mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Campak pada Bayi, Tanda-Tandanya Mirip Ruam akibat Roseola infantum

Campak pada Bayi, Tanda-Tandanya Mirip Ruam akibat Roseola infantum

Campak atau measles menular lewat udara. Gejala dan tanda-tanda fisiknya mirip dengan penyakit yang disebabkan virus Roseola infantum atau campak Jerman (rubella). Bintik-bintik merah, yang menjadi penanda fisik utama campak, malahan kerap disalahartikan sebagai demam berdarah.

Penularannya terjadi saat seseorang yang lebih dulu terkena campak berdekatan dengan mereka yang sebelumnya sehat. Penularan kian cepat kala orang yang terinfeksi virus campak juga tengah mengidap flu, hingga batuk-batuk atau bersin. Sebanyak 9 dari 10 orang di sekitarnya berpotensi tertular, termasuk bayi.

Dalam beberapa kasus, sejumlah anak terkena campak, tak lama sesudah memasuki ruang yang baru ditinggalkan seorang pengidap penyakit yang sama. Pada kebanyakan kasus, orang yang sebetulnya sudah terinfeksi campak bahkan tak mengetahui ia mengidap penyakit tersebut. Sebab, penanda fisik campak baru kelihatan sekitar empat hari sesudah pertama terinfeksi.

Pada bayi, campak kerap disalahartikan sebagai penyakit akibat Roseola infantum. Lantaran itu tadi, penanda fisiknya begitu mirip. Keluar ruam kemerah-merahan pada tubuh—terutama bagian wajah—disertai demam.

Roseola infantum atau kerap disingkat roseola disebabkan virus herpes. Biasnaya mendera bayi berusia mulai enam bulan hingga beranjak dua tahun. Terkadang gejalanya ditambah diare, pembengkakan pada kelopak mata serta penurunan nafsu makan. Sedangkan campak Jerman lumrahnya menyerang orang dewasa.

Campak—selain ditandai kemunculan ruam—juga disertai pilek hingga bersin-bersin, batuk kering serta mudah lelah. Ketika mendera bayi, campak sebetulnya tak akan berdampak panjang. Kecuali penanganan medisnya kurang tepat. Terlebih pada bayi yang kekurangan gizi.

Dalam kasus terparah, infeksinya dapat menyebabkan pneumonia, ensefalitis atau infeksi otak dan, yang terburuk dari beberapa yang terburuk: kematian. Sekitar 1 dari 2 orang—tanpa mengenal batasan usia—meninggal akibat campak, demikian laporan healthychildren.org, web organisasi yang bernaung Akademi Pediatris Amerika Serikat (American Academy of Pediatrics).

 

Seberapa Penting Vaksinasi Campak pada Bayi?

Sekitar 30 tahun silam, campak nyaris dimaklumatkan sebagai penyakit yang paling umum terjadi pada bayi dan kanak-kanak. Sampai-sampai beberapa orang tua malah menginginkan anak mereka terkena campak sewaktu masih bayi ketimbang kelak, ketika memasuki usia dewasa. Keinginan yang mirip ketika berbicara soal cacar air. “Mending ‘kena’ waktu bayi, deh. Kalau sudah besar, malu. Wajahnya penuh ruam,” begitu kira-kira kata orang tua, tiga dasawarsa silam.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat—yang kerap dijadikan acuan penanganan wabah sedunia—merekomendasikan anak-anak menerima vaksin campak, gondok dan rubella atau MMR pada usia 12-15 bulan. Penerimaan vaksin harus diulangi ketika mereka berusia 6 tahun.

Selain MMR, terdapat vaksin kombinasi yang disebut MMRV. Vaksin ini mengandung senyawa untuk melawan cacar air serta penyakit yang tercakup dalam vaksinasi MMR. MMRV merupakan vaksin pilihan. Bisa diterimakan pada usia 12 bulan hingga 12 tahun.

Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir beberapa orang tua telah menolak atau menunda vaksinasi anak mereka karena takut atau salah informasi tentang keamanan vaksin campak. Artinya, di luar sana lebih banyak anak, remaja, dan orang dewasa yang belum pernah menerima vaksin MMR.

Baca juga: Jadwal Imunisasi Bayi 0-6 Bulan

Memilih untuk tidak memvaksinasi anak Moms tak hanya membuat mereka rentan terhadap campak, tetapi juga membuat anak-anak lain terpapar penyakit serupa. Memang, tak satu pun vaksin yang 100% protektif terhadap suatu penyakit. Tetapi setidak-tidaknya kita dapat membantu pencegahan penularannya supaya tak mewabah.

Selain vaksinasi, beberapa cara sederhana dapat diupayakan dahulu di rumah sebelum bertemu dokter. Misalnya:

Menambah asupan cairan untuk bayi

Berikan ia banyak cairan supaya tetap terhidrasi. Perbanyak air putih untuknya. Campak pada bayi terkadang disertai batuk kering. Maka menjadi penting memastikan tenggorokan bayi tak terlalu gatal supaya ia tak mudah rewel.

Perbanyak konsumsi vitamin A

Jika Si Kecil sudah memasuki fase menu pendamping air susu ibu (ASI) atau MPASI, sertakan sayur dan buah yang banyak mengandung vitamin A ke adalam piring makanannya. Misalnya wortel, labu kuning dan bayam.

Untuk membantu Si Kecil tidur lebih pulas, Moms dapat membaringkannya di atas bantal yang dirancang khusus bayi. Salah satunya Mooimom Sloped Pillow. Bantal antigumoh ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan terbaik bagi ibu dan anak.

bantal bayi

Bagikan Artikel: