mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Mengecek Kalender, Cara Termudah Mengetahui Ovulasi Berakhir

Mengecek Kalender, Cara Termudah Mengetahui Ovulasi Berakhir


 

Apakah Moms sedang merencanakan kehamilan? Jika ya, inilah saatnya mengenal masa ovulasi.

Sebagaimana siklus menstruasi yang berbeda pada setiap perempuan, begitu pula dengan ovulasi. Berupaya mengenali tanda-tanda ovulasi dapat membantu Moms mengatur waktu berhubungan seks dengan pasangan. Dengan begitu, Moms sekaligus meningkatkan kemungkinan hamil. Secara umum,, memahami ovulasi memberi gambaran lebih jelas mengenai siklus menstruasi. Memahami masa ini membantu Moms melihat gejala ovulasi yang tidak normal. 

Ovulasi merupakan fase dalam siklus menstruasi, di mana terjadi pelepasan sel telur yang matang dari ovarium ke rahim agar bisa terjadi pembuahan. Setiap wanita dilahirkan dengan jutaan telur yang belum matang. Telur ini menunggu dilepaskan satu per satu setiap bulan. Selama ovulasi, sel telur bergerak ke tuba falopi. Di sana, sel telur mungkin bertemu sperma sehingga terjadi pembuahan. Ovulasi umumnya terjadi sebulan sekali, beberapa minggu setelah menstruasi bermula.

 

Kapan Ovulasi Terjadi?

Mungkin Moms pernah mendenger bahwa ovulasi biasanya terjadi pada hari ke 15 dari siklus menstruasi, tetapi itu tidak berlaku sama bagi setiap wanita. Jika Moms seperti kebanyakan wanita usia subur, siklus menstruasi berlangsung antara 28 hingga 32 hari. Ovulasi biasanya terjadi antara hari ke 10 dan 19 dari siklus tersebut atau sekitar 12 hingga 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. “Pada wanita sehat, ovulasi terjadi 14 hari sebelum menstruasi,” kata Donnica L. Moore, Presiden Grup Kesehatan Wanita di Chester, New Jersey, seperti dikutip dari the bump.

Jadi, jika siklus Moms adalah 35 hari maka ovulasi akan terjadi pada hari ke 21 dari siklus tersebut. Tetapi, jika siklus Moms adalah 21 hari maka ovulasi akan terjadi pada hari ke 7. Waktu ovulasi dapat bervariasi dari siklus ke siklus, dan bervariasi pada tiap wanita. Itulah mengapa membiasakan diri menandai kalender menstruasi selama 3 bulan atau lebih dapat membantu memperkirakan siklus ovulasi Moms sendiri. 

Bagi sebagian perempuan, ovulasi tidak selalu terjadi atau bisa juga tidak teratur. Jika Moms sedang hamil, telah menopause, rutin mengonsumsi PIL KB, maka tidak akan berovulasi. Penyakit atau kelainan tertentu seperti sindrom ovarium polikistik, atau mengonsumsi obat antidepresan dan kemoterapi dapat menyebabkan seorang wanita berhenti ovulasi untuk jangka waktu tertentu. Selain itu, faktor gaya hidup seperti kelebihan berat badan dan stres bisa memengaruhi menstruasi dan ovulasi.

Jika Moms memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur atau sangat pendek yakni kurang dari 21 hari, atau siklus yang panjang lebih dari 35 hari, sebaiknya segera memeriksakan diri untuk mengetahui kondisi medis yang menyebabkan ketidakteraturan tersebut.

 

Gejala Ovulasi

Seperti apa rasanya ovulasi? Tentu gejalanya bisa berbeda dari satu wanita ke wanita yang lain. Tetapi, terdapat beberapa gejala ovulasi yang bisa Moms rasakan. Banyak wanita akan mengalami gejala ovulasi 5 hari sebelumnya atau bisa sehari setelahnya. Adapun tanda-tanda umum ovulasi seperti berikut ini: 

  1. Peningkatan Suhu Basal Tubuh

Suhu basal tubuh adalah pengukuran suhu pada tubuh yang diukur ketika beristirahat. Pengaruh hormon saat masa subur memungkinkan suhu basal tubuh lebih tinggi dibandingkan biasanya dengan peningkatan sebesar 0,1–0,2 derajat Celsius. 

  1. Perubahan Lendir

Lendir pada serviks akan menjadi lebih bening, lebih encer, dan lebih licin mirip putih telur. Hal ini dapat membuat sperma lebih mudah masuk dan menyebabkan pembuahan sel telur.  

  1. Nyeri atau Keram di Perut Bawah

Jika Moms mengalami nyeri di area perut bagian bawah di tengah-tengah siklus menstruasi, maka bisa jadi itu adalah tanda ovulasi sedang terjadi. 

  1. Dorongan seks meningkat

Kadar estrogen pada tubuh wanita berada di level tertinggi tepat sebelum masa subur. Hal ini juga dapat memengaruhi perasaan senang dan bersemangat, termasuk juga dalam kegiatan seksual. 

  1. Serviks Melunak dan Membuka

Selama awal siklus, serviks akan meregang. Saat ovulasi, serviks akan melunak dan membuka untuk membiarkan sperma mencapai targetnya. 

  1. Payudara Sakit atau Nyeri

Payudara yang melunak dan puting yang sakit bisa menjadi tanda lain dari ovulasi. Hal ini terjadi karena aliran hormon saat sebelum dan sesudah ovulasi. 

  1. Keluar Bercak 

Folikel yang mengelilingi dan melindungi telur yang tengah berkembang matang, tumbuh, dan kemudian pecah mengakibatkan sedikit pendarahan. Warnanya bisa berubah kecoklatan. Ini bukan masalah yang perlu dikhawatirkan kecuali bercak terus berlanjut. 


 

Tanda-Tanda Ovulasi Berakhir

Setelah sel telur matang dilepaskan dari ovarium, telur tersebut berpotensi dibuahi selama 12 hingga 24 jam. Moms tidak harus berhubungan seks tepat pada hari ovulasi untuk hamil. Terdapat 6 hari masa subur dalam siklus, yakni 5 hari menjelang ovulasi dan 1 hari masa ovulasi. Dari 6 hari tersebut, puncak kesuburan terjadi 2 hingga 3 hari sebelum ovulasi dan hari ovulasi itu sendiri.


Baca juga:

Begini Cara Menghitung Siklus Haid yang Benar


 

Jika lebih dari 24 jam setelah ovulasi sel telur tidak dibuahi, maka sel telur tidak dapat lagi hiudp dan biasanya Moms tidak bisa hamil sampai siklus menstruasi berikutnya. Memang tidak ada tanda khusus yang menunjukkan ovulasi telah berakhir. Untuk mempermudah mengetahuinya, Moms perlu mengetahui hari terjadinya ovulasi dalam siklus menstruasi. Dengan begitu, perkiraan bahwa ovulasi telah berakhir dapat dilakukan dengan tepat. 

Bagi Moms dan pasangan yang mendambakan kehamilan, setelah periode ovulasi berakhir biasanya menjadi saat menegangkan untuk ditunggu. Moms bisa melihat tanda ovulasi berhasil jika pada siklus berikutnya tidak terjadi menstruasi atau sering disebut telat datang bulan.

Jangan lupa lengkapi nutrisi selama kehamilan. Salah satunya dengan mengasup suplemen pendukung kehamilan Prenavita Milk Vanilla. Suplemen ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan ibu dan anak.

suplemen kehamilan

Bagikan Artikel: