mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Samakah Manfaat Sunat untuk Bayi Perempuan dengan Bayi Laki-laki?

Samakah Manfaat Sunat untuk Bayi Perempuan dengan Bayi Laki-laki?

Selain tindik telinga, banyak bayi perempuan juga menjalani sunat setelah lahir. Sunat perempuan terdiri dari semua prosedur yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh alat kelamin wanita bagian luar, atau cedera lain pada alat kelamin wanita karena alasan non-medis.

Meskipun beberapa menganggapnya sebagai pelanggaran hak asasi manusia, yang lain melihatnya sebagai bagian integral dari budaya yang tetap dan bertahan selama berabad-abad lamanya.

Apakah sebenarnya sunat perempuan memiliki manfaat? Sebelum mencari tahu jawabannya, Moms perlu tahu macam-macam prosedur sunat yang dilakukan pada perempuan:

  1. Menusuk atau mencungkil bagian kelamin.
  2. Memotong klitoris (bagian kelamin wanita yang paling sensitif).
  3. Memperkecil liang vagina dengan cara menjahit bibir vagina.

Untuk mencari tahu lebih lanjut, simak penjelasan yang dikutip dari situs orami ini yuk, Moms.

Apakah Sunat pada Perempuan Memiliki Manfaat?

Sunat pada perempuan umumnya dilakukan karena tradisi. Namun, menurut dr. Suzy Maria, Sp.PD dari Omni Hospitals Pulomas, dari sudut pandang kesehatan, tidak ada anjuran untuk melakukan sunat pada perempuan.

WHO telah menyatakan bahwa sunat pada perempuan tidak memberi manfaat terhadap kesehatan dan hanya membawa kerugian atau bahaya.

Tindakan sunat pada perempuan akan membuang atau merusak struktur yang normal dan sehat dari kelamin perempuan. Hal ini dapat berakibat terganggunya fungsi alami organ intim perempuan.

Sunat pada perempuan dengan metode manapun akan merusak kelamin yang sangat sensitif, terutama bagian klitoris. Akibatnya, sensitivitas seksual dapat terganggu sehingga dapat menimbulkan penurunan rangsangan dan kenikmatan seksual, nyeri saat berhubungan seks, bahkan hilangnya orgasme.

Secara umum, risiko sunat pada perempuan meningkat dengan meningkatnya keparahan (yang di sini sesuai dengan jumlah jaringan yang rusak), meskipun semua bentuk sunat dikaitkan dengan peningkatan risiko kesehatan.

Komplikasi langsung dapat meliputi:

  • sakit parah
  • perdarahan berlebihan
  • pembengkakan jaringan kelamin
  • demam
  • infeksi misalnya, tetanus
  • masalah saluran kencing
  • masalah penyembuhan luka
  • cedera pada jaringan genital di sekitarnya
  • syok
  • kematian

Sedangkan untuk komplikasi jangka panjangnya bisa meliputi:

  • masalah kemih (buang air kecil yang menyakitkan, infeksi saluran kemih);
  • masalah vagina (keputihan, gatal, vaginosis bakteri dan infeksi lainnya);
  • masalah menstruasi (nyeri haid, kesulitan mengeluarkan darah menstruasi, dll.);
  • jaringan parut dan keloid;
  • masalah seksual (nyeri saat berhubungan, penurunan kepuasan, dll.);
  • peningkatan risiko komplikasi persalinan (sulit melahirkan, perdarahan berlebihan, operasi caesar, perlu menyadarkan bayi, dll.) dan kematian bayi baru lahir;
  • kebutuhan untuk operasi selanjutnya: misalnya, penyegelan atau penyempitan bukaan vagina (Tipe 3) dapat mengarah pada praktik pemotongan membuka vagina yang disegel nanti untuk memungkinkan hubungan seksual dan persalinan (deinfibulasi). Kadang-kadang jaringan kelamin dijahit lagi beberapa kali, termasuk setelah melahirkan, oleh karena itu wanita tersebut menjalani prosedur membuka dan menutup berulang kali, yang selanjutnya meningkatkan risiko langsung dan jangka panjang;
  • masalah psikologis (depresi, kecemasan, gangguan stres pasca trauma, harga diri rendah, dll.).

Bagikan Artikel: