mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Waktu Terbaik Menjemur Bayi Baru Lahir: Sebelum/Sesudah Jam 10 Pagi?

Waktu Terbaik Menjemur Bayi Baru Lahir: Sebelum/Sesudah Jam 10 Pagi?

Kapan waktu terbaik menjemur bayi baru lahir? Moms, apakah Anda salah satu ibu yang sangat menikmati hangatnya Matahari pagi bersama buah hati? Selamat, Anda adalah ibu bahagia yang akan mendapat banyak hadiah!

Hadiah dari siapa? Ya dari si Matahari. Pasalnya, berjemur pada pagi hari memberikan banyak manfaat bagi bayi. Meski hanya dilakukan selama 15 menit lho Moms!

Tak hanya untuk bayi, berjemur belakangan ini menjadi saran yang umum diberikan para dokter untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Apalagi sejak pandemi Covid-19 menyerang hampir semua negara.

Hasil penelitian para dokter di University College of Medical Sciences, New Delhi, India membuktikan paparan sinar Matahari yang diterima bayi setidaknya selama 30 menit per minggu membantu memenuhi kebutuhan vitamin D hingga usia enam bulan.

Jurnal kesehatan mencatat, meski disebut sebagai vitamin, vitamin D sebenarnya bukan semata-mata vitamin namun dianggap sebagai pro-hormon. Bedanya, vitamin secara umum adalah nutrisi yang harus diperoleh melalui makanan atau suplemen karena tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Nah, vitamin D mampu diproduksi tubuh manusia dengan bantuan sinar Matahari yang diserap kulit. 

Vitamin D dibutuhkan oleh anak anak hingga orang dewasa untuk menjaga kesehatan tulang. Bukan itu saja, tercukupinya kebutuhan vitamin D juga membantu mengurangi risiko sejumlah penyakit. Misalnya kanker, diabetes, depresi, multiple sclerosis dan beberapa penyakit autoimun, hingga mencegah preeklamsia pada ibu hamil.


Baca Juga:
Penyebab Preeklamsia pada Ibu Hamil, Hati-Hati


 

Cegah Penyakit Kuning

Beberapa hari pascapersalinan, sebelum waktunya bayi dibawa pulang, biasanya dilakukan pemeriksaan darah. Salah satunya untuk mengetahui kadar bilirubin Si Kecil. Jika angkanya tinggi dan secara fisik kulit bayi terlihat kuning, yang mungkin menjadi penanda gangguan hati atau penyakit pada empedu, biasanya dokter akan melakukan beberapa tindakan lanjutan, misalnya terapi sinar.

Jika angka bilirubin masih dapat ditolerir, meski kulit bayi terlihat agak kuning, dokter biasanya memperbolehkan dibawa pulang dan menyarankan agar bayi dijemur secara berkala.

Hal ini karena sinar Matahari pagi dapat membantu memecah bilirubin dalam darah bayi sehingga kadarnya menurun dan kembali normal. Dengan begitu bayi dapat terhindar dari penyakit kuning.

Meningkatkan ‘hormon bahagia’

‘Hormon bahagia’ adalah sebutan lain untuk zat Serotonin, yakni zat yang dapat mengirimkan sinyal antar sel sel saraf dan mengatur emosi hingga ketrampilan motorik. Zat ini juga meningkatkan perasaan bahagia dan aman dalam diri seseorang.

Nah, produksi zat Serotonin ini salah satunya bergantung pada sinar matahari, terutama matahari pagi. Tidak hanya memiliki perasaan bahagia, tubuh bayi yang terpacu memproduksi zat Serotonin juga dapat tidur lebih nyenyak dan memiliki pencernaan yang lebih baik.

Waktu Terbaik di Bawah Pukul 10

Moms mungkin masih ingat, pada awal masa pandemi Covid 19 muncul perdebatan waktu terbaik untuk aktivitas berjemur. Ada yang mengatakan waktu terbaik untuk menyerap vitamin D dari matahari adalah antara pukul 10 pagi hingga 2 siang. Perdebatan itu kemudian disudahi dengan kajian ilmiah oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) yang menyebut waktu terbaik untuk berjemur adalah pukul 9 pagi, maksimal selama 15 menit.

Ini karena Indonesia merupakan daerah khatulistiwa yang memiliki tingkat radiasi UV lebih tinggi dibanding wilayah lain. Sehingga perlu mewaspadai bahaya atau efek samping paparan Matahari terutama pada siang hari.

Bagaimana dengan bayi?

Sebetulnya tidak perlu risau dengan perdebatan di atas. Sebab sudah sejak lama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan waktu terbaik untuk berjemur dengan Si Kecil adalah di bawah pukul 10 pagi dan di atas pukul 4 sore.

Sebab, pada rentang waktu tersebut radiasi sinar UVB cenderung rendah. Di luar waktu tersebut kulit bayi rawan mengalami kerusakan karena radiasi sinar UVB yang tinggi.

Kenakan Pakaian dan Pelindung Mata

Gemas ya Moms melihat foto foto bayi dijemur tanpa baju dan berkacamata. Kacamata atau pelindung mata lainnya oke, namun ingat ya Moms, IDAI menyarankan agar bayi yang dijemur di bawah matahari langsung tetap dikenakan baju atau kain. Bahkan jika perlu dilengkapi topi dan tabir surya. 

Tak perlu khawatir, meski dilapisi pakaian, sinar Matahari tetap bisa menembus tubuh Si Kecil kok. Membiarkan kulit bayi yang lembut tersengat Matahari secara langsung justru dapat meningkatkan risiko penyakit lain seperti kanker kulit, melanoma dan pilek.

$[banner_single]$


Baca Juga:
Manfaat dan Cara Menjemur Bayi yang Benar, Moms Perlu Tahu Nih!


 

Oh, ya, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), tabir surya hanya dianjurkan untuk bayi di atas usia 6 bulan ya Moms! Itupun tabir surya dengan minimal SPF 15. Aturannya, oleskan 15-20 menit sebelum bayi dibawa ke luar untuk berjemur.

Sembari menikmati Matahari pagi bersama Si Kecil, Moms dapat memilih perlengkapan yang terbaik untuk anak. Website Mooimom menyediakan tak hanya kebutuhan untuk Si Kecil, tetapi juga Moms. Selamat memilih yang terbaik, ya.

Bagikan Artikel: