mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Mitos dan Fakta Virus Corona

Mitos dan Fakta Virus Corona

Meski merupakan virus baru, banyak mitos yang berkembang di masyarakat mengenai virus korona dari Wuhan, Tiongkok. Apa saja mitos tersebut? Bagaimana faktanya?

Akademisi dan praktisi klinis Prof Ari F Syam mengatakan saat ini peningkatan jumlah kasus infeksi virus korona begitu cepat, begitu pula jumlah kematian, memang sampai saat ini kasus terbanyak masih berasal dari kota Wuhan, Provinsi Hubei. Setidaknya terdata sudah 17.190 kasus di Tiongkok dan ratusan kasus dari 26 negara. Di sisi lain mitos yang beredar juga berbagai macam. "Mitos terutama seputar asal virus, gejala klinis virus dan cara mengatasi atau mengobati virus," ungkapnya dalam keterangan pers.

Mitos Virus Corona

Prof Ari menyebutkan setidaknya ada 10 mitos yang ada seputar infeksi novel coronavirus, yaitu :
1.Bisa menular melalui buah impor
2.Bisa menular melalui udara di ruang terbuka
3.Virus tidak bisa menular di udara tropik
4.Video korban yang tiba-tiba jatuh pingsan di jalan karena jatuh pingsan
5.Bisa ditularkan melalui pandangan mata
6.Bisa ditularkan melalui sinyal telepon
7.Video yang menunjukkan orang tertular setelah minum sup kelelawar
8.Minum alkohol bisa menyembuhkan infeksi virus korona
9.Konsumsi bawang putih bisa menyembuhkan infeksi virus korona
10.Virus tersebar akibat kebocoran laboratorium di Wuhan

Fakta Virus Corona

Sedangkan Prof Ari menyebutkan, faktanya :
1.Bisa menular antar manusia, tetapi penularan melalui kontak langsung melalui droplet atau melalui batuk atau bersin
2.Daya tahan tubuh yang baik bisa mencegah kita dari virus korona
3.Dengan menggunakan alat pelindung diri yang baik tim medis terhindar dari penularan infeksi
4. Masa inkubasi 14 hari, jadi bisa saja gejala klinik virus muncul kemudian walau lolos thermal scanner
5.Gejala awal tidak spesifik
6.Pasien yang terinfeksi virus korona bisa sembuh
7.Bisa menular antar manusia
8. Infeksi bisa mengenai semua umur
9.Pada udara terbuka virus bisa mati dengan alkohol
10.Tidak semua pasien dengan infeksi ini mengalami gagal nafas dan meninggal

Untuk itu, lanjut Prof Ari yang juga merupakan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan FKUI sebagai institusi pendidikan kedokteran ternama di Indonesia dalam dua tahun ini gencar melakukan gerakan antihoaks kesehatan. Upaya yang dilakukan melalui simposium awam dan temu media melalui Info Sehat FKUI.

"Khusus untuk topik virus korona ini minggu lalu dihadiri oleh 300an peserta dan 40an media cetak dan elektronik," jelasnya.

Selama ini, lanjut Prof Ari, informasi kesehatan disampaikan melalui jejaring media sosial yang ada seperti Instagram, Twitter dan Youtube. Prof Ari bahkan mempunyai aplikasi android Apa Kata Dokter yang bisa diunduh melalui Google play, aplikasi ini berisi informasi terkini di mana dia menjadi narasumber untuk pemberitaan tersebut atau tulisan yang dibuat di blog.

"Apa yang kami lakukan semata-mata agar kami bisa berkontribusi langsung memberikan informasi yang tepat dan benar kepada masyarakat," tutupnya.

Bagikan Artikel: