mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

5 Hal yang Harus Dierhatikan Sebelum Tindik Telinga Bayi

5 Hal yang Harus Dierhatikan Sebelum Tindik Telinga Bayi

Tindik telinga pada bayi perempuan biasanya dilakukan beberapa hari setelah ia dilahirkan, tentunya atas permintaan orang tua. Menindik telinga bayi yang baru lahir mungkin dilakukan dengan alasan budaya atau mempercantik sang Buah Hati. Selain itu, ada juga manfaat tindik telinga pada bayi dilihat dari kacamata medis.

Telinga yang ditindik pada usia dini pasti akan mendapatkan perhatian atau perawatan yang lebih saksama. Orang tua tentu akan berusaha memastikan telinga bayinya tidak infeksi. Selain itu, semakin muda usia anak, semakin sedikit pula kemungkinan munculnya jaringan parut atau keloid pada telinga yang ditindik.

Menurut sebuah artikel dari Journal of Pediatrics, keloid atau bekas luka tebal lebih sering muncul pada telinga anak yang ditindik ketika berusia lebih dari 11 tahun. Keloid bisa sulit untuk diobati, bahkan seringkali membutuhkan suntikan dan operasi untuk membuangnya.

Baca Juga: Penanganan Infeksi Telinga Bayi di Rumah

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Tindik Telinga Bayi

Jika ingin melakukan tindik telinga pada buah hati Moms yang baru lahir, disarankan untuk perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut ini:

  1. Usia bayi
    Direkomendasikan agar tindik telinga dilakukan saat anak sudah cukup tua untuk mengurus tindikannya sendiri.
    Pendapat lainnya menyarankan agar tindik telinga dilakukan saat bayi, namun perlu menunggu hingga usianya mencapai 2-6 bulan. Meski jarang, infeksi bisa terjadi jika bayi berusia kurang dari dua bulan, terutama infeksi kulit.
    Berapapun usia anak, tindik telinga pasti ada risikonya. Tapi, risiko dapat diminimalkan dengan melakukan tindik telinga secara hati-hati, serta melakukan perawatan dan pembersihan luka yang baik.
  2. Orang yang melakukan tindik telinga
    Tindik telinga pada bayi dianjurkan agar dilakukan oleh dokter. Dokter akan menggunakan alat tindik steril yang terbuat dari baja bedah hypoallergenic.
  3. Jarum tindik
    Dianjurkan untuk menggunakan jarum tindik yang terbuat dari emas, perak, platinum, titanium, atau stainless steel. Bahan-bahan tersebut dapat meminimalkan risiko infeksi, ruam, dan alergi. Hindari logam yang mengandung nikel dan kobalt, karena logam dengan campuran kedua bahan tersebut seringkali menimbulkan alergi.
  4. Bentuk anting
    Pilih anting yang berbentuk bulat, sangat kecil, dan bagian depannya sangat datar. Penutup anting pun harus menutupi seluruh bagian belakang anting.
    Selain itu, tidak dianjurkan untuk memakaikan anting yang menjuntai pada bayi, karena bayi bisa menarik anting hingga terlepas dan melukai dirinya sendiri, atau memasukkannya ke mulut dan tersedak. Anting menjuntai atau anting berbentuk lingkaran (hoops earring) yang terlalu besar kemungkinan juga bisa tersangkut pada pakaian, perhiasan, dan rambut orang dewasa, atau bisa ditarik oleh anak lain.
  5. Rasa sakit
    Meskipun dilakukan hanya dalam hitungan detik, bayi pastilah akan merasa sakit jika tindik telinga dilakukan tanpa anestesi (pembiusan). Jika tidak tega, Anda bisa menanyakan pada dokter apakah kulit telinga bayi bisa diberi anestesi sebelum tindik dilakukan.

Baca Juga: Benjolan di Belakang Telinga Bayi, Bahayakah?

Setelah telinga bayi ditindik, jangan melepas anting selama enam minggu atau hingga lukanya kering. Oleskan alkohol atau larutan pembersih yang direkomendasikan dokter di sekitar cuping telinga dua kali sehari, dan putar anting setidaknya sekali sehari. Setiap anak selesai mandi, keringkan daerah sekitar tindik agar tidak lembab. Setelah enam minggu, tindikan biasanya akan mengering dan Anda bisa mengganti anting anak agar lubangnya tidak tertutup.

Jika si Kecil kerap rewel karena kesakitan, ada baiknya Moms memberikan bantal yang nyaman agar waktu istirahatnya menjadi nyaman. Moms bisa memberikan  MOOIMOM Baby Pillow yang empuk dan halus.

Dapatkan di www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!

 

Bagikan Artikel: