mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

6 Penyebab Gerakan Janin Berkurang, Sadari Sejak Dini

6 Penyebab Gerakan Janin Berkurang, Sadari Sejak Dini

Seiring bertambahnya usia kandungan, gerakan bayi kerap menjadi tanda Si Kecil sehat dalam kandungan Moms. Tidak heran banyak ibu yang khawatir saat janin tidak bergerak selincah biasanya. Namun, tidak perlu khawatir Moms, beberapa hal memang menyebabkan gerakan janin berkurang.

Janin sedang tidur

Janin memiliki waktu tidur selama 20 sampai dengan 40 menit, dan tidak lebih dari 90 menit. Janin tidak akan bergerak selama periode tersebut, sehingga Moms mungkin tidak bisa mendeteksi gerakan Si Kecil pada periode tersebut.

Ibu kurang sensitif terhadap gerakan janin

Gerakan janin bisa kurang terasa apabila ibu hamil mengalami kondisi-kondisi, seperti penurunan atau peningkatan jumlah air ketuban, posisi ibu duduk atau berdiri, punggung janin berada di sisi depan perut, plasenta atau ari-ari berada di sisi depan rahim, dan ibu sedang aktif bergerak atau sibuk.

Efek kebiasaan sehari-hari

Gerakan janin bisa berkurang untuk sementara waktu apabila ibu hamil mengonsumsi obat antinyeri atau obat tidur, merokok, dan atau mengonsumsi alkohol.

Stres dan Gizi Ibu Hamil

Hormon yang keluar pada saat stres dapat menyebabkan gerakan janin berkurang. Oleh karena itu, usahakan jangan stres agar Si Kecil bisa kembali bergerak aktif. Kondisi dehidrasi dan berpuasa tanpa diimbangi asupan yang bergizi seimbang juga dapat mengurangi jumlah gerakan janin dalam kandungan. Tidak heran, kan, kalau ibu hamil tidak dianjurkan berpuasa?

Baca juga: Janin Bergerak dalam Kandungan? Saatnya Lakukan Ini

Selaput ketuban pecah sebelum waktunya

Cairan ketuban menjaga kondisi janin tetap hangat, aman, dan terlindungi. Bila selaput ketuban bocor atau pecah sebelum waktunya, janin akan mengalami stres, gangguan gizi, dan rentan infeksi sehingga dirinya pun kurang bergerak.

Plasenta terlepas

Plasenta merupakan organ yang memberi makan janin. Plasenta yang normal akan terus menempel pada dinding rahim hingga waktunya melahirkan. Bila plasenta terlepas dari dinding rahim, aliran oksigen dan darah ke janin akan terganggu. Keadaan ini dapat menimbulkan kematian janin bila tidak segera ditangani.

Bagikan Artikel: