mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Inseminasi untuk Program Hamil, Bagaimana Prosesnya?

Inseminasi untuk Program Hamil, Bagaimana Prosesnya?

Pada masa ini, semakin banyak program kehamilan bagi pasangan suami-istri (pasutri) yang sudah lama merindukan kehadiran buah hati. dua diantaranya adalah program bayi tabung dan inseminasi.

Inseminasi merupakan teknik menyemprotkan sperma berkualitas terbaik dari suami ke dalam rongga rahim. Cara itu dinilai bakal memudahkan proses pembuahan secara semi-alami di dalam tubuh calon Moms. Dari sisi biaya, inseminasi terhitung lebih murah ketimbang program bayi tabung.

Seperti halnya pada proses kehamilan alami, inseminasi membutuhkan sperma yang sehat. Pada saat yang sama, sel telur sudah berovulasi dan salah satu saluran falopinya masih dalam kondisi baik. Sebelum melakukan inseminasi, dokter akan menyarankan pasutri untuk lebih dahulu memeriksakan kesehatan organ reproduksi. Dokter juga akan mengecek kesuburan masing-masing calon Ayah dan Moms. Dengan begitu, dokter dapat mengetahui dengan pasti, apa saja yang menghambat kehamilan secara alami.

Inseminasi diawali proses pembersihan sperma sehingga kualitasnya semakin baik dan layak untuk proses berikutnya. Dalam pembersihan dengan teknik khusus itu, dokter akan menyingkirkan zat-zat kimia pada sperma yang berpeluang menghambat proses inseminasi.

Peluang kehamilan tertinggi dalam program inseminasi terjadi sekitar 12 jam sesudah pelepasan sel telur. Itulah mengapa inseminasi dilakukan di sela-sela masa ovulasi. Untuk menentukan terjadinya ovulasi, dokter akan lebih dahulu melakukan tes darah, pemeriksaan ultrasonografi yang dibantu peralatan khusus guna mengecek masa ovulasi seorang perempuan.

Ketika calon Moms mengalami masalah kesuburan yang turut mengganggu sistem reproduksi, dokter akan memberi obat pendorong kesuburan pada awal masa menstruasi. Obat kesuburan mampu merangsang ovarium menghasilkan beberapa sel telur matang.

Puncak proses inseminasi ditandai penyemprotan sperma menggunakan selang kateter ke dalam rongga rahim. prosedurnya tak menimbulkan rasa sakit. Meski begitu, sejumlah pasien perempuan mengaku turut merasakan keram ringan pada bagian perut. Tingkat keberhasilan program inseminasi bergantung pula pada kesuburan dan usia pasutri. Jika dirata-rata, kesuksesannya sekitar 10-20 persen. Peluang dan biaya yang tak setinggi program bayi tabung. Jika sudah siap, tak ada salahnya dicoba, ya. Tetap semangat!

Bagikan Artikel: