mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Penerapan Antibiotik Berisiko Obesitas untuk Bayi, Perhatikan Penggunaannya

Penerapan Antibiotik Berisiko Obesitas untuk Bayi, Perhatikan Penggunaannya

Pemberian antibiotik bagi bayi dapat memperbesar risiko obesitas, demikian hasil penelitian terbaru Harvard Medical School.

Editor Senior Fakultas Kedokteran Harvard Health Publishing, Claire McCarthy, MD menulis, “antibiotik dapat menyelamatkan nyawa. Pada saat yang sama, antibiotik menyiratkan kerugian serius—termasuk meningkatkan risiko obesitas—saat diberikan pada awal kehidupan bayi.”

Antibiotik membunuh bakteri. Manfaatnya bisa menjadi hal yang sangat baik ketika bakteri menyebabkan infeksi serius. Tetapi antibiotik tidak membatasi diri untuk membunuh bakteri penyebab infeksi; antibiotik juga membunuh bakteri lain di dalam tubuh. Dan itu bisa menjadi hal yang sangat buruk.

Tubuh kita penuh dengan bakteri. Bakteri ini, bagian dari mikrobioma kita, sebetulnya penting bagi tubuh. Bersama dengan mikro-organisme lain dalam tubuh kita, bakteri berperan dalam proses pencernaan makanan, dalam pertumbuhan juga kinerja kekebalan tubuh.

Ketika minum antibiotik, kita secara tidak sengaja membunuh beberapa bakteri tersebut. Sekilas, sepertinya ini bukan masalah besar. Lagi pula, dunia ini penuh dengan bakteri, tidak bisakah kita menggantinya?

Penelitian menunjukkan bayi yang lahir melalui operasi caesar lebih cenderung mengalami obesitas saat mereka tumbuh. Sebagian alasannya terkait prosedur operasi, yang tak memungkinkan mereka dilahirkan mellui jalan lahir.

antibiotik untuk bayi

Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati lebih dari 300 ribu bayi yang lahir dalam sistem kesehatan militer. Mereka melihat apakah para bayi diberi antibiotik selama dua tahun pertama kehidupan.

Mereka juga melihat apakah bayi-bayi itu diberi salah satu dari dua obat yang digunakan untuk menurunkan asam lambung. Biasanya diresepkan untuk mengobati refluks lambung pada bayi. Pemberian antasida dapat mengubah bakteri, baik dengan membiarkan bakteri dari mulut dan hidung yang biasanya terbunuh oleh asam lambung pindah ke usus, menyingkirkan spesies lain, dan dengan membunuh bakteri itu sendiri.

Dalam studi tersebut, anak-anak yang mendapat antibiotik memiliki peluang 26% lebih tinggi mengalami obesitas. Mengonsumsi satu atau kedua dari dua jenis antasida juga meningkatkan risiko obesitas, meskipun pada tingkat yang lebih rendah. Menerima antibiotik bersama dengan satu atau kedua jenis antasida meningkatkan risiko, seperti halnya menggunakan antasida untuk jangka waktu yang lebih lama.

Bukan hanya obesitas; memberikan antibiotik dan antasida di awal kehidupan meningkatkan risiko alergi makanan dan penyakit alergi lainnya seperti asma. Intinya: kita harus sangat berhati-hati sebelum melakukan apa pun yang mengacaukan bakteri dalam tubuh Si Kecil.

Baca juga: Berapa Berat Badan Normal bagi Bayi?

Terlalu sering kita menggunakan antibiotik ketika tidak benar-benar dibutuhkan: banyak resep, misalnya, ditulis untuk flu biasa, sesuatu yang disebabkan oleh virus. Beberapa infeksi, seperti infeksi telinga, dapat sembuh tanpa antibiotik. Bahkan ketika perlu menggunakan antibiotik, kita sering menggunakannya lebih lama dari yang diperlukan. Atau, bisa juga, menggunakan antibiotik yang lebih kuat dari yang diperlukan.

Berikut adalah hal-hal yang mungkin mendorong dokter anak untuk meresepkan antibiotik:

    Demam berkepanjangan pada bayi di bawah 3 bulan

    Demam berkepanjangan pada bayi di atas 3 bulan

    Pneumonia bakteri didiagnosis melalui rontgen dada

    Infeksi saluran kemih

    Batuk rejan

antibiotik untuk bayi

Ketika berhubungan dengan obat yang diresepkan dokter,  orang tua dapat memainkan peran penting. Moms mungkin dapat menanyakan apakah resep antibiotik (atau antasida) benar-benar diperlukan. Jika jawabannya ya, orang tua harus memberikannya kepada Si Kecil.

Beberapa merek antibiotik yang biasa diresepkan dokter untuk Si Kecil:

1. Amoxicillin

Amoxicillin merupakan antibiotik golongan penicillin. Penggunaannya sangat luas, mulai dari untuk obati infeksi kulit, gigi, telinga, saluran napas dan saluran kemih.

2. Cefadroxil

Cefadroxil merupakan generasi pertama antibiotik golongan Cephalosphorin, yang cara kerjanya hampir sama dengan Amoxicillin dan antibiotik lain dalam golongan penicillin. Biasanya untuk mengobati berbagai gangguan, mulai dari infeksi kulit hingga saluran kemih.

Baca juga: Penyebab Pipis Bayi Berbau Menyengat

3. Erythromicyn

Erythromicin merupakan antibiotika golongan makrolid yang sering diberikan pada pasien yang alergi penicillin. Penggunaannya lebih luas dari penicillin maupun cephalosphorin, sehingga sering dipakai sebagai pilihan pertama untuk pengobatan pneumonia atipik.

Moms, kita berada di tengah-tengah epidemi obesitas dengan begitu banyak implikasi kesehatan bagi Si Kecil. Seperti halnya epidemi apa pun, kita harus melawannya dengan segala cara yang mungkin.

Semoga Si Kecil lekas sembuh, ya. Untuk membantu Si Kecil tidur lebih pulas saat sakit, Moms dapat menidurkannya di atas Mooimom Sloped Pillow. Bantal yang juga menghindarkan Si Kecil dari gumoh ini bisa dibeli lewat situs Mooimom, platform penyedia kebutuhan ibu dan anak.

bantal bayi

Bagikan Artikel: