mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Usah Gelisah Dulu, Kenali 7 Penyebab Bentol Berair pada Kulit Bayi

Usah Gelisah Dulu, Kenali 7 Penyebab Bentol Berair pada Kulit Bayi

Bentol berair pada kulit bayi bisa disebabkan pelbagai hal. Pastikan Moms mengetahui penyebabnya supaya penanganannya lebih tepat dan efektif. Berikut penyebab bentol berair pada Si Kecil, ya, Moms.

1. Cacar air

Pada masa pertumbuhan, cacar air biasanya menyerang anak-anak yang sudah bersekolah. Ketika berada dalam satu rumah dengan bayi, tak jarang mereka menularkan cacar air pada Si Kecil. Infeksi yang disebabkan oleh virus varicella zoster ini bisa menyebabkan munculnya bintik merah berair pada kulit bayi. Bintik berair pada kulit bayi akibat cacar bisa menyebar di seluruh tubuh. Mulai dari kaki, tangan, hingga kepala. Selain bentol, bayi yang terserang cacar air juga akan mengalami gejala-gejala lain. Misalnya demam, batuk yang tak kunjung sembuh, lemas dan nafsu makan menurun. Rangkaian isyarat tersebut tak jarang membuat bayi menjadi rewel.

2. Impetigo

Impetigo merupakanistilah medis untuk penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus dan Streptococcus. Luka pada tubuh bayi yang alih-alih sembuh, malah membesar, berisiko terinfeksi oleh bakteri. Kemunculan impetigo biasanya diawali dengan bentol berair pada kulit bayi yang nantinya akan pecah dan membentuk luka hingga keropeng.Jika bentol tersebut pecah karena digaruk dan cairan di dalamnya menyebar ke bagian kulit lain, maka impetigo bisa meluas.

3. Alergi

Alergi merupakan pemicu utama kulit kemerah-merahan pada bayi. Kasus alergi kulit cukup banyak terjadi pada bayi yang amat rentan terhadap reaksi alergi.

Apabila anda dan pasangan memiliki riwayat alergi, Si Kecil berpotensi mengalami risiko serupa. Beberapa studi mengungkapkan orang tua yang mengalami alergi kulit akan 40%-60% meningkatkan risiko serupa terhadap bayi mereka. Namun, bila salah satu orang tua saja yang mengalami alergi, kemungkinan Si Kecil hanya 25%-40% saja berisiko terkena alergi.

Bayi yang mengidap alergi lebih rentan untuk terkena dengan masalah kulit, termasuk timbulnya bintik-bintik merah pada kulitnya. Pada reaksi alergi yang tergolong parah, biasanya yang muncul bukan hanya bintik-bintik merah akan tetapi juga dapat berupa bengkak yang timbul dibagian kulti si bayi.

Timbulnya bintik-bintik ini pada kulit si kecil bisa disebabkan akibat dari penggunaan berbagai jenis produk yang tidak cocok, adanya asupan makanan tertentu, alergi terhadap debu, tungau dan bahan lain yang merupakan alergen untuk si kecil.

Cara yang paling efektif dalam menangani alergi kulit pada si Kecil adalah dengan menjauhkan bayi dari sumber pencetus alergi (alergen). Bila buah hati anda mengalami reaksi alergi setelah berdekatan dengan debu dan tungau maka sebaiknya hindarkan bayi anda agar tidak terpapar dengan alergen jenis ini.

$[banner_single]$

4. Biang Keringat

Bintik-bintik merah yang timbul pada tubuh bayi dan pada beberapa bagian tertentu seperti punggung, jidat, leher, dan bagian lainnya biasanya dipicu sebab adanya biang keringat. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya sumbatan pada bagian pori-pori kulit bayi yang disebabkan oleh sistem untuk megatur suhu tubuh bayi belum berkembang secara sempurna.

Hal inilah yang mengakibatkan produksi keringat pada bati belumlah berjalan dengan lancar, terlebih lagi tanah air kita ini dikenal dengan negara yang memiliki suhu tropis yang menyebabkan bayi cepat kegerahan.

Untuk mengatasi bayi yang mengalami biang keringat maka orangtua perlu jeli dalam memperhatikan pemakaian baju untuk si buah hati. Upayakan untuk tidak mengenakan baju yang berlapis-lapis dan sebaiknya lebih selektiflah dalam memilih bahan pakaian untuk buah hati.

Hindari memilih jenis bahan pakaian yang tidak menyerap keringat, seerti nilon. Sebaliknya, pemilihan bahan pakaian yang baik adalah dari bahan katun. Berikan si kecil pakaian yang nyaman dan tidak terlalu sempit sewaktu dikenakan guna mengurangi panas berlebihan terhadap tubuhnya.

Jangan lupa untuk selalu mensterilkan pakaian bayi menggunakan 59S UVC Sterilizer ya Moms! Meski telah dicuci dan disetrika, ada baiknya pakaian bayi disterilkan sebelum dipakai, guna menghilangkan bakteri yang menempel selama pakaiannya disimpan di lemari.

Selain itu, bersihkan pula tubuh dan wajah bayi dari keringat yang menggenang dengan cara menyeka bagian tersebut dengan menggunakan lap basah atau dengan menggunakan tisu yang lembut dengan perlahan. Pastikan pula bila kamar si buah hati memiliki sirkulasi udara yang baik. Agar ia tidak merasa kepanasan dengan suhu didalam ruangannya.

5. Eksim Bayi

Bukan hanya terjadi pada orang dewasa, kondisi gangguan kulit ini pun bisa dialami oleh si bayi. Pada bayi jenis eksim ini lebih dikenal dengan sebutan eksim susu. Namun, tak selamanya disebabkan pemberian ASI.

Jika tak lekas dibersihkan, sisa ASI, susu formula, makanan atau air liur yang dibiarkan menempel pada tubuh bayi berpotensi menimbulkan iritasi terhadap kulit bayi. Penyebab iritasi ini akan bereaksi terutama untuk mereka para bayi yang memang sudah memilik bakat alergi.

Bila anda mengetahui persis bahwa bayi anda memiliki riwayat alergi, sebaiknya segera dijauhkan dari bahan alergen yang akan mengiritasi bagian kulitnya. Misalkan, segera bersihkan wajah si kecil pada saat setelah diberikan ASI. Atau segera lap bagian mulutnya dan lehernya setelah ia diberikan makanan.

Bukan hanya itu, rajin mengganti pakaian ketika bayi sering mengeluarkan liur dari mulutnya pun akan dapat dijadikan langkah pencegahan dari alergi yang akan dialaminya.

6. Jerawat Bayi

Kondisi ini biasanya merupakan bagian dari sisa hormon yang masih terbawa sejak masih berada dalam kandungan ibunya. Timbulnya bintik-bintik merah ini akan disertai dengan benjolan tengah yang runcing seperti pada jerawat orang dewasa.

Untuk mengatasi kondisi ini, maka orang tua perlu rajin membersihkan wajah Si Kecil dan mengeringkannya dengan baik. Selain itu, upayakan untuk menggunakan handuk bayi yang berbahan lembut serta jangan biasakan memencet jerawat si kecil. Selain dapat menimbulkan rasa sakit pada si kecil, hal ini pun akan dapat menimbulkan iritasi serta infeksi yang cukup parah.

Kondisi timbulnya jerawat ini umumnya bisa muncul pada bagian pipi, dagu dan juga pada bagian dahi. Sebenarnya, kondisi ini tidak memerlukan penanganan yang berarti sebab dapat menghilang dengan sendirinya saat si bayi berusia 3 bulan. Untuk itu, tetaplah merawat kondisi ini dengan perlahan.

7. Ruam Popok

Kondisi lain yang juga memungkinkan timbulnya bintik-bintik merah berair pada kulit bayi adalah ruam popok akibat kualitas popok yang tidak baik atau penggunaan popok yang terlalu sempit untuk bayi anda. Ruam popok yang dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan kulit kemerahan pada bayi menjadi kian parah. Bisa jadi akan memicu bintil-bintil kecil yang melepuh dan akhirnya pecah.

Bagikan Artikel: