mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Janin Memasuki Area Panggul, Moms Tetap Aman Berhubungan Seks

Janin Memasuki Area Panggul, Moms Tetap Aman Berhubungan Seks

 

Sepanjang kehamilan Moms sehat, hubungan seksual masih bisa dilakukan. Bahkan, aktivitas tersebut bisa terus dilakukan sampai usia kandungan mencapai 39-40 minggu, mendekati hari persalinan. Meski aman dan boleh dilakukan, ada pula ibu hamil yang enggan melakukan hubungan seks saat janin telah memasuki panggul. Alasannya, hal tersebut dapat mencelakai janin atau memicu kontraksi.

Faktanya, jika kehamilan Moms sehat, hubungan seksual saat janin masuk panggul tetap aman dilakukan. Penetrasi penis tidak akan mencelakai janin dalam kandungan karena telah terlindungi kantung ketuban. Hubungan seks saat hamil tua memang memicu kontraksi karena sperma mengandung prostaglandin, hormon yang juga diproduksi tubuh ibu untuk mempersiapkan rahim saat kelahiran. Namun, itu tergantung pula pada kondisi serviks dan leher rahim siap menuju persalinan atau tidak. Jika kondisi serviks dan leher rahim belum matang maka hubungan seks tidak akan memicu kontraksi. 

 

Apa yang Boleh dan Tidak Boleh

Berhubungan seks selama kehamilan dinilai membawa banyak manfaat baik bagi ibu maupun calon bayi. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa Moms rasakan:

  • Hubungan seksual akan membantu Moms merasa lebih rileks dalam menjalani hari-hari menunggu persalinan
  • Hubungan seksual dapat meningkatkan kualitas tidur yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil
  • Hubungan seksual mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil
  • Seks bisa menjadi cara menyenangkan untuk beristirahat dari berbagai pikiran, seperti kapan calon bayi akan lahir, bagaimana bersalin itu, apakah Moms akan memiliki bayi yang sehat, dan sebagainya. 

Hubungan seksual saat janin masuk panggul tetap aman dilakukan, selama dokter tidak memberikan larangan dan peringatan. Tapi, itu tidak berarti hubungan seksual akan berlangsung lancar seperti sebelumnya. Gairah seksual yang meningkat pada trimester kedua, mungkin akan terasa menurun dan mati rasa pada trimester ketiga.

Moms mungkin akan mendapati sedikit bercak darah setelah berhubungan jika serviks sudah mulai matang. Bagi Dads, berhubungan saat trimester ketiga akan sulit mempertahankan ereksi karena kondisi vagina yang ekstra licin. Dads mungkin akan merasakan leher rahim Moms, sesuatu yang belum pernah dirasakan sebelumnya. 

Banyak Moms merasa tidak nyaman melakukan hubungan seks di usia ini, karena faktor fisik yang berubah. Perut yang membesar membuat aktivitas seksual tidak semenyenangkan dulu. Selain itu, Moms merasa gerakan terbatas dan cepat sekali lelah. Apabila faktor fisik ini tidak menjadi masalah, maka hubungan seks bisa menjadi kesempatan terakhir sebelum aktivitas seksual harus berhenti sejenak karena melahirkan. 

Baca juga: 6 Posisi Berhubungan Seks Saat Hamil, Pilih yang Aman dan Nyaman

Meskipun demikian, hubungan seksual tidak dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan kehamilan berisiko seperti mengalami placenta previa, air ketuban pecah dini, riwayat persalinan prematur dan mengandung bayi kembar. 

  1. Plasenta previa

Plasenta previa adalah posisi plasenta terbalik sehingga menghadap bagian depan bayi. Pada kondisi ini, hubungan seks bisa menyebabkan perdarahan pada plasenta dan berbahaya bagi bayi.

  1. Air ketuban pecah dini

Saat air ketuban pecah dini sebelum waktunya, lendir atau mucus plug yang melindungi leher rahim akan terlepas dan membuat janin terpapar dari luar rahim. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Selama ketuban belum pecah, maka Moms dan Dads masih bisa melakukan hubungan seks. Namun, jika air ketuban sudah keluar dan tetap berhubungan seksual, maka risiko terjadinya infeksi akan meningkat.

  1. Riwayat persalinan prematur

Pada ibu yang pernah punya riwayat persalinan prematur, dokter biasanya akan melarang berhubungan seks di trimester akhir kehamilan. Pasalnya, hormon yang keluar saat berhubungan seks bisa memicu kelahiran prematur lagi.

  1. Mengandung bayi kembar

Ibu yang mengandung bayi kembar, berisiko lebih besar melahirkan prematur. Sehingga, berhubungan seks saat janin sudah masuk panggul tidaklah disarankan.

Aman atau tidaknya berhubungan seksual saat janin telah masuk panggul, atau saat usia hamil tua, bisa dikonsultasikan dengan dokter kandungan. Hubungan seksual pada usia ini bisa menjadi pelepasan yang bagus. Akan tetapi, jika karena kondisi yang tidak memungkinkan, jangan khawatir. 

Sebaliknya, cobalah untuk menikmati hari-hari terakhir kehamilan dan mencari cara lain untuk tetap terhubung dengan pasangan. Selain itu, tak ada salahnya mulai mempersiapkan keperluan persalinan Moms dan Si Kecil yang ditata dalam hospital bag. Jika saatnya telah tiba, tas ini tinggal dibawa untuk mempersingkat waktu ke rumah sakit.

Jangan lupa lengkapi nutrisi selama kehamilan. Salah satunya dengan mengasup suplemen pendukung kehamilan Prenavita Milk Vanilla. Suplemen ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan ibu dan anak.

Bagikan Artikel: