mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Pelajari 7 Penanda Ovulasi agar Tak Mudah Kesal

Pelajari 7 Penanda Ovulasi agar Tak Mudah Kesal

Ovulasi adalah pelepasan sel telur yang matang dari ovarium ke rahim agar bisa dibuahi oleh sperma. Terjadi setiap bulan, sel telur yang dilepaskan inilah yang bisa dibuahi sperma dan berkembang menjadi janin. Ovulasi sering disebut sebagai masa subur perempuan. Jika tidak terjadi pembuahan ketika ovulasi, maka Moms akan menstruasi. 

Setiap bulan pada masa ovulasi, perempuan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi memiliki peluang hamil sekitar 25-30 persen. Peluangnya bervariasi, tergantung keadaan pasangan, terutama pengaruh usia. Secara umum, persentasenya tergolong tinggi, mengingat kemungkinan perempuan bisa hamil lebih besar pada masa ini dibanding waktu-waktu lainnya.

Pada masa ovulasi, sel telur akan masih hidup antara 12 hingga 24 jam. Sementara sperma dapat hidup lebih lama antara 3–6 hari. Artinya, meskipun hubungan seks terjadi beberapa hari sebelum ovulasi, masih banyak sperma yang siap menyambut sel telur yang keluar sebelum masuk tuba falopi. Ingat, hanya dibutuhkan satu sperma untuk mencapai pembuahan. 

Jika Moms dan pasangan menginginkan kehamilan, akan ideal berhubungan seks pada masa ovulasi. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda ovulasi adalah kuncinya. 

 

Kapan Masa Ovulasi Anda?

Ketika hendak menentukan masa ovulasi, kita perlu lebih dahulu mempelajari siklus menstruasi. Perputaran waktu menstruasi tiap perempuan itu berbeda-beda. Umumnya berlangsung dalam rentang 21 hingga 35 hari. Rata-rata siklus menstruasi yang dialami perempuan selama 28 hari. 

  • Jika siklus menstruasi 28 hari, maka masa ovulasi akan terjadi pada hari ke 14 dari siklus. Puncak kesuburannya adalah hari ke 12, 13, dan 14.
  • Jika siklus menstruasi 21 hari, maka masa ovulasi akan terjadi pada hari ke 7 dari siklus. Puncak kesuburannya adalah hari ke 5, 6, dan 7.
  • Jika siklus menstruasi 35 hari, maka masa ovulasi akan terjadi pada hari ke 21 dari siklus. Puncak kesuburannya adalah hari ke 19, 20, dan 21.

Ovulasi umumnya terjadi selama 24 jam. Sesudah itu, sel telur yang sudah dilepaskan namun tidak terbuahi akan rusak atau hilang terserap jaringan sekitarnya. 

Baca juga: 6 Kandungan Vitamin Promil yang Wajib Terpenuhi

 

Ciri-Ciri Masa Ovulasi

Saat terjadi ovulasi, ada beberapa gejala atau ciri pada tubuh yang bisa Moms kenali. Berikut ini 7 tanda utama ovulasi yang biasanya dirasakan oleh seorang wanita saat sedang berada di masa subur:

  1. Peningkatan Suhu Basal Tubuh

Suhu basal tubuh adalah pengukuran suhu pada tubuh yang diukur ketika beristirahat. Pengaruh hormon saat masa subur memungkinkan suhu basal tubuh lebih tinggi dibandingkan biasanya dengan peningkatan sebesar 0,1–0,2 derajat Celsius. 

  1. Perubahan Lendir

Wanita yang akan memasuki masa subur dapat merasakan serviks menjadi lebih lunak dan basah. Lendir pada serviks akan menjadi lebih bening, lebih encer, dan lebih licin mirip putih telur. Hal ini dapat membuat sperma lebih mudah masuk dan menyebabkan pembuahan sel telur.  

  1. Nyeri atau Keram di Perut Bawah

Jika Moms mengalami nyeri di area perut bagian bawah di tengah-tengah siklus menstruasi, bisa jadi penanda ovulasi sedang terjadi. Rasa nyeri atau keram pada bagian perut ini disebut juga dengan mittelschmerz. Sebagian perempuan mengaku mereka merasakan sakit pada bagian ovarium, yaitu perut bagian bawah, pada masa ovulasi. Saat ovulasi terjadi, nyerinya bisa muncul pada bagian salah satu punggung.

  1. Dorongan seks meningkat

Kadar estrogen pada tubuh perempuan berada pada level tertinggi tepat sebelum masa subur. Hal ini juga dapat memengaruhi perasaan senang dan bersemangat, termasuk juga dalam kegiatan seksual. Meski begitu, tidak semua pasti mengalaminya. Faktor lain seperti stres juga dapat mencegah libido naik meski sudah menjelang ovulasi.

Baca juga: Yuk Menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) dengan Rumus Ini

  1. Serviks Melunak dan Membuka

Saat masa ovulasi berlangsung, tubuh memberi sinyal, salah satunya lewat posisi serviks. Selama awal siklus, serviks akan meregang. Saat ovulasi, serviks akan melunak dan membuka untuk membiarkan sperma mencapai targetnya. Beberapa perempuan dapat dengan mudah merasakan perubahan ini, sementara yang lain kurang peka. Moms dapat memeriksa serviks setiap hari menggunakan satu atau dua jari dan catat pengamatan tersebut. 

  1. Payudara Sakit atau Nyeri

Payudara yang melunak dan puting yang sakit bisa menjadi tanda lain dari ovulasi. Hal ini terjadi karena aliran hormon saat sebelum dan sesudah ovulasi. 

  1. Keluar Bercak 

Folikel yang mengelilingi dan melindungi telur yang tengah berkembang matang, tumbuh, dan kemudian pecah mengakibatkan sedikit pendarahan. Warnanya bisa berubah kecoklatan. Ini bukan masalah yang perlu dikhawatirkan kecuali bercak terus berlanjut.

Kini, setelah memahami masa ovulasi, Moms dan pasangan dapat memutuskan apakah akan merencanakan kehamilan atau menundanya. Selain itu, dengan Moms memahami kapan masa ovulasi, pemahaman tentang tubuh pun kian bertambah. Pemahaman dapat menghindarkan Moms dari perasaan stres karena bingung dengan hormonal tubuh sendiri. Penganalan akan masa ovulasi akhirnya menahan Moms untuk selekas mungkin mengonsumsi obat-obatan guna memulihkan perasaan negatif.

suplemen kehamilan

Bagikan Artikel: