mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

5 Komplikasi yang Sering Terjadi Pada Ibu Hamil

5 Komplikasi yang Sering Terjadi Pada Ibu Hamil

Sehat menjadi hal yang mutlak bagi ibu hamil, karena jika ibu hami menderita suatu penyakit maka hal tersebut akan berakibat pada kondisi janin. Meski begitu, beberapa Moms tidak bisa melewati hamil tanpa masalah kesehatan. Mulai dari masalah kesahatan yang terlihat sedarhana hingga masalah kesehatan yang cukup berat hingga dapat menyebabkan komplikasi. Agar Moms dapat mengenali dan mengantisipasi komplikasi kehamilan, Moms perlu mengetahui dulu komplikasi apa saja yang bisa terjadi, serta penyebab dan gejalanya. Berikut ini adalah lima komplikasi kehamilan yang umum terjadi:

1. Hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum memiliki kondisi yang hampir sama dengan morning sickness, namun dengan gejala yang lebih berat. Mual dan muntah pada hiperemesis gravidarum akan berlangsung lebih parah dan lama, bahkan bisa sampai trimester kedua atau ketiga. 

Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun salah satu penyebabnya diduga peningkatan kadar hormon selama kehamilan. Upaya pencegahan pun belum dapat dilakukan karena penyebab pasti kondisi ini tidak diketahui. Hal yang dapat dilakukan adalah mencegah dehidrasi dan kekurangan nutrisi yang bisa membahayakan janin.

2. Keguguran

Keguguran merupakan kematian janin di dalam kandungan saat usianya belum mencapai 20 minggu. Kondisi ini biasanya ditandai dengan perdarahan melalui vagina, perut terasa kram sakit menjalar hingga ke punggung, tubuh terasa lemas, dan kadang disertai demam. Kebanyakan keguguran terjadi karena adanya kelainan kromosom yang mengganggu pertumbuhan janin. Selain itu, gangguan hormon, kelainan respons kekebalan tubuh, terlalu lelah, merokok, mengonsumsi alkohol, kelainan rahim, hingga kelemahan leher rahim.

3. Anemia

Saat hamil, kebutuhan darah akan meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin. Namun bila tubuh Moms tidak memproduksi lebih banyak hemoglobin, bisa terjadi anemia. Anemia saat hamil umumnya ditandai dengan letih, pusing, sulit berkonsentrasi, kulit pucat, bahkan sesak bernapas.Hemoglobon bisa didapatkan dari sayuran hijau, dan asam folat.

Anemia pada ibu hamil merupakan hal yang perlu diwaspadai. Karena, jika anemia tidak ditangani  dengan benar bisa menyebabkan berat bayi rendah, kelahiran prematur, hingga cacat lahir. Kondisi ini lebih sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami morning sickness, hamil kembar, atau memiliki pola makan tidak sehat.

4.Perdarahan

Sekitar 25-40% Moms yang tengah hamil mengalami perdarahan di trimester pertama. Walau demikian, tidak semua perdarahan saat hamil adalah hal yang berbahaya. Namun, perdarahan saat hamil bisa menjadi kondisi serius bila diikuti dengan gejala keguguran, seperti nyeri dan kram perut yang hebat. Selain itu, perdarahan yang terjadi akibat kehamilan  pertumbuhan janin abnormal, seperti pada hamil anggur, juga perlu diwaspadai. Maka dari itu, perdarahan saat hamil tetap tidak boleh diremehkan, meski hanya berupa bercak-bercak darah yang jumlahnya sedikit. Saat mengalaminya, segeralah periksakan diri ke dokter kandungan untuk mendapat penanganan yang tepat.

5. Kurang cairan ketuban

Di dalam rahim, janin berdiam dalam kantung berisi cairan ketuban. Fungsi cairan ini adalah melindungi janin dari benturan dan infeksi, menjaga suhu rahim stabil, serta membantu organ-organ janin untuk berkembang. Jumlah cairan ini akan terus berkurang mulai usia kehamilan 36 minggu hingga akhirnya janin lahir. Namun hati-hati, turunnya volume cairan ketuban yang terlalu cepat bisa menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti bayi sungsang dan bayi lahir prematur.


Agar komplikasi-komplikasi tersebut dapat dicegah dan dideteksi sejak awal, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Jika ditemukan adanya komplikasi kehamilan, dokter akan memberikan sejumlah penanganan sesuai gangguan yang terjadi.

 

Bagikan Artikel: