mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Bayi Baru Lahir Jarang Pipis? Kenali Penyebabnya, Moms!

Bayi Baru Lahir Jarang Pipis? Kenali Penyebabnya, Moms!

Bayi baru lahir jarang pipis, kenapa ya? Urine merupakan proses alami pembuangan berupa cairan dan racun di dalam tubuh. Umumnya, sisa pembuangan ini menyesuaikan dengan apa dan seberapa banyak konsumsi makanan serta minuman seseorang. Termasuk juga menyesuaikan usia. Meski tidak ada ukuran dalam menentukan berapa banyak atau berapa kali si Kecil harus pipis dalam sehari, tetapi saat melihat bayi baru lahir jarang pipis tentu saja hal ini akan membuat para orangtua khawatir. Lantas, mengapa bayi baru lahir jarang pipis?

Biasanya bayi bisa pipis dan berganti popok sebanyak enam kali per hari. Pada beberapa kondisi atau waktu tertentu, bayi menjadi lebih jarang pipis. Apa sebenarnya yang menjadi penyebab bayi menjadi lebih jarang pipis? Kandung kemih bayi hanya bisa menampung sekitar 30-40 ml urine, sehingga jika bayi tetap minum dengan baik, ia akan pipis cukup sering, sekitar 1-6 jam sekali. Bila Si Kecil tidak pipis atau popoknya tidak basah sama sekali selama seharian penuh atau dengan kata lain bayi baru lahir jarang pipis, Moms perlu memerhatikan kondisi tersebut lebih lanjut. Moms juga perlu memperhatikan warna urine bayi.


Baca Juga:
Perhatikan Urine Si Kecil Bisa Jadi Penyebab Suatu Penyakit


$[banner_single]$

Penyebab Bayi Baru Lahir Jarang Pipis, Kenali Penyebabnya, Moms!

Bayi baru lahir jarang pipis bukanlah kondisi yang bisa dianggap enteng. Pasalnya, frekuensi pipis berhubungan erat dengan kondisi sistem perkemihan. Urine atau pipis yang dikeluarkan oleh bayi merupakan zat sisa yang harus dikeluarkan secara rutin. Hal ini normal terjadi pada bayi baru lahir.

Bayi disebut jarang pipis jika frekuensi berkemihnya kurang dari 3 kali dalam sehari, tidak pipis sama sekali dalam waktu 6 jam, atau bila jumlah urine kurang dari 1 ml/kg BB/jam. Jadi jika berat badan (BB) bayi 7 kg, ia perlu mengeluarkan urine 7 ml per jamnya. Bila urinenya kurang dari jumlah tersebut, bayi kemungkinan mengalami sejumlah kondisi berikut:

1. Bayi baru lahir jarang pipis bisa karena dehidrasi atau kekurangan cairan

Dehidrasi adalah penyebab bayi baru lahir jarang pipis yang paling sering, terutama pada bayi berusia di bawah 6 bulan. Dehidrasi bisa terjadi saat bayi mengalami demam, diare, muntah-muntah, atau muntaber. Kondisi dehidrasi bisa ditandai dengan berkurangnya frekuensi pipis bayi, yang dapat diketahui dengan berkurangnya jumlah penggantian popok.

Selain itu, dehidrasi bisa memunculkan berapa gejala lain, di antaranya:

  1. Mengantuk dan tidur lebih lama dari biasanya.
  2. Malas bermain atau tertawa.
  3. Mulut, lidah, dan kulit nampak kering.
  4. Mata tampak cekung dan lelah.
  5. Menangis tanpa air mata.

Bila Si Kecil mengalami tanda-tanda di atas, langkah awal yang perlu Moms lakukan adalah memperbanyak frekuensi pemberian asupan cairan. Jika biasanya Si Kecil menyusu setiap 3 jam, maka lakukan setiap 30 menit. Bila usia Si Kecil sudah di atas 6 bulan, Moms boleh memberikannya oralit, terutama jika sedang diare. Namun bila kondisi Si Kecil tak membaik dan ia semakin malas untuk minum, Moms dianjurkan untuk segera membawanya ke dokter.

Berikut ini ada beberapa tips yang dapat Moms lakukan agar bayi tidak mengalami dehidrasi : 

  1. Usahakan untuk memberikan ASI eksklusif dan hindari untuk memberikan makanan atau minuman di luar ASI hingga si Kecil berusia 6 bulan.
  2. Berikan ASI sesering mungkin, setidaknya sekali dalam 1 hingga 2 jam.
  3. Jaga kestabilan suhu ruangan. Suhu yang terlalu panas atau dingin dapat membuat bayi mengalami dehidrasi.
  4. Kenakan pakaian yang nyaman dan hangat agar bayi tidak mudah berkeringat.
  5. Untuk Moms, usahakan untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI dengan mengonsumsi cairan dan makanan yang bergizi seimbang.

Nah, itulah hal-hal yang dapat Moms lakukan saat bayi jarang pipis. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, segera bawa ke dokter untuk mencegah terjadinya hal yang membahayakannya.


Baca Juga:
Harus Waspada! Ini 7 Tanda Bayi yang Mengalami Dehidrasi


2. Bayi jarang pipis karena gangguan pada saluran kemih

Urine yang dihasilkan ginjal perlu melewati saluran kemih, hingga akhirnya dibuang keluar dari tubuh melalui uretra. Adanya gangguan di saluran ini, seperti sumbatan, infeksi, striktur (terbentuknya jaringan ikat karena adanya luka), atau kelainan bentuk, bisa mengganggu frekuensi pipis dan jumlah urine bayi.

Jika bayi jarang pipis disebabkan oleh gangguan pada saluran kemih, keluhan bayi jarang pipis bisa disertai sejumlah gejala berikut:

1. Demam.
2. Anyang-anyangan, sering pipis tapi hanya sedikit-sedikit.
3. Malas makan dan lebih rewel dari biasanya.
4. Urine kental, berwarna gelap, dan berbau tak sedap.
Kondisi ini tidak dapat dianggap remeh dan perlu segera diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

3. Bayi jarang pipis karena gangguan pada ginjal

Ginjal merupakan organ yang berfungsi menyaring dan membuang zat sisa melalui urine. Bila fungsi ginjal terganggu, produksi urine dapat menurun, sehingga bayi terlihat jarang pipis.

Faktor genetik, cacat lahir, infeksi, cedera, hingga penyakit tertentu bisa menjadi penyebab terjadinya gangguan pada ginjal bayi. Oleh karena itu, bila Si Kecil sama sekali tidak pipis atau terlihat pipisnya sangat sedikit padahal minumnya cukup, dan tubuhnya terlihat membengkak serta kulitnya terlihat pucat, segera periksakan ke dokter, ya.

Penting bagi Moms untuk rutin memeriksa dan mengganti popok bayi. Popok seharusnya menjadi agak basah, sedikit lebih berat, menggembung, dan berbau urine bila bayi pipis. Nah, untuk memudahkan Moms dalam mengganti popoknya gunakan MUGU Playmat.

$[banner_single]$

Itulah penjelasan mengenai bayi jarang pipis. Volume urine bayi normalnya berkisar antara 1-2 ml/kg berat badan per jam. Karenanya, jika berat bayi masih berada di antara 2,5 hingga 5 kg, maka urine yang dihasilkan memang terbilang belum banyak, hanya sekitar 60-240 ml dalam sehari. Selain itu, ada beberapa hal lain yang dapat mempengaruhi volume urine bayi. Misalnya: asupan cairan, suhu lingkungan dan kondisi kesehatan bayi seperti muntah, diare, dan dehidrasi.

Bagikan Artikel: