hal ini akan membantu menjaga bayi tetap terjaga dan juga untuk meningkatkan pelepasan hormon yang terlibat dalam produksi ASI.

2. Sering Menyusui Si Kecil

Sering-seringlah menyusui Si Kecil, 2-3 jam dengan total setidaknya delapan kali dalam 24 jam. Bayi mungkin perlu dibangunkan untuk menyusu lebih sering lagi, sehingga produksi ASI tidak lagi sedikit.

Selain itu, berikan kedua sisi payudara saat menyusui. Ketika Si Kecil terlihat lelah atau tidak lagi sering menelan, lepaskan bayi dari payudara dan 'alihkan' ke sisi berikutnya. Ulangi pada kedua payudara.

Dalam Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing yang berbeda, disebutkan bahwa bayi yang sering menyusu selama beberapa hari pertama setelah kelahiran terbukti memiliki efek positif pada produksi susu berikutnya.

3. Pastikan Mulut Bayi dan Puting Terkait dengan Benar

Pastikan bahwa keterikatan atau latching dilakukan dengan baik dan Si Kecil dapat mengisap dan menelan. Moms dapat mencari tahu bagaimana posisi menyusui yang benar.

Saat menyusui atau memompa, kompres atau pijat payudara untuk membantu aliran ASI dan drainase, sebagai tips mengatasi produksi ASI yang sedikit.

4. Perhatikan Kondisi Si Kecil

Penting untuk memerhatikan kondisi Si Kecil saat kegiatan menyusui. Jika bayi mengantuk di payudara dan tidak menyusu dengan baik, Moms mungkin perlu mengurangi waktu menyusui.

Gunakan waktu untuk memompa setiap payudara dua kali, misalnya, lima menit sisi kiri, lima menit sisi kanan, dan ulangi. ASI yang dipompa harus disusui untuk bayi.

Itu dia Moms, penjelasan tentang ASI dan kegiatan menyusui. Jika Moms masih mengalami permasalahan pasokan ASI yang sedikit, maka bisa langsung berkonsultasi dengan dokter atau ahli laktasi.

Bagikan Artikel: