mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Hamil Kosong atau Blighted Ovum Tak Selalu Didahului Pendarahan

Hamil Kosong atau Blighted Ovum Tak  Selalu Didahului Pendarahan

Kehamilan kosong atau blighted ovum merupakan jenis keguguran yang bisa terjadi pada awal kehamilan. Kejadiannya bisa saja tak terduga dan, bagaimanapun, menyedihkan.

Kehamilan kosong terjadi ketika kantung janin dan plasenta tumbuh, tetapi bayi tidak. Kondisi ini kerap pula disebut “kehamilan anembrionik” karena ketiadaan embrio—bayi yang sedang berkembang. Karena blighted ovum masih menghasilkan hormon, sewaktu-waktu dapat menunjukkan hasil tes kehamilan yang positif.

Blighted ovum akan menyebabkan keguguran biasanya pada 7 sampai 12 minggu kehamilan. Tubuh bakal menyadari kehamilan tidak berkembang dengan baik. Selain itu, tubuh Moms mulai mengeluarkan darah dan jaringan dari rahim.

Keguguran bisa sangat menyedihkan. Banyak perempuan membutuhkan dukungan dan waktu untuk berduka. Tak ada perasaan yang “benar” setelah keguguran. Reaksi setiap perempuan berbeda-beda selepas mengetahui dirinya mengalami kehamilan kosong. Ada yang marah, bersalah atau mungkin juga, lega. Selengkapnya tentang penyebab keguguran, bisa disimak dalam artikel ini.

 

Apa penyebab blighted ovum?

Saat sel telur dibuahi, sel yang membuat kantung kehamilan dan plasenta mulai berkembang biak. Namun terkadang, sel yang seharusnya berkembang menjadi bayi tidak berkembang biak. Penyebabnya belum bisa dipastikan.

Kadang-kadang, kehamilan kosong tanpa didahului gejala apapun. Tidak juga pendarahan. Lumrahnya perempuan mengetahui tengah hamil kosong saat melakukan pemeriksaan rutin ultrasonografi atau USG.

Dokter akan mendiskusikan pilihan pengobatan dengan Moms dan suami. Moms mungkin akan memilih untuk membiarkan keguguran terjadi secara alami.

 

Apa Saja Gejala Kehamilan Kosong?

Gejala blighted ovum mungkin termasuk:

 Pendarahan hebat

Pendarahan ringan dan bercak bisa jadi normal di awal kehamilan. Moms harus menemui praktisi perawatan kesehatan jika mengalami pendarahan lebih banyak yang mirip dengan menstruasi.

Keram parah

Beberapa kali keram selama kehamilan juga sering terjadi. Selalu pastikan untuk memeriksakan keram selama kehamilan jika Moms khawatir. Terutama jika keram disertai demam. Bisa jadi, Moms sedang bergejala kehamilan ektopik.

Kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik (ectopic pregnancy) terjadi saat kehamilan bertumbuh di luar rahim. Proses awal kehamilan ektopik serupa kehamilan normal. Bermula dari pembuahan sel telur, yang lalu mengalir lewat tuba falopi dan akhirnya menempel pada lapisan rahim. Pada kehamilan ektopik, beberapa sel telur yang sudah dibuahi menempel di tuba falopi atau ovarium. Itulah mengapa kehamilan di luar kandungan acapkali diistilahkan “kehamilan tuba”.


Baca juga:

Di Kemudian Hari, Kehamilan Ektopik dapat Berkembang Menjadi Fase Sehat


 

Kehamilan di luar kandungan mendera sekitar 2 dari 100 perempuan mengandung. Meski jarang terjadi, tetapi akan berbahaya jika tak lekas ditangani. Tuba falopi bisa pecah jika terlalu besar meregang menyusul pertumbuhan kehamilan. Beberapa kemungkinan yang berpotensi terjadi, misalnya pendarahan internal, infeksi dan, dalam beberapa kasus, kematian.

Kebanyakan perempuan yang mengalami kehamilan ektopik dapat menjalani kehamilan yang sehat di kemudian hari. Semua bergantung dari perawatan medis serta kondisi tuba falopi Moms. Jika salah satu tuba falopi terlepas, atau memiliki jaringan parut, mungkin lebih sulit untuk memiliki kehamilan yang sehat.

Untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat, kelak, Moms sudah selayaknya memperbaiki asupan gizi seimbang. Lengkapi kebutuhan gizi Moms dengan suplemen pendukung. Salah satunya Prenavita Milk Vanila. Suplemen prenatal berupa serbuk ini mudah dibawa bepergian. Kemasannya pun ringkas.

Bagikan Artikel: