mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Lingkar Kepala Bayi Normal, Bagaimana Cara Mengukurnya?

Lingkar Kepala Bayi Normal, Bagaimana Cara Mengukurnya?

Bagi para orang tua, kesehatan bayi adalah segalanya. Perkembangan bayi yang optimal setiap bulannya juga menjadi hal yang paling dinantikan oleh orang tua. Ciri-ciri bayi sehat dapat dilihat dari berbagai kondisi ini, salah satunya yaitu bayi memiliki berat badan yang sesuai dengan usianya. Pemantauan perkembangan bayi harus diperhatikan setiap bulannya.

Untuk mengetahui perkembangan bayi, biasanya dokter akan mengukur tiga bagian tubuh bayi, antara lain berat badan, tinggi atau panjang badan, dan lingkar kepala. Pemantauan ukuran lingkar kepala dan ubun-ubun merupakan salah satu penilaian pertumbuhan bayi yang mencerminkan ukuran dan pertumbuhan otak. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pengukuran lingkar kepala dianjurkan untuk dilakukan setiap bulan sampai umur 2 tahun.


Baca juga:
Bisakah Kepala Bayi Lonjong Saat Lahir Normal Kembali?


$[banner_single]$

Lingkar Kepala Bayi Normal

Lingkar Kepala Bayi Normal

Rata-rata lingkar kepala bayi baru lahir yang cukup bulan adalah sekitar 35 cm. Pertambahan ukuran lingkar kepala bayi normal berbeda-beda, tergantung jenis kelamin dan usia bayi. Pada bayi laki-laki, lingkar kepalanya memiliki ukuran yang lebih besar daripada bayi perempuan. Tabel di atas bisa Moms jadikan patokan dalam mengukur lingkar kepala bayi.

Pengukuran lingkar kepala bayi penting untuk dilakukan secara rutin. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi pertumbuhan ukuran kepala tidak normal yang dapat menjadi tanda bayi menderita suatu penyakit. Misalnya, ukuran kepala bayi yang lebih besar bisa menandakan hidrosefalus, sedangkan ukuran kepala bayi yang lebih kecil bisa menandakan mikrosefali.


Baca juga:
Mencegah Mikrosefali dengan Menjaga Asupan Gizi Anak sejak dalam Kandungan


Cara Mengukur Lingkar Kepala Bayi yang Benar

Untuk memerhatikan tumbuh kembang, ukuran kepala harus terus dipantau secara berkala setiap bulan melalui imunisasi atau pemeriksaan pada dokter hingga usia anak mencapai 2 tahun. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi dini bila terdapat kelainan berupa ukuran yang terlalu besar atau terlalu kecil, serta membantu menemukan penyebab sekaligus mencari solusinya.

Pengukuran kepala bayi biasanya dilakukan di pusat kesehatan, seperti Puskesmas, Posyandu, atau rumah sakit. Secara garis besar, terdapat 2 cara mengukur lingkar kepala bayi yang benar dan akurat, yaitu dengan menggunakan pita pengukur dan menggunakan pemindaian sinar-X.

1. Menggunakan pita pengukur

Cara paling sederhana yang bahkan bisa Moms lakukan sendiri di rumah, yaitu dengan menggunakan pita pengukur atau dikenal dengan pita meteran alias pita jahit. Pita yang digunakan harus berbentuk lentur, tetapi terbuat dari bahan yang tidak elastis agar hasil pengukuran lebih akurat.

Cara mengukur dengan pita pengukur adalah sebagai berikut:

  • Posisikan bayi dalam keadaan tiduran atau duduk agar memudahkan pengukuran;
  • Tempatkan pita pengukur tepat di atas alis bayi;
  • Lingkarkan pita melalui bagian yang paling menonjol di bagian belakang kepala bayi, dengan ujung pita berada di depan dahinya.
  • Pita tidak boleh menyentuh telinga, Moms tempatkan pita sekitar 1-2 cm di atas telinga.
  • Saat mengukur, pastikan sisi pita yang menunjukkan ukuran dalam sentimeter berada di sisi dalam agar hasilnya lebih akurat.
  • Pastikan pita melingkar dengan ukuran yang pas, tidak terlalu kencang tetapi juga tidak longgar.
  • Setelah itu, tuliskan hasilnya di Kartu Menuju Sehat (KMS) jika ada, dan cocokan dengan tabel di atas.

Lakukan pengukuran secara rutin setiap bulan, sejak Si Kecil lahir. Grafik bayi laki-laki cukup bulan biasanya dimulai dengan ukuran 32-38 cm. Sementara itu, grafik bayi perempuan cukup bulan dimulai dari ukuran 31-37 cm.

2. Dengan pemindaian sinar-X

Meski jarang terjadi, salah satu hal yang bisa dilakukan dokter sebagai cara mengukur lingkar kepala adalah dengan foto hasil pemindaian sinar X. Dari sini, dokter akan melihat sefalik indeks dan cranial size atau modulus indeks bayi. 

Sefalik indeks adalah rasio antara lebar (biparietal diameter/BPD) dan panjang kepala (occipitofrontal diameter/OFD) yang kemudian dikali 100. Sefalik indeks terbagi dalam 3 kelompok, yaitu dolichocephalic atau lonjong (di bawah 75), mesocephalic atau sedang (75-80), dan brachycephalic atau bulat (di atas 80).

Ohiya, Mamapedia mau kasih info nih Moms sekarang Moms bisa lho menggendong si Kecil tanpa rasa pegal atau nyeri pada bagian pundak. Gimana caranya? Jawabannya adalah pakai Gendongan Bayi Tweeling & Co Baby Sling. Sebenarnya ada banyak pilihan gendongan di MOOIMOM, tapi yang satu ini berbeda. Karena cara pakainya gampang banget. Yuk, simak video berikut Moms!

$[video(-e1Ze0OVrZ0)]$

Bagikan Artikel: