Ibu Menyusui Stres? Mungkin Karena Suami dan Keluarga Belum Tahu Hal Penting Ini!

author icon

Ayu Citra Gestari

calendar icon

03 Jun 2025

category icon

Persalinan

Ibu Menyusui Stres? Mungkin Karena Suami dan Keluarga Belum Tahu Hal Penting Ini!

Menyusui bukan hanya kegiatan rutin yang akan dilewati setelah melahirkan  dalam fase menjalani peran sebagai ibu. Perjalanan mengasihi ini perlu mendapatkan dukungan nyata baik dari konselor menyusui maupun keluarga. Dukungan yang dimiliki oleh ibu menyusui memengaruhi keberhasilan pemberian ASI selama 6 bulan. Menyusui bukan sekadar menyuapi ASI untuk bayi, tapi juga ada proses bonding yang mengikat peran antara Mommy dan si kecil. 

Proses menyusui dipengaruhi oleh 2 hormon ajaib, yaitu prolaktin dan oksitosin. Kedua hormon ini berpengaruh terhadap produksi ASI maupun pengeluaran ASI. Rangsangan yang diberikan oleh hisapan bayi akan memicu keluarnya hormon prolaktin maupun oksitosin hingga akhirnya Mommy akan merasakan let down reflex. Refleks ini merupakan kondisi alami yang dirasakan oleh Mommy saat pengeluaran ASI terasa semakin deras. Selain dipengaruhi oleh hisapan bayi, kondisi ini juga dipengaruhi oleh kondisi emosional Mommy. 

Pemberian ASI bukan hanya menjadi kewajiban bagi Mommy, tapi juga ayah maupun keluarga. Baik memberikan ASI secara langsung maupun ASI perah tetap memerlukan dukungan, baik secara fisik maupun psikis. 

Dukungan setelah melahirkan

Hasil penelitian di New York, tahun 2020 menunjukkan bahwa Mommy yang mendapat dukungan penuh selama menyusui cenderung punya kemampuan menyusui yang lebih baik dibandingkan dengan Mommy yang kurang mendapat dukungan dari keluarganya. Dukungan ini bisa datang dari pasangan, orang tua maupun keluarga terdekat yang hadir dan peduli selama proses menyusui.

Penelitian ini juga menunjukan bahwa ada beberapa hal yang membantu Mommy lebih sukses dalam menyusui, seperti adanya dukungan dari keluarga dan pengalaman menyusui yang berhasil di masa sebelumnya. Sebaliknya, proses menyusui bisa terhambat kalau Mommy tidak langsung mulai menyusui dalam 72 jam setelah melahirkan, atau jika setelah persalinan, bayi tidak langsung mulai belajar tentang perlekatan dan posisi menyusui yang benar sehingga perlu usaha yang lebih untuk bayi dalam belajar menghisap yang optimal.

Dukungan Suami dalam Keberhasilan Menyusui

Hasil penelitian terbaru tahun 2023, menyebutkan tentang pentingnya kerjasama tim antara ibu dan ayah serta keluarga. Hal ini menjadi bagian dari pondasi yang perlu dibangun dalam proses menyusui. Ternyata, saat pasangan bisa bersikap responsif atau peka terhadap kebutuhan Mommy selama menyusui, proses menyusui bisa jadi lebih lancar dan menyenangkan. Responsif disini maksudnya adalah pasangan mampu memberikan dukungan dengan cara yang Mommy butuhkan, misalnya dengan menghormati keputusan Mommy, membantu Mommy merasa percaya diri dan ikut terlibat dalam merawat bayi. Kerja sama sebagai tim antara Mommy dan pasangan sangat penting agar Mommy merasa tidak sendirian.

Dukungan seperti ini terbukti bisa meningkatkan keberhasilan dalam menyusui, mulai dari merangsang hormon prolaktin dan oksitosin, meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif, hingga bisa meningkatkan bonding antara Mommy dan bayi serta memberikan ASI yang lebih lama.


Baca Juga :

Depresi Postpartum Menghambat ASI ? Berikut Tips Mengatasinya !


Peran Keluarga dalam Mendukung Proses Menyusui

Keluarga yang memberikan dukungan positif dapat membantu ibu mengatasi tantangan menyusui dan meningkatkan rasa kepercayaan diri Mommy dalam memberikan ASI. Seringkali orang tua ataupun mertua ikut tinggal bersama dan mendampingi Mommy setelah melahirkan. Selain dukungan secara emosional yang dibutuhkan oleh Mommy, kebutuhan terhadap informasi baru dari pengalaman orang tua juga diperlukan oleh Mommy sebagai ibu menyusui. 

Dalam proses adaptasi setelah melahirkan dan proses menyusui Mommy akan melalui beberapa tahapan diantaranya talking in, talking hold dan letting go. Dukungan dari orang-orang terdekat berpengaruh dalam tahapan adaptasi ini. Kemampuan mendengarkan dan menyediakan waktu yang cukup merupakan dukungan yang tak ternilai bagi Mommy terutama pada hari pertama sampai kedua setelah persalinan.

Setelah melalui proses talking in di hari pertama sampai kedua, Mommy akan masuk ke tahap talking hold. Dalam periode ini Mommy sudah bisa sepenuhnya menerima tanggung jawab untuk merawat bayi. Perlu juga untuk menjaga komunikasi yang baik antara Mommy dan keluarga karena di fase ini Mommy memiliki sensitivitas yang cukup tinggi secara emosional sehingga jadi mudah marah. Pada fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai informasi dalam merawat diri dan bayi sehingga timbul rasa percaya diri yang optimal dalam menjalani perannya sebagai ibu.

Sepuluh hari setelah melahirkan, Mommy mulai dapat menyesuaikan diri sepenuhnya. Kepercayaan dirinya dalam merawat bayi juga sudah meningkat. Pada tahap adaptasi letting go ini Mommy sudah lebih mandiri namun tetap terus membutuhkan dukungan baik secara langsung untuk merawat bayinya maupun secara emosional.

Dukungan dalam Memberikan ASI Perah

Dalam situasi di mana Mommy tidak dapat menyusui secara langsung, pemberian ASI perah menjadi alternatif yang penting. Dukungan suami dan keluarga dalam hal ini juga tetap krusial. Mereka dapat membantu dalam proses menyimpan dan memberikan ASI kepada bayi. Keterlibatan mereka memastikan bahwa bayi tetap mendapatkan manfaat dari ASI meskipun Mommy tidak menyusui secara langsung.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menyerukan untuk mendukung penuh pemberian ASI sedini mungkin hingga anak usia 2 tahun. “Menyusui sering disebut sebagai vaksin pertama bagi bayi karena memberikan semua nutrisi penting yang dibutuhkan bayi di bulan-bulan pertama kehidupannya, melindungi mereka dari penyakit menular, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka,” kata Maniza Zaman, Perwakilan UNICEF Indonesia. “Agar ibu dapat mempraktikkan pemberian ASI eksklusif sejak dini, mereka perlu mendapat dukungan penuh dari keluarga, petugas kesehatan, anggota masyarakat, dan tokoh masyarakat, sejak anak lahir.” Manisa Zaman menambahkan pada kegiatan Pekan Menyusui Sedunia 2024, di Jakarta yang diperingati pada tanggal 1-7 Agustus. UNICEF dan WHO menyerukan tindakan khusus oleh pemerintah, baik nasional maupun subnasional dan para pemangku kepentingan untuk lebih mendukung semua ibu menyusui.

Keberhasilan ASI bukan hanya tentang teknik menyusui yang benar dan interaksi antara Mommy dan si kecil. Ada peran pasangan, keluarga bahkan provider yang juga turut punya pengaruh penting terutama di awal menyusui. Dukungan kecil seperti membantu pekerjaan rumah, memberi semangat, atau sekadar mendengarkan, sangat berarti bagi Mommy yang sedang menyusui.

Ditulis Oleh : Bd. Ayu Citra Gestari

Referensi :

Erwyn L. Davidson, Richard L. Ollerton, Partner behaviours improving breastfeeding outcomes: An integrative review, Women and Birth, Volume 33, Issue 1, 2020, Pages e15-e23, ISSN 1871-5192, https://doi.org/10.1016/j.wombi.2019.05.010. 

Hu L, He W, Zhou L. Association Between Family Support and Breastfeeding Self-Efficacy in a Cross-Sectional Study. Nurs Open. 2025 Apr;12(4):e70210. doi: 10.1002/nop2.70210. PMID: 40268870; PMCID: PMC12018168.

WHO. (2024, August 1). Mothers need more breastfeeding support during critical newborn period. https://www.who.int/indonesia/news/detail/01-08-2024-mothers-need-more-breastfeeding-support-during-critical-newborn-period. 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

free consultation icon