mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Kenali dan Waspadai Bahaya Air Ketuban Merembes

Kenali dan Waspadai Bahaya Air Ketuban Merembes

Sebagian Moms yang hamil mengalami suatu kondisi dimana air ketuban merembes, bocor, atau pecah sebelum waktunya. Parahnya, sebagian Moms tidak menyadarinya. Hal ini harus sangat diwaspadai, mengingat risikonya cukup fatal bagi janin.

Air ketuban merupakan cairan pelindung bagi janin yang berada di dalam kantung rahim ataupun selput ketuban selama masa kehamilan. Selain memungkinkan bayi bergerak dengan bebas di dalam kantung rahim sebelum dilahirkan, air ketuban juga berfungsi untuk mengendalikan suhu di dalam kantung rahim agar janin tetap merasa nyaman.

Baca juga: Bahaya Smoothing Rambut Saat Hamil

Dilansir dari suatu sumber, apabila selaput ketuban mengalami kerobekan, maka akan terjadi kebocoran yang mengakibatkan air ketuban merembes. Pada usia 36 minggu kehamilan, air ketuban memang akan berkurang karena tubuh sedang mempersiapkan proses kelahiran bayi. Wajar saja apabila air ketuban merembes sedikit, namun apabila rembesan terlalu banyak dan terus menerus, hal itu dapat membahayakan bagi janin. Kondisi tersebut disebut ketuban pecah dini atau disebut juga sebagai Premature Rupture of Membranes (PROM).

Untuk menghindari peristiwa fatal akibat air ketuban yang merembes, ada baiknya Moms mengetahui ciri-ciri serta perbedaan antara air ketuban dan urine. Air ketuban memiliki warna bening, terkadang warnanya juga terlihat kekuningan, dan sering kali meninggalkan bintik-bintik putih di dalam pakaian dalam, namun tidak berbau. Air ketuban yang merembes juga bisa disertai lendir atau bahkan darah. Sementara itu, urine berbau khas. Sedangkan untuk cairan vagina, misalnya keputihan akan berwarna jernih atau kekuningan. Kebocoran urine biasanya terjadi ketika Moms batuk, tertawa, dan juga bersin. Air ketuban yang bocor biasanya merembes atau keluar secara terus menerus.

Baca juga: Sop Ikan Salmon, Nutrisi Ibu Hamil Trimester 1

Berikut ini merupakan beberapa hal yang meningkatkan risiko air ketuban merembes atau air ketuban pecah dini:

  • Kelahiran prematur pada persalinan sebelumnya
  • Infeksi seperti pneumonia, penyakit seksual menular, dll
  • Operasi pada leher rahim atau omniosentesis
  • Bentuk uterus abnormal atau leher rahim pendek
  • Pendarahan vagina di trimester kedua dan ketiga
  • Gizi buruk, mengonsumsi minuman beralkohol, dan juga merokok

 

Sebaiknya Moms juga berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai gejala yang dialami. Terdapat juga beberapa penanganan untuk kondisi air ketuban merembes atau bocor. Biasanya dokter akan menyarankan Moms untuk beristirahat total, mengonumsi antibiotik untuk mengobati atau mencegah infeksi yang dapat terjadi.

Oksitosin dapat diberikan untuk memulai kontraksi apabila Moms memang sudah mulai memasuki masa persalinan dan menjaga bayi serta Moms tetap kuat. Tokolitik juga bisa diberikan untuk membantu menghentikan kontraksi ketika janin masih belum siap dilahirkan. Pemberian steroid biasanya dilakukan pada masa 24-34 minggu kehamilan untuk mendukung pertumbuhan paru-paru bayi.

Bagikan Artikel: