Jangan Mau di Lunchbox Shamed: Apa Artinya dan Kenapa Moms Perlu Peduli

author icon

Chanchal

calendar icon

11 Sep 2025

category icon

Balita

Jangan Mau di Lunchbox Shamed: Apa Artinya dan Kenapa Moms Perlu Peduli

Apa Itu Lunchbox Shaming?

Lunchbox shaming adalah istilah ketika isi bekal anak jadi bahan komentar atau perbandingan. Misalnya, ada yang bilang, “Kenapa bekalnya cuma nasi sama telur?” atau “Lihat deh bekal si A lebih bagus.” Meski kelihatannya remeh, hal ini bisa membuat anak merasa minder dan Moms jadi terbebani.

Fenomena ini makin sering muncul seiring tren berbagi foto bento box yang lucu dan berwarna-warni di media sosial. Padahal, tidak semua keluarga punya waktu, tenaga, atau anggaran untuk membuat bekal yang “Instagramable”.

Dampak Lunchbox Shaming pada Anak dan Moms

Untuk Anak:

Bisa merasa malu atau enggan membuka bekalnya di sekolah.

Menurunkan nafsu makan sehingga nutrisi tidak tercukupi.

Membentuk persepsi bahwa “makanan bagus = harus mewah atau indah”, padahal nilai gizinya yang utama.

Menurunkan rasa percaya diri anak, anak bisa merasa minder atau malu kalau bekalnya dianggap “berbeda” dengan teman-temannya. Hal ini bisa memengaruhi interaksi sosial mereka di sekolah.

Mengganggu pola makan sehat, fokus pada tampilan ketimbang nutrisi bisa membuat isi bekal tidak seimbang. Anak mungkin mendapat bekal yang cantik secara visual, tapi kurang memenuhi kebutuhan gizi hariannya.

Untuk Moms:

Timbul rasa bersalah karena merasa “kurang baik” sebagai orang tua.

Tekanan untuk selalu membuat bekal yang rumit, yang akhirnya melelahkan.

Stres membandingkan diri dengan orang tua lain.

Kenapa Hal Ini Penting?

Isu lunchbox shaming bukan hanya soal makanan, tetapi juga soal rasa aman, percaya diri, dan kebiasaan makan sehat. Bekal sederhana bisa jadi jauh lebih bergizi dibanding bento yang hanya terlihat cantik tapi penuh saus atau makanan olahan. menurut sruvei yang di kembangkan oleh Sistema dan Angus Ried, bahwa 77% orang tua setuju bahwa mempermalukan kotak makan siang dapat berdampak negatif jangka panjang pada anak-anak dan identitas budaya mereka. Meskipun anak-anak masih terlalu kecil untuk mengerti tentang kotak makan siang dan mungkin tidak tahu apa yang mereka lakukan itu salah, namun hal ini meninggalkan anak-anak dengan rasa takut, malu dan bersalah karena membawa makanan yang tidak berkarakter seperti karakter kartun atau ketika makanan berbau, 

Menurut pedoman gizi dari WHO dan Kemenkes RI, bekal sehat cukup berisi karbohidrat, protein, sayur, buah, dan lemak sehat, ditambah air putih. Jadi, selama kebutuhan dasar itu terpenuhi, Moms tidak perlu khawatir.Selain itu, kebiasaan makan dari rumah membantu anak belajar pola hidup sehat sejak dini, yang lebih penting daripada sekadar tampilan bekal.


Baca juga:
Bekal Bento Anak Sehat: 5 Rekomendasi & 5 Larangan



Solusi: Fokus pada Kesehatan, Bukan Perbandingan

Utamakan Nutrisi – Kombinasikan nasi atau roti, lauk berprotein, sayur, dan buah segar.

Sesuaikan dengan Selera Anak – Bekal yang dimakan habis jauh lebih baik daripada bekal cantik yang tidak disentuh.

Gunakan Wadah yang Praktis & Aman – Wadah bekal anti tumpah membuat makanan tetap rapi dan segar hingga jam makan siang.

Ajarkan Anak Percaya Diri – Katakan bahwa bekalnya dibuat dengan cinta dan nutrisi, bukan untuk dibandingkan.

Hindari Membandingkan dengan Bekal Orang Lain- Ingatkan anak (dan diri sendiri) bahwa setiap keluarga punya cara masing-masing dalam menyiapkan bekal. Fokus pada kebutuhan keluarga sendiri.

Variasikan Menu Secara Sederhana- Tidak harus rumit, cukup ganti lauk atau buah setiap beberapa hari agar anak tidak bosan. Variasi ini juga membantu mencukupi kebutuhan gizi harian.

 

Untuk mendukung bekal yang sehat dan praktis, Moms bisa mengandalkan Mugu Kids Simple Lunch Set. Dengan desain sekat kedap udara, lauk, buah, dan camilan tidak mudah bercampur sehingga tampilannya tetap menarik meski sederhana.

Agar makin tenang, lengkapi juga dengan Mugu Baby Wipes yang lembut dan aman untuk kulit anak. Sangat praktis untuk membersihkan tangan atau mulut si kecil sebelum dan sesudah makan, terutama di sekolah.

Dengan kombinasi bekal bergizi, wadah yang praktis, dan kebersihan terjaga, Moms bisa lebih percaya diri. Ingat, tidak ada alasan untuk merasa malu dengan bekal anak   karena yang terpenting adalah cinta, perhatian, dan gizi yang ada di dalamnya

bannerbanner


Bagikan Artikel


Artikel Terkait



free consultation icon