Customer Service:
ph: 081288446533

Subtotal

View Bag
My MOOIMOM logo

Kami ingin tahu bagaiman pengalaman Moms memakai produk MOOIMOM.
Gunakan #mymooimom untuk berbagi dengan kami pengalaman Moms memakai produk dari kami
dan kami akan dengan senang hati menaruh-nya disini


PENGALAMAN MENGGUNAKAN NURSING COVER MOOIMOM

Usia Kehamilan :
Lama Menyusui :

PENGALAMAN MENGGUNAKAN NURSING COVER MOOIMOM

"Duuh..ada banyak orang, Nak. Nenen nanti aja, ya. Ibu malu." ❤

Pernahkah BuIbu meminta kepada si kecil untuk menunda nenen? Kira-kira, gimana tanggapan si kecil, nih? Mengangguk karena paham, atau justeru langsung rewel karena permintaannya ngga dituruti?
 

 
                                                                Full Nursing Cover kesukaan...

Banyak yang mengatakan kalau aku termasuk Ibu yang kalah dengan tangisan anak. Hampir tiap Yasmin nangis, hanya ada dua pilihan yang bisa kulakukan, yaitu langsung memberi ASI atau menggendongnya. Terlebih saat dia masih bayi.

"Ya ampuun, jangan digendong mulu. Ntar bisa-bisa jadi anak juneng, lho." 🙌

Pasti BuIbu pernah mendengar istilah juneng, kan? Bagi yang tinggal di Jawa, khususnya. Juneng alias dijunjung meneng punya arti bahwa anak yang sedang menangis hanya mau diem setelah digendong. 🙊

"Weeeh...kok langsung ceplok aja, sih. Ntar jadi kebiasaan, lho." 😎

Naaah, kalau komentar macam ini biasanya ditujukan kepada BuIbu yang pingin anaknya bobok lagi (kalau kebangun) atau lekas diam. 😂 Menjadi seorang Ibu, tuh, memang butuh kesabaran yang teramat, ya. Apalagi Ibu muda dan baru punya satu anak. Duuh...keep strong hati dan telinga. ✊

Asli, aku ngga tega cuma memberi puk-puk di paha mungilnya saat dia nangis. Rasanya harus menggendongnya dulu. Pun saat dia kebangun dan kayak belum cukup boboknya. Rasanya harus cepat-cepat ngasih ASI. Fufufu...Ibu yang satu ini memang mudah meleleh. Dan tau ngga, kebiasaan ini berlanjut sampai sekarang. 😄

Yasmin nangis, lalu menggendongnya. Ngga masalah, ngga repot, dan sama sekali ngga merasa rempong karena aku masih kuat mnggendongnya. Yasmin nangis karena minta nenen dan kadang ngga mau tahu situasi dan tempat.

"Duuh..ada banyak orang, Nak. Nenen nanti aja, ya. Ibu malu." ❤

Insya allah belum. Ya, aku belum dan sepertinya ngga sanggup menolak permintaan Yasmin yang satu ini sampai habis masa berlakunya. Lagian jarang banget lah ya, toleransi dari anak untuk ini. Menyusui dimana saja, oke! Bukan prinsip, tapi selalu berusaha untuk breastfeeding every where.

 



"Eeeeeh...jangan gila dong, Buk. Masak menyusui dimana saja, sih. Ingat aurat wanita, dong!" 🙌

Ooo...ini selalu aku ingat, selalu berusaha hanya buat konsumsi suami. 🙊 Tapi masa tega, si kecil udah pingin banget nenen, terus diminta untuk menunggu sampai menemukan ruang laktasi, atau tempat tertutup lainnya. Fufufufu...

Beli nursing cover dong, Mom!

Yuhuui...ini solusi banget buat BuSui yang mendukung program breastfeeding every where. Eeeh...emang ada programnya, gitu? Hahaha. Dibuat sendiri saja kalau belum ada, ya. 😂 *maksa*

Ibu menyusui memang disarankan untuk mengenakan pakaian yang ramah BuSui. Entah itu hem dengan kancing depan, kaus dengan akses menyusui, atau baju dengan resleting depan. Ini sebagai perlakuan khusus buat si kecil supaya bisa nenen dengan mudah dan nyaman. Namun, ada juga BuSui yang memanfaatkan nursing cover untuk aktivitas menyusui di tempat umum. Aku termasuk salah satu BuSui yang memanfaatkan nursing cover

Pertama menggunakan nursing cover, tuh, saat pertama kali mengajak Yasmin imunisasi ke Puskesmas. Saat itu, usianya masih 3 bulan. Ya, bayi di bawah 10 bulan masih bisa dikondisikan karena posisi nenennya masih dengan cara digendong. Selain itu, pemberian ASI pada usia tersebut bisa dibilang masih cukup sering. Makanya aku membawa nursing cover, siapa tahu dia mendadak minta nenen. Dipakai atau ngga, yang penting dibawa karena sudah masuk daftar perlengkapan yang harus dibawa saat bepergian.

Memberi ASI dengan memanfaatkan nursing cover cukup membuat nyaman bagi ibu dan si kecil. Memang awal pemakaian, mungkin si kecil akan rewel karena dia merasa ngga bebas. Secara, hampir menutupi seluruh tubuhnya, ya. Dan Yasmin menjadi salah satu anak yang rewel ketika aku memakai nursing cover. Namun pelan-pelan tapi pasti merasa nyaman dan cepat kenyang karena dia fokus nenen.

Tempat duduk menjadi incaranku saat Yasmin udah mulai minta nenen. Yaiyalah, masak nenen sambil berdiri, ya. Ngga cantik, dong. 😜 Selanjutnya memakai nursing cover. Celemek menyusui yang aku pilih yaitu tipe full atau penuh, dimana dapat menutupi dari bagian depan sampai belakang. Bagiku, ini menjadi pilihan tepat karana ternyata aku lebih sering mengenakan kaus oblong jika bepergian. Kebayang saat memberi ASI di tempat umum tanpa celemek, kan? Kaus bagian belakang pasti ikut naik meski hanya dikit. Bagian perut pun ngga semua tertutup oleh Yasmin. Belum lagi, bagian samping kanan-kiri. Uuuh...makanya, aku lebih memilih celemek yang full.

 



Nah, karena celemeknya penuh, perhatikan bahannya sebelum membeli. Eh, baik full atau ngga, ding. Pilih bahan yang adem, dan ngga terlalu tebal supaya ngga panas. Ya kebayanglah kalau memilih bahan yang ngga berkualitas, ada si kecil di dalam celemek, lho. 👶 Kasihan kalau sampai dia ikut panas, kan. Dan yang ping penting, si kecil masih bisa bernapas dengan nyaman. Aturlah posisi menyusui senyaman mungkin supaya si kecil bisa fokus, dan ngga rewel. Jika sudah berusia 12 bukan lebih, ada baiknya memakai nursing cover yang ngga penuh.

Eh btw, nursing cover yang aku pakai di atas itu bisa dibeli di www.mooimom.id, lho. Lihat juga koleksi nursing cover lainnya lewat Instargam @moomimom.id, ya. Ada banyak macam, model, dan motif. Pilih saja sesua hati ya, Buuuuuk. 😍

Share IconBagikan Testimony

Share with Facebook
Recommended Products