mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Menghindari Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

Menghindari Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

Cairan ketuban membantu bayi untuk tumbuh mulai dari kecil hingga besar. 

 

Saat bayi sudah mencapai usia sempurna, 37 minggu atau lebih, air ketuban biasanya akan pecah dan keluar.

 

Bayi pada umumnya akan keluar dalam waktu kurang dari 24 jam ketika air ketuban sudah menipis ataupun habis. 

 

Namun pada kondisi tertentu ketika bayi belum cukup usianya untuk dilahirkan, ketuban terkadang pecah atau merembes hingga jumlahnya menipis. 

 

Akibatnya, bayi harus lahir prematur karena air ketuban yang menyokong kehidupannya sudah habis. 

 

Setiap ibu hamil berisiko mengalami kondisi ini meski tidak semuanya mengalami kondisi parah. Berikut beberapa penyebab utama ketuban pecah.

  • Munculnya infeksi di sekitar vagina dan rahim. Bakteri atau virus bisa mengenai rahim yang menjadi tempat bayi untuk tumbuh, serviks yang menghubungkan rahim dengan vagina, dan kantung ketuban itu sendiri. Infeksi jenis ini yang paling umum terjadi pada ibu hamil.
  • Adanya luka atau cedera yang terjadi pada tubuh khususnya area perut dan rahim. Misal ibu hamil jatuh saat tidur, jatuh di kamar mandi, atau hal lain yang memberikan tekanan besar ke rahim.
  • Pernah menjalani operasi di serviks selama kehamilan. Kondisi ini kemungkinan besar memicu infeksi.
  • Gaya hidup yang buruk selama kehamilan. Ibu yang masih merokok selama kehamilan akan mengalami masalah pada janinnya. Air ketuban akan mudah pecah atau menyusut perlahan-lahan. Kondisi ini akan lebih parah kalau ia sampai mengonsumsi narkoba.
  • Riwayat mengalami ketuban pecah pada kehamilan sebelumnya. Kondisi ini akan memicu hal yang sama meski kemungkinannya bisa diperkecil dengan menghindari pemicu yang mungkin dialami.
  • Ibu mengalami kelainan pada plasenta. Kelainan ini menyebabkan kantung ketuban mudah mengalami pecah.
  • Muncul perdarahan selama kehamilan. Perdarahan ini terjadi karena banyak hal mulai dari luka di dalam vagina akibat seks, kecelakaan, atau karena ada penyakit menular seksual.
  • Posisi janin yang tidak normal di dalam rahim juga menyebabkan air ketuban pecah dengan cepat. Hal ini terjadi karena janin akan menekan ke segala arah dan ada bagian kantung ketuban yang tidak kuat karena tekanan dan akhirnya pecah.
  • BMI atau body mass index dari ibu hamil yang terlalu tinggi.
  • Sewaktu hamil ibu mengalami hipertensi yang tidak bisa dikontrol.

 

Akibat ketuban pecah dini

Pecahnya air ketuban di waktu yang tidak tepat dan terlalu dini akan memberikan banyak sekali masalah dan komplikasi. Secara umum, berikut komplikasi yang akan terjadi.

  • Bayi akan lahir secara prematur sebelum HPL yang diperkirakan. Kalau usia bayi masih terlalu muda, risiko bayi mengalami masalah pasca persalinan menjadi besar.
  • Munculnya infeksi di dalam rahim yang bisa mengganggu janin dan juga. Penanganan yang baik harus segera dilakukan agar tidak terjadi masalah yang fatal.
  • Retensi plasenta atau tertinggalnya sebagian atau semua plasenta di dalam rahim. Kondisi ini akan memicu perdarahan yang cukup panjang dan berbahaya untuk ibu.
  • Kemungkinan janin akan tercekik akibat oligohidramnion. Kondisi ini bisa mengganggu pertumbuhan janin hingga kematian.
  • Peluang kematian bayi yang tinggi serta ada gangguan pada tubuhnya kalau bertahan hidup dan tumbuh dewasa.

 

Dengan menghindari pemicu, kemungkinan besar air ketuban tidak akan pecah hingga waktunya melahirkan tiba.

 

Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk menjaga kesehatannya dengan baik selama kehamilan agar risiko bayi lahir prematur rendah dan kesehatan bayi pasca dilahirkan tidak terganggu. Jangan ragu untuk berkonsultasi padadokter jika ada hal janggal terjadi pada tubuh ibu. 

 

Bagikan Artikel: