mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Keguguran Berulang: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Keguguran Berulang: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Memiliki buah hati adalah impian banyak pasangan, namun beberapa yang kurang beruntung akan mengalami keguguran sebelum benar-benar mendapatkan buah hati mereka. Keguguran kerap diartikan sebagai kematian secara spontan dari janin sebelum usia kehamilan 24 minggu.

Dalam tiga bulan pertama kehamilan, sangat umum terjadi keguguran. Kemungkinannya adalah dua keguguran dalam setiap 10 kehamilan. Masalah tersebut terutama akan dialami perempuan yang menginjak usia 35 tahun. Kebanyakan perempuan yang pernah mengalami keguguran satu kali biasanya akan mampu memelihara kehamilan yang berikutnya.

Namun, 1 persen dari perempuan hamil akan mengalami keguguran berulang sebanyak tiga kali atau lebih. Penyebabnya jarang sekali diketahui sehingga hal ini menyebabkan perempuan merasa sedih dan frustrasi. Sudah begitu, tak semua dokter kandungan menawarkan perawatan yang benar-benar dibutuhkan.

Untuk itu, agar keguguran tidak terjadi pada Moms berikut beberapa penyebab dan cara mengatasinya yang mungkin bisa dicoba.

Kelainan genetik

Kelainan genetik pada janin merupakan salah satu penyebab utama terjadinya keguguran berulang. Kelainan genetik dapat membuat organ-organ tubuh janin tidak dapat terbentuk dan berkembang dengan sempurna. Akibatnya, janin berisiko tinggi mengalami cacat bawaan lahir atau bahkan keguguran.

Masalah pada hormon

Pada kasus tertentu, keguguran berulang juga diduga dapat disebabkan oleh kelainan hormon, misalnya pada sindrom ovarium polikistik. Akan tetapi, kaitan antara penyakit ini terhadap keguguran berulang masih perlu diteliti lebih lanjut.

Masalah pada rahim

Gangguan pada rahim, misalnya kelainan bentuk rahim, sindrom Asherman, atau leher rahim (serviks) yang lemah juga bisa menjadi salah satu penyebab keguguran berulang. Gangguan pada rahim dapat membuat janin tidak dapat bertahan serta tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Akibatnya, janin yang sudah terbentuk tidak dapat bertahan lama di dalam rahim yang bermasalah tersebut.

Gangguan darah

Sindrom antifosfolipid atau APS adalah kondisi yang dapat membuat darah ibu hamil cenderung menggumpal. Beberapa riset menunjukkan bahwa sekitar 15–20% wanita yang mengalami keguguran berulang memiliki sindrom antifosfolipid. Selain APS, trombofilia juga membuat darah lebih mudah menggumpal. Penyakit ini mirip dengan APS, namun memiliki risiko lebih rendah menyebabkan keguguran berulang. Diperkirakan sekitar 1–5% kasus keguguran berulang disebabkan oleh trombofilia.

Pola hidup tidak sehat

Kebiasaan merokok dan terlalu sering mengonsumsi minuman beralkohol atau kafein juga bisa meningkatkan risiko keguguran berulang. Pasalnya, baik rokok, alkohol, maupun kafein dapat menimbulkan efek beracun pada janin yang tengah tumbuh dan berkembang, serta menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh pada ibu hamil.

Faktor Usia

Selain beberapa faktor di atas, faktor usia juga dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran berulang. Hal ini karena seiring dengan meningkatnya usia ibu, jumlah telur dan kualitasnya akan menurun.

Cara Menghindari Keguguran Berulang

Sebagian besar kasus keguguran memang tidak bisa dicegah. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya keguguran, apalagi bila masalahnya diketahui sejak dini. Untuk pasangan yang memang sudah menunggu kehadiran buha hati, disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter, terlebih jika sudah pernah mengalami keguguran selama lebih dari 2 kali berturut-turut.

Untuk mengurangi risiko terjadinya keguguran berulang, dokter dapat menyarankan beberapa pemeriksaan dan penanganan, seperti berikut ini:

Melakukan Tes Darah

Hasil tes darah digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan, seperti APS dan kelainan kromosom. Pada kasus APS, kehamilan sehat bisa dijalani dengan pemberian obat pengencer darah dan pengawasan khusus oleh dokter. Sementara itu, pada kasus keguguran berulang yang dicurigai disebabkan oleh kelainan genetik, dokter dapat menyarankan Moms dan pasangan untuk menjalani pemeriksaan DNA atau tes genetik.

Menjalani Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan USG dilakukan untuk mengetahui adanya masalah pada rahim. Jika ditemukan masalah, dokter akan meresepkan obat atau melakukan tindakan operasi untuk mengatasi kondisi yang mendasari, sehingga dapat memperkecil kemungkinan keguguran terjadi kembali.

Baca juga: Kenali Gangguan ini untuk Mencegah Keguguran

Menerapkan Pola Hidup Sehat

Upayakan konsumsi makanan bernutrisi selama hamil, dengan memasukkan buah dan sayuran ke dalam menu makan sehari-hari. Selain itu, Moms juga dianjurkan untuk selalu menjaga berat badan ideal sebelum dan selama hamil guna mencegah risiko komplikasi kehamilan.Bukan cuma itu, hindari rokok dan minuman beralkohol, serta penggunaan obat-obatan tanpa pengawasan dokter, saat menjalani program kehamilan dan selama hamil.

Keguguran berulang mungkin membuat banyak perempuan merasa putus asa. Namun, jangan berkecil hati, karena wanita yang mengalami keguguran berulang tetap bisa menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi dengan selamat. Konsultasikan ke dokter kandungan untuk mengetahui penyebab dan cara mencegah keguguran, sehingga kondisi kehamilan Anda dapat tetap sehat dan terjaga.

Bagikan Artikel: