mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Moms, Kenali Pemeriksaan HSG untuk Program Hamil

Moms, Kenali Pemeriksaan HSG untuk Program Hamil

Setelah menikah, tentu sepasang suami istri mendambakan kehadiran sang buah hati di tengah-tengah keluarga kecil. Banyak pasangan suami istri yang menginginkan kehadiran sang buah hati secepatnya tanpa ditunda, namun beberapa lainnya ada yang menunda kehamilan karena berbagai alasan. Penggunaan KB alami dilakukan oleh beberapa wanita untuk menunda kehamilan.

Bagi beberapa pasang suami istri yang sudah lama menikah namun belum diberikan buah hati, maka berbagai macam cara akan dilakukan untuk mendapatkan sang buah hati segera. Berbagai makanan yang dipercaya dapat membuat cepat hamil dikonsumsi, hingga melakukan pemeriksaan dengan rontgen X-Ray melalui pemeriksaan HSG atau Histerosalpingografi.

 

Baca juga: Moms Sudah Tahu? Ini Fakta dan Mitos Makanan untuk Ibu Hamil

 

Apa itu HSG atau Histerosalpingografi?

Jika Moms ingin memiliki anak, penting untuk diketahui bahwa ada banyak bagian tubuh Moms yang harus berfungsi dengan baik. Seperti misalnya ovarium Moms perlu menghasilkan sel telur setiap bulan atau yang disebut ovulasi; rahim harus dalam kondisi yang baik; dan saluran tuba falopi harus terbuka. Jika salah satu dari bagian penting ini tidak berfungsi dengan benar, Moms mungkin akan mengalami kesulitan hamil.

Histerosalpingografi (HSG) adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan sinar Rontgen (sinar-X) untuk melihat kondisi rahim dan daerah di sekitarnya, terutama saluran tuba falopi yang menghubungkan antara indung telur (ovarium) dan rahim. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan oleh para wanita yang ingin memiliki anak dan juga pada wanita yang memiliki masalah infertilitas atau yang dikenal dengan istilah mandul.

Jika saluran tuba Moms tersumbat, maka sperma tidak akan dapat mencapai sel telur atau sel telur yang telah dibuahi tersebut tidak akan dapat masuk ke dalam rahim. Saluran tuba yang tersumbat dapat terjadi karena berbagai alasan. Untuk mengetahui penyebab tersebut, dokter harus mendiagnosisnya melalui tes HSG atau histerosalpingografi ini.

 

Baca juga: 4 Rekomendasi Menu Sahur Sehat yang Bisa Dipilih saat Sedang Program Hamil

 

Kondisi untuk Melakukan Histerosalpingografi

Dilansir dari laman Healthline, prosedur pemeriksaan histerosalpingografi (HSG) dianjurkan untuk pasien yang mengalami kondisi seperti:

  • Infertilitas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyumbatan pada saluran telur, jaringan parut pada rahim, bentuk rahim yang tidak normal, serta tumor atau polip rahim;
  • Penyumbatan tuba falopi, misalnya akibat infeksi atau pemasangan implan tuba (salah satu metode kontrasepsi non-operasi yang bersifat permanen);
  • Kelainan struktural pada rahim yang mungkin disebabkan oleh faktor bawaan atau genetik;
  • Masalah lain pada rahim, seperti bentuk yang tidak normal, cedera, adanya benda asing dalam rahim, fibroid, dan polip pada rahim.  Masalah-masalah tersebut dapat menyebabkan keguguran berulang atau gangguan pada saat menstruasi.

 

Prosedur Pemeriksaan HSG atau Histerosalpingografi

Dilansir dari laman WebMD, prosedur pemeriksaan HSG mungkin akan dilakukan pada seorang wanita setelah selesai haid tetapi sebelum sel-sel telur dilepaskan oleh ovarium atau disebut ovulasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan Moms tidak hamil, dan juga membantu menurunkan risiko infeksi. Umumnya, ovulasi ini akan terjadi selama paruh pertama siklus, mungkin di antara hari 1 dan 14 sebelum hari pertama haid selanjutnya.

Pemeriksaan HSG ini dilakukan melalui sinar-X yang menggunakan pewarna kontras yang ketika ditelan atau disuntikkan, membantu menonjolkan organ atau jaringan tertentu pewarna ini akan larut atau keluar dari tubuh saat buang air kecil. Oleh karena itu, penting untuk memberi tahu dokter, jika Moms mengalami reaksi alergi terhadap barium atau pewarna kontras.

Seperti yang dilansir oleh laman Healthline, beberapa tahapan ini akan dilalui saat prosedur pemeriksaan:

  1. Jangan menggunakan perhiasan selama proses pemeriksaan;
  2. Pasien diminta berbaring di kursi pemeriksaan khusus dengan lutut ditekuk dan kaki dibuka lebar;
  3. Sebuah alat yang bernama spekulum atau cocor bebek dimasukkan ke dalam vagina untuk membuka liang vagina sehingga bagian dalam vagina dan leher rahim dapat terlihat;
  4. Dokter memberikan anestesi lokal dan leher rahim dibersihkan dengan sabun khusus;
  5. Pewarna kontras dimasukkan ke dalam selang kecil (cannula) atau kateter fleksibel yang dimasukkan ke dalam leher rahim dan pewarna tersebut akan mengalir ke rahim dan saluran tuba;
  6. Pasien akan merasa sedikit nyeri dan kram selama proses berlangsung, terutama saat zat pewarna mengalir di dalam saluran tuba;
  7. Pemeriksaan foto rontgen yang menghasilkan gambar dari berbagai sudut;
  8. Setelah selesai, pasien akan diberi resep obat untuk rasa sakit atau pencegahan infeksi

 

Pasca HSG atau Histerosalpingografi

Pasca HSG, pasien biasanya masih merasakan kram seperti nyeri menstruasi dan mengalami perdarahan ringan dari vagina selama beberapa hari. Hal tersebut merupakan reaksi wajar yang nantinya akan mereda dengan sendirinya. Dokter akan menyarankan pasien untuk tidak menggunakan tampon untuk mencegah infeksi.

Umumnya prosedur HSG adalah aman untuk dilakukan, tetapi semua prosedur tersebut juga memiliki kemungkinan untuk menimbulkan risiko seperti infeksi atau alergi terhadap pewarna kontras. Gejala-gejala yang menandakan terjadinya infeksi pasca pemeriksaan dengan HSG dan perlu mendapat pertolongan medis adalah sebagai berikut:

  • Muntah.
  • Demam.
  • Keluarnya cairan bau dari vagina.
  • Nyeri perut dan kram hebat.
  • Pening.
  • Perdarahan hebat atau perdarahan yang berlangsung lebih dari 3 atau 4 hari.

Itulah penjelasan dan prosedur terkait dengan pemeriksaan HSG atau Histerosalpingografi untuk mengecek kondisi alat reproduksi. Saat hamil, Moms juga bisa mengonsumsi minuman bernutrisi Prenavita Health Food Milk Flavoured untuk memenuhi nutrisi sehari-hari ibu hamil.

Bagikan Artikel: