mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Paracetamol, Pereda Nyeri yang Aman untuk Ibu Hamil

Paracetamol, Pereda Nyeri yang Aman untuk Ibu Hamil

Paracetamol merupakan obat yang juga disebut sebagai acetaminophen dikenal bisa mengurangi rasa sakit dan memulihkan kondisi seseorang dari flu. Obat ini juga sering digunakan untuk berbagai macam penyakit lain seperti sakit kepala, nyeri otot, radang sendi, sakit punggung, sakit gigi dan demam. Pada radang sendi, obat ini bekerja pada bagian dalam sehingga tidak ada efek apapun di bagian peradangan dan bengkaknya. Penggunaan parasetamol ini harus sesuai dengan yang dianjurkan oleh label dari produk obat karena jika berlebihan jelas akan membahayakan pemakainya. Parasetamol merupakan salah satu bahan obat yang menjadi dari berbagai macam obat.

Cara kerja paracetamol dengan menghambat kerja enzim cyclooxygenase atau COX. Enzim ini berperan dalam pembentukan prostaglandin, yang merupakan senyawa penyebab rasa nyeri. Nah, karena Paracetamol menghalangi produksi prostaglandin, rasa sakit dan demam pun berkurang. Paracetamol bekerja untuk mengurangi nyeri dengan cara menurunkan produksi zat kimia dalam tubuh yang disebut sebagai prostaglandin.

Paracetamol Aman untuk Ibu Hamil

Parasetamol telah digunakan oleh wanita hamil selama bertahun-tahun tanpa efek berbahaya yang jelas pada bayi yang sedang berkembang. Untuk alasan inilah biasanya parasetamol direkomendasikan sebagai pilihan pertama obat penghilang rasa sakit untuk ibu hamil. Paracetamol umumnya aman digunakan pada trimester pertama hingga ketiga. Walau demikian, tetap akan lebih baik jika Mama mengonsumsi paracetamol pada dosis efektif terendah dan dalam waktu sesingkat mungkin.

Obat penghilang rasa sakit lainnya, termasuk yang dijual bebas tanpa resep, belum terbukti lebih aman dari parasetamol; beberapa tidak cocok untuk digunakan selama tahap kehamilan tertentu. Meskipun tidak mungkin untuk mengatakan bahwa obat apa pun benar-benar aman digunakan selama kehamilan, saat ini tidak ada bukti kuat bahwa parasetamol akan membahayakan bayi dalam kandungan.

Namun umumnya wanita yang sedang hamil dianjurkan untuk menggunakan parasetamol dengan dosis terendah yang berhasil, hanya selama dibutuhkan. Selain itu, hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi parasetamol bisa meningkatkan risiko keguguran.

Aman bagi Janin

Parasetamol dianggap sangat aman, sebuah penelitian di Norwegia terhadap hampir 50.000 anak menyoroti kemungkinan adanya hubungan antara penggunaan obat jangka panjang secara teratur ('jangka panjang' digolongkan lebih dari sebulan selama kehamilan) dan masalah dengan perkembangan seperti komunikasi dan perilaku.

Paracetamol sebenarnya aman dikonsumsi bagi siapa saja, termasuk ibu hamil dan menyusui. Akan tetapi, beberapa orang memiliki kondisi tertentu sehingga konsumsi obat ini harus mendapatkan perhatian khusus, seperti:

· Memiliki riwayat alergi dengan paracetamol atau obat lainnya.

· Memiliki masalah pada ginjal dan hati.

· Mengonsumsi alkohol berlebihan.

· Mengonsumsi obat untuk epilepsi dan tuberkulosis.

· Mengonsumsi obat pengencer darah.

Orang dewasa dapat meminum 4 dosis (maksimal hingga 8 tablet 500 miligram) dalam 24 jam. Berikan jeda setidaknya selama 4 jam untuk setiap dosisnya.

Paracetamol terbilang aman dikonsumsi bersamaan dengan obat pereda nyeri lainnya, selama obat lain tersebut tidak memiliki kandungan paracetamol. Pasalnya, mengonsumsi dua obat yang berbeda dan sama-sama memiliki kandungan paracetamol akan meningkatkan risiko terjadinya overdosis. Obat ini pun dikatakan memiliki efek samping yang sangat minim jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat.

Konsumsi paracetamol juga bisa dibilang aman bersama dengan obat resep lain, termasuk antibiotik. Akan tetapi, tetap bicarakan dengan dokter jika kamu sedang mengonsumsi obat untuk kondisi tertentu, seperti pengencer darah, obat epilepsi dan tuberkulosis, juga vitamin atau obat-obatan herbal. Mungkin saja, ada kandungan obat tersebut yang berlawanan atau memicu efek samping serius jika dikonsumsi bersama dengan paracetamol.

Dampak Buruk

Paracetamol biasanya tidak memiliki efek samping yang berat. Namun beberapa efek samping ringan yang mungkin terjadi misalnya mual, gatal-gatal, serta kehilangan nafsu makan. Mungkin juga bisa muncul efek samping seperti warna urine yang menjadi lebih gelap. Reaksi alergi yang sangat serius terhadap obat ini juga jarang dilaporkan. Namun apabila muncul reaksi alergi seperti ruam, gatal, bengkak terutama pada wajah, pusing yang parah, serta kesulitan bernapas, segera cek ke dokter mama.

Bagikan Artikel: