mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

5 Fungsi Plasenta bagi Ibu Hamil dan Janinnya

5 Fungsi Plasenta bagi Ibu Hamil dan Janinnya

Plasenta merupakan suatu organ dalam kandungan yang terdapat selama kehamilan. Umumnya plasenta akan keluar setidaknya 30 menit usai persalinan. Bagi janin, plasenta berfungsi sebagai pertukaran produk-produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu hamil dan janin. Fungsi lain plasenta:

Menyingkirkan zat berbahaya dari darah janin

Fungsi plasenta bagi janin selain sebagai pemasok oksigen, pembuang karbon dioksida, dan penyedia nutrisi bagi janin, plasenta juga berperan penting dalam menyingkirkan zat berbahaya dari darah janin. Fungsi ini bisa dibilang seperti fungsi ginjal, yaitu menyaring darah untuk menghilangkan zat-zat berbahaya dan zat buangan yang tidak diperlukan. Misalnya saja seperti karbondioksida, yang kemudian diteruskan ke aliran darah ibu untuk kemudian dibuang oleh sistem dalam tubuh ibu.

Bertindak sebagai paru-paru

Plasenta bagi janin berguna juga untuk menyediakan 100 persen kebutuhan oksigen bayi. Sama seperti tubuh yang menyediakan oksigen ke semua organ dan jaringan melalui aliran darah, tubuh juga akan mengirimkan oksigen ke bayi melalui plasenta. Plasenta akan mentransfer oksigen yang diperlukan bayi ke atli pusar untuk dialirkan ke aliran darah bayi. Jadi, apabila kamu bernapas, kamu juga akan bernapas untuk janin yang sedang di kandung.

Melindungi Bayi dari Infeksi

Fungsi plasenta bagi janin lainnya untuk melindunginya dari infeksi. Sebelum bayi dilahirkan, bayi akan mendapatkan antibody melalui plasenta. Antibodi ini nantinya akan membantu memberikan perlindungan sistem kekebalan tubuh untuk awal kehidupan bayi. Pada beberapa situasi, plasenta dapat membantu melindungi janin dari infeksi saat berada di dalam rahim.

Baca juga: Mengenal Plasenta, Sangat Penting Namun Berisiko Mengalami Gangguan

Penghasil estrogen dan progesteron

Estrogen merupakan hormon penting dalam proses proliferasi sel-sel tertentu, yaitu merangsang pembesaran payudara dan rahim. Hal ini memungkinkan pertumbuhan janin dan produksi air susu ibu. Estrogen juga bertanggung jawab untuk meningkatkan suplai darah menjelang akhir kehamilan melalui aktivitas vasodilatasi. Kadar estrogen selama kehamilan ini dapat meningkat hingga tiga puluh kali lipat saat tidak hamil.

Sedangkan, hormon progesteron akan membantu embrio atau sel telur yang dibuahi untuk menempel dan tertanam dalam rahim. Hormon ini juga akan mempengaruhi saluran tuba dan rahim dengan merangsang peningkatan sekresi yang diperlukan untuk menutrisi janin. Fungsi progesterone diperlukan untuk mencegah aborstus spontan atau keguguran guna mencegah kontraksi rahim.

Bagikan Artikel: