mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Plus Minus KB Spiral, Kenali Dulu Sebelum Pakai

Plus Minus KB Spiral, Kenali Dulu Sebelum Pakai

Salah satu jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan perempuan Indonesia adalah keluarga berencana (KB) spiral. Moms hanya perlu sekali datang ke dokter untuk pemasangannya. Pengunaaan KB spiral pun tak memengaruhi hormon sehingga mampu menopang penundaan kehamilan untuk jangka panjang.

Meski digemari, beberapa Moms masih ragu menggunakan alat kontrasepsi ini. Banyak pertimbangan akan kekurangan dan kelebihan intra uterine device (IUD)--istilah kedokteran untuk KB spiral--dibanding alat kontrasepsi lainnya. Moms sudah tahu plus dan minus KB spiral kah? Berikut, ya. Semoga membantu.

Baca juga: Benarkan KB Implan Bisa Bikin Gemuk?

- Pada masa awal sesudah pemasangan IUD, siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Sebab, tubuh masih menyesuaikan diri dengan benda asing yang tiba-tiba masuk ke dalam sistemnya.

- Ketika menstruasi, darah yang keluar akan lebih banyak dibanding biasanya.

- Timbul keram perut, tak hanya waktu menstruasi.

- Berpeluang memicu flek pada hari-hari awal selepas pemasangannya.

- Terasa mual.

- Berisiko menimbulkan infeksi pada daerah kewanitaan.

- Alatnya berisiko bergeser ke luar dinding rahim.

UD (intra uterine device) atau sering disebut dengan KB spiral. Para ahli menyebutkan bahwa pemakaian IUD paling efektif dalam mencegah kehamilan. Walau demikian, masih banyak wanita yang ragu menggunakan kontrasepsi ini. Ketahui beberapa fakta berikut untuk mengetahui lebih dalam seputar IUD. Apa itu IUD? Ini merupakan alat kontrasepsi yang ditanam di dalam rahim. IUD berbentuk seperti huruf 'T". Ada dua jenis IUD, yakni yang mengandung hormon sintetik progestin atau pun tembaga. Keduanya sama-sama berfungsi mencegah sperma membuahi sel telur. Bagaimana cara kerjanya? Ada dua jenis IUD, hormonal dan non-hormonal. IUD hormonal berkerja denga beberapa cara. Hormon progestin dari IUD akan menciptakan lapisan serviks yang tebal sehingga sulit ditembus sperma. Progestin juga membuat lapisan rahim menjadi lebih tipis sehingga sel telur yang sudah dibuahi lebih sulit menempel. Sementara itu, IUD non-hormonal akan melepaskan ion tembaga yang toksik bagi sel sperma. Akibatnya sel sperma sulit berenang.

Bagikan Artikel: