mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Bayi Prematur Tujuh Bulan, Apa Risikonya?

Bayi Prematur Tujuh Bulan, Apa Risikonya?

Awal bulan ketujuh kehamilan menandai trimester ketiga. Jika segala sesuatu berjalan dengan lancar, pada titik ini, Moms akan menyaksikan serta merasakan pertumbuhan pesat bayi dalam kandungan. Namun, tak selamanya semua berjalan dengan baik.

Beberapa faktor risiko akhirnya mengharuskan beberapa Moms menghadapi proses persalinan yang lebih dini ketimbang jadwal perkiraan kelahiran. Proses yang seperti ini disebut dengan proses persalinan bayi prematur. Mengingat waktu kelahiran yang dini, bisa dipastikan berat badan sang bayi mungil terlampau jauh dari batas bawah normal bobot bayi pada umumnya. Ia juga semestinya masih tidur, hangat berselimutkan dinding rahim sang ibu.

Pada pekan-pekan awal kelahiran, kemungkinan ia akan berjuang hidup bersama komplikasi yang mengiringinya. Ada komplikasi jangka pendek. Ada komplikasi jangka menengah dan, yang perlu juga menjadi perhatian Moms sejak dini, komplikasi jangka panjang.

 

Masalah pernapasan

Kebanyakan bayi memiliki paru-paru yang matang pada usia kehamilan 36 pekan. Bayi yang lahir prematur mungkin sekali kesulitan bernapas lantaran sistem pernapasannya belum matang betul. Beberapa di antara bayi prematur tercatat kekurangan surfaktan, zat yang memungkinkan paru-paru mengembang dan berkontraksi secara normal. Masalah lain pada paru-paru yang mungkin mendera bayi prematur adalah apnea dan pneumonia.

 

Masalah Jantung

Yang umum terjadi pada bayi prematur adalah clear cuctus arteriosus (PDA) dan tekanan darah rendah (hipotensi). PDA dapat memicu murmur jantung dan gagal jantung. Tekanan darah rendah pada bayi prematur dapat dipulihkan dengan bantuan cairan intravena, obat-obatan khusus hingga, terkadang, transfusi.

 

Masalah otak

Semakin dini bayi lahir, kian tinggi risiko pendarahan di otak.

Sebab, pembuluh darah yang belum matang akan kesulitan menoleransi perubahan sirkulasi darah yang terjadi selama persalinan. Kondisi ini berdampak pada jangka panjang kehidupan sang bayi. Risiko yang perlu diwaspadai Moms, termasuk retardasi mental cerebral palsy serta kesulitan belajar ketika anak beranjak besar.

Bagikan Artikel: