mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil, Acuannya Bervariasi

Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil, Acuannya Bervariasi

“Wah, kok bisa ya hamil tetapi tetap terlihat langsing? Kayaknya yang bertambah besar cuma perutnya. Kalau saya, pasti bengkak di mana-mana.”

Begitu kurang lebih komentar bernada iri dari banyak ibu muda menyaksikan beberapa artis atau pesohor yang terlihat tidak mengalami perubahan signifikan pada tubuhnya meski hamil. Apakah Anda salah satunya?

Tak perlu iri, Moms! Menjadi “bengkak” selama kehamilan itu wajar. Karena tubuh Moms memang harus mengalami kenaikan berat badan signifikan untuk menjamin kecukupan nutrisi bagi perkembangan janin dan menyimpan nutrisi yang cukup untuk persiapan menyusui.

Tapi memang, kenaikan berat badan ibu hamil tidak boleh berlebihan. Pasalnya, terlalu gemuk selama hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia. Selain itu juga memperkecil pembuluh darah plasenta sehingga bayi rawan kekurangan nutrisi. Lantas, berapa kenaikan berat badan ideal selama kehamilan?

Jawabannya, bervariasi. Tergantung berat badan ibu sebelum hamil, apakah tergolong kurus, ideal, gemuk, atau obesitas.

Dirangkum dari berbagai sumber, para dokter umumnya menyarankan perhitungan mengikuti rumus BMI (body mass index), yakni berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.

  • Jika hasil nilai BMI kurang dari 18,5 kg maka Anda tergolong kurus. Karenanya sewaktu hamil diharapkan menaikkan berat badan sebesar 12,5 – 18 kg.
  • Jika hasil nilai BMI antara 18,5 – 24,9 kg maka Anda tergolong memiliki berat badan ideal. Jadi selama hamil diharapkan menaikkan berat badan sebesar 11,5 – 16 kg.
  • Jika hasil nilai BMI antara 25 – 29,9 kg maka Anda tergolong gemuk. Sehingga diharapkan memiliki kenaikan berat badan selama hamil sebesar antara 7 – 11,5 kg.
  • Jika hasil perhitungan nilai BMI di angka 30 kg atau lebih maka Anda dinyatakan obesitas. Sebab itu hanya boleh menaikkan berat badan sekitar 5 – 9 kg saja.  

Oya, patokan kenaikan diatas tidak berlaku untuk kehamilan bayi kembar ya Moms! Juga harus dibagi lagi secara ideal tiap tri semesternya. Untuk mendapatkan angka yang lebih akurat, berkonsultasilah dengan dokter kandungan Anda.

Makanan Sehat dan Seimbang

Calculator.net mencatat, secara umum wanita hamil disarankan hanya menambah 1 – 4 pon (0,5 -  2 kg) selama 3 bulan pertama kehamilan. Selanjutnya sekitar 1 pon (0,5 kg) per minggu selama sisa kehamilan.  

Pastinya tidak asal naik berat badan juga ya Moms! Pastikan kenaikan berat badan Anda tercapai dengan sehat. Supaya bayi di perut Anda juga tumbuh dengan sehat.

Caranya? Tentu saja dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Intinya bernutrisi, mengandung protein, vitamin dan mineral, lemak sehat, karbohidrat kompleks, serat, serta cairan. Diperlukan pula asupan asam folat yang cukup supaya bayi tidak mengalami kecacatan saat lahir.

Baca juga: Pentingnya Asam Folat untuk Ibu Hamil

Nah, nutrisi di atas antara lain terdapat pada beragam makanan berikut:

  • Produk olahan susu

Wanita hamil perlu mengonsumsi protein dan kalsium ekstra seperti susu, keju, dan yogurt.

  • Kacang-kacangan

Kelompok makanan ini merupakan sumber serat, protein, zat besi, folat dan kalsium nabati yang baik. Antara lain bisa didapat dari kacang polong, buncis, kedelai dan kacang tanah.

Folat merupakan salah satu vitamin B (B9) yang sangat penting untuk ibu hamil terutama pada trimester pertama. Anda membutuhkan setidaknya 600 mcg (microgram) folat setiap hari, yang bisa jadi sulit jika hanya dicapai dengan makanan. Itulah mengapa dokter sering memberikan suplemen asam folat.   

  • Ikan

Anda bisa mengonsumsi salmon, tongkol, bahkan teri. Namun dokter biasanya mengingatkan agar waspada dengan makanan laut yang berpotensi terkontaminasi merkuri atau zat lainnya. Tenang, masih banyak ikan air tawar yang bisa jadi alternatif Moms. Sebut saja mujair dan lele.    

  • Telur

Satu telur utuh kira-kira mengandung 147 mg kolin. Sementara ibu hamil biasanya disarankan memenuhi asupan kolin sekitar 450 mg per hari. Telur juga mengandung sekitar 80 kalori, protein, lemak dan mineral.

Baca juga: Kuning Telur untuk Ibu Hamil, Apa Saja Nutrisi yang Terkandung di Dalamnya?

  • Sayuran hijau

Manfaatnya antara lain memenuhi kebutuhan serat, vitamin C, vitamin K, vitamin A, kalsium, zat besi, folat dan kalium. Sayuran juga dikaitkan dengan penurunan risiko berat badan lahir rendah.

  • Daging dan protein tanpa lemak

Daging sapi tanpa lemak dan ayam merupakan sumber protein berkualitas baik. Daging sapi juga kaya zat besi, kolin, dan vitamin B lain yang dibutuhkan dalam jumlah lebih banyak selama kehamilan.

  • Alpukat

Buah-buahan sangat penting untuk ibu hamil. Selain kesegarannya yang mengurangi rasa mual, beragam buah memberikan beragam vitamin, serat dan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil. Alpukat misalnya kaya akan serat, vitamin B (terutama folat), vitamin K, kalium, tembaga, vitamin E dan vitamin C.

Jika sedang terlalu sibuk untuk melengkapi nutrisi selama kehamilan, Moms dapat mengasup suplemen pendukung. Salah satunya Prenavita Milk Vanilla. Moms dapat membelinya lewat website Mooimom, platform penyedia kebutuhan ibu dan anak.

Bagikan Artikel: