mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

KB Hormonal Maupun Non-hormonal, Sama-Sama ada Kekurangannya

KB Hormonal Maupun Non-hormonal, Sama-Sama ada Kekurangannya

Amerika Serikat memperkenalkan metode kesadaran kesuburan atau fertility awareness methods (FAMs). Melalui metode ini, Moms didorong untuk tekun melacak siklus ovulasi guna mengatur waktu kehamilan. Fams disebut juga “metode ritme”.

Hari-hari menjelang ovulasi adalah hari-hari subur Moms. Inilah saat Moms kemungkinan besar akan hamil, jika didahului hubungan seks, tentunya. FAMs bertujuan menghindari berhubungan seks sepanjang masa ovulasi. Dengan kata lain, mencegah kehamilan tanpa pil Keluarga Berencana (KB).

Ada tiga cara yang tercakup dalam metode ini. Pertama, metode suhu. Metode suhu mengharuskan Moms mengecek temperatur tubuh, setiap pagi, begitu bangkit dari tempat tidur. Kedua, metode lendir, yang mewajibkan Moms memeriksa lendir serviks setiap hari. Terakhir, metode kalender. Melalui metode ini, Moms dapat memetakan siklus menstruasi sesuai kalender.

Di luar Fams, ada yang namanya tubektomi. Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menyetop fertilitas (kesuburan) seorang perempuan. Prosedur medisnya dilakukan dengan mengikat dan memotong atau memasang cincin pada saluran tuba sehingga ovum tidak dapat bertemu dengan sel sperma.

Prosedurnya tak memiliki efek samping jangka panjang. Hanya, mungkin, rasa kurang nyaman akibat bius lokal selama prosedurnya dijalankan. Tubektomi merupakan metode KB permanen. Jadi, Moms dan suami harus lebih dulu bersepakat nantinya tak ingin menambah anak sebelum menjalani prosedurnya.

Metode KB non-hormonal lainnya adalah kondom. Kondom adalah alat kontrasepsi yang mudah dan praktis digunakan. Selain mencegah kehamilan, kondom juga bisa mencegah penularan penyakit kelamin, termasuk infeksi HIV/AIDS.

Meski demikian, kondom tak selalu cocok untuk beberapa lelaki. Penggunaanya dapat memicu alergi pada mereka yang rentan terpapar zat tertentu yang digunakan sebagai bahan baku kondom. Terkadang pula, pemakaian kondom tak selalu tepat. Jika kondisi ini terjadi, artinya Moms berpeluang hamil.

Bagaimana dengan KB hormonal?

Indonesia mengenal setidak-tidaknya enam jenis KB hormonal. Kita beberapa di antaranya, ya.

KB Implan

Alat kontrasepsi implan atau susuk dianjurkan sebagai salah satu penopang penunda kehamilan. Alat kontrasepsi ini berbentuk menyerupai tabung plastik elastis. Mirip batang korek api, alat kontrasepsi ini dimasukkan ke jaringan lemak pada bagian lengan atas seorang perempuan.

Meski banyak pengguna yang menganjurkan penggunaan alat kontrasepsi ini ke sesama perempuan, tetapi sejumlah di antaranya masih merasa ragu memanfaatkan KB implan. Salah satu alasannya adalah, KB implan bisa membikin tubuh menjadi gemuk. Benarkah?

Pelepasan hormon progesteron yang terkandung dalam alat kontrasepsi ini memang dapat menimbulkan beberapa efek samping. Termasuk meningkatkan nafsu makan dan, akhirnya, kenaikan berat badan. Semakin kemari, dosis KB implan sebetulnya sudah disesuaikan sedemikian rupa supaya tak memicu kegemukan. Tetapi belum banyak yang tahu.

Jika pemanfaatan KB impan tetap diikuti dengan kenaikan berat badan, artinya:

- Tanpa disadari, Moms memiliki pola makan yang tak sehat. Misalnya kerap mengonsumsi makanan tinggi kalori, gula, karbohidrat dan lemak jenuh.

- Moms sedang mengalami stres berlebih. Stres terkadang memicu kita menyantap lebih banyak makanan. Ya, variasi, ya porsinya.

- Faktor genetik dapat memengaruhi pola makan Moms, lho. Yang ini, sulit dihindari.

KB spiral

Salah satu jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan perempuan Indonesia adalah KB spiral. Moms hanya perlu sekali datang ke dokter untuk pemasangannya. Pengunaaan KB spiral pun tak memengaruhi hormon sehingga mampu menopang penundaan kehamilan untuk jangka panjang.

Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan KB Spiral

Meski digemari, beberapa Moms masih ragu menggunakan alat kontrasepsi ini. Banyak pertimbangan akan kekurangan dan kelebihan intra uterine device (IUD)--istilah kedokteran untuk KB spiral--dibanding alat kontrasepsi lainnya. Moms sudah tahu plus dan minus KB spiral kah? Berikut, ya. Semoga membantu.

- Pada masa awal sesudah pemasangan IUD, siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Sebab, tubuh masih menyesuaikan diri dengan benda asing yang tiba-tiba masuk ke dalam sistemnya.

- Ketika menstruasi, darah yang keluar akan lebih banyak dibanding biasanya.

- Timbul keram perut, tak hanya waktu menstruasi.

- Berpeluang memicu flek pada hari-hari awal selepas pemasangannya.

- Terasa mual.

- Berisiko menimbulkan infeksi pada daerah kewanitaan.

- Alatnya berisiko bergeser ke luar dinding rahim.

Jangan lupa lengkapi nutrisi selama kehamilan. Salah satunya dengan mengasup suplemen pendukung kehamilan Prenavita Milk Vanilla. Suplemen ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan ibu dan anak.


Bagikan Artikel: