mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Kehamilan Ektopik atau Hamil di Luar Kandungan, Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi?

Kehamilan Ektopik atau Hamil di Luar Kandungan, Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi?

Kehamilan Ektopik adalah sebutan untuk kondisi kehamilan di luar kandungan.  Keadaan ini termasuk ke dalam komplikasi kehamilan, Moms.

Proses ini terjadi saat sel telur yang dibuahi tidak beralih ke rahim, melainkan menempel dan berkembang di tuba fallopi. Pada beberapa kondisi yang ditemui, sel telur bisa menempel pada serviks, ovarium, bahkan di rongga perut. Namun kondisi-kondisi cukup langka terjadi. Meskipun demikian, sebenarnya kehamilan ektopik cukup lumrah terjadi. Bayangkan dari setiap 100 kehamilan yang sedang terjadi, setidaknya ada 2 kasus wanita yang mengalami hamil ektopik.

Apakah kondisi ini berbahaya?


Kehamilan ektopik cukup berbahaya bahkan sangat mungkin mengancam nyawa sang Ibu karena sel telur yang berada di luar rahim 
tidak dapat bertahan hidup. Sel telur ini dapat menghancurkan jaringan-jaringan di mana sel tersebut berada. Ibu hamil dapat 
mengalami perdarahan internal dan infeksi.

Apa saja gejala dari kehamilan di luar kandungan?

1. Sakit pada Perut Bagian Bawah
2. Perdarahan Vagina
3. Pusing atau lemas
4. Nyeri ketika buang air kecil atau besar
5. Nyeri pada leher atau pundak


Tanda-tanda kehamilan ektopik ini dapat timbul saat usia kehamilan memasuki 4-12 minggu.  Kehamilan ektopik itu sendiri dapat diketahui melalui pemeriksaan USG. Maka apabila Moms mengalami gejala-gejala seperti  yang disebutkan di atas sebaiknya segera konsultasi pada dokter kandungan.


Mengapa Kehamilan Ektopik Dapat Terjadi?


Penyebab dari kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan) belum dapat dipastikan secara pasti, namun sudah pasti terjadi 
kerusakan pada tuba fallopi. Tuba fallopi berfungsi sebagai tempat berjalannya sel telur dari ovarium menuju ke rahim saat ovulasi dan juga sebagai tempat pertemuan sel telur dengan sperma saat proses pembuahan. Apabila terjadi penyumbatan atau hambatan pada proses perjalanan sel telur, tentu ini akan berdampak pada perkembangan sel telur.

Terdapat beberapa alasan yang diduga menjadi penyebab terjadinya kehamilan ektopik, antara lain wanita yang pernah mengalami kondisi seperti ini sebelumnya, terjadi infeksi atau peradangan, kerusakan pada organ reproduksi, pengaruh hormon, kelainan bawaan, 
konsumsi obat kesuburan, mempunyai endometriosis, dan pernah melakukan operasi di bagian perut yang mungkin dapat merusak tuba fallopi.

Bagaimana Pengobatan Terhadap Kehamilan Ektopik?

Kehamilan ektopik dapat ditangani apabila terdeteksi dengan cepat. Apabila kondisi kehamilan ektopik dapat dideteksi secara dini, 
maka Moms dapat terhindar dari risiko pecahnya tuba fallopi.

Ada beberapa treatment yang dapat dilakukan untuk menangani kehamilan ektopik:
1. Konsumsi Obat
Moms akan menjalani beberapa pemeriksaan dengan dokter kandungan untuk menguji tingkat hormon kehamilan dan kondisi di dalam rahim. Salah satu obat yang akan diberikan yaitu obat metotreksat. Obat ini mampu menghentikan atau menghambat kehamilan yang terjadi.

2. Operasi Laparoskopi
Laparoskopi adalah jenis prosedur bedah yang memungkinkan akses ke bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan 
yang besar pada kulit. Untuk menangani kehamilan ektopik, maka bagian tuba fallopi yang sudah rusak akan diangkat dan diperbaiki. 
Umumnya, Anda diharuskan beristirahat total selama 1 sampai 2 hari. 

3. Operasi Darurat
Apabila kondisi yang terjadi menyebabkan perdarahan hebat, kemungkinan Anda perlu melakukan operasi darurat. Pada beberapa kasus, kerusakan tuba fallopi masih dapat diperbaiki. Namun, apabila tuba dan indung telur sudah dalam tingkat kerusakan parah, 
Anda kemungkinan perlu melakukan operasi pengangkatan. 

Bagikan Artikel: