mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Mengenal Infeksi Klamidia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Mengenal Infeksi Klamidia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Bukan hanya soal menjaga kesetiaan, berhubungan intim hanya dengan satu pasangan saja juga dianjurkan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual. Salah satu contohnya adalah klamidia. Infeksi klamidia atau clamydia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Chlamydia yang tidak segera diobati dapat meningkatkan risiko kemandulan, terutama pada wanita.

Penyakit ini dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pada pria, chlamydia dapat menyerang saluran dalam penis (uretra). Sedangkan pada wanita, chlamydia dapat terjadi di organ panggul. Selain organ kelamin, infeksi klamidia dapat menyerang dubur, tenggorokan, dan mata. Penularan terjadi bila bagian tersebut terkena cairan yang dihasilkan oleh organ kelamin.

Baca Juga: Hati-Hati, Ini Penyebab Infeksi Saluran kemih pada Ibu Hamil

Gejala Infeksi Klamidia

Chlamydia biasanya tidak menimbulkan gejala. Meski demikian, penderita chlamydia tetap dapat menularkan penyakit ini kepada orang lain. Bila terdapat gejala, biasanya gejala tersebut baru muncul 1-3 minggu setelah penderita terinfeksi.

Karena organ yang terinfeksi berbeda, gejala chlamydia pada pria dan wanita juga akan berbeda. Berikut ini adalah gejala yang dapat dialami oleh penderita chlamydia:

Gejala Klamidia pada Wanita

  • Keputihan yang sangat bau.
  • Rasa terbakar ketika buang air kecil.
  • Sakit saat sedang berhubungan seksual, dan dapat mengalami perdarahan di vagina sesudahnya.
  • Bila infeksi sudah menyebar, maka penderita akan merasa mual, demam, atau merasa sakit pada perut bagian bawah.

Gejala Klamidia pada Pria

  • Keluar cairan dari penis.
  • Luka di penis terasa gatal atau terbakar.
  • Rasa terbakar ketika buang air kecil
  • Rasa sakit atau bengkak pada salah satu atau kedua buah zakar.
  • Baik pada pria maupun wanita, apabila chlamydia menginfeksi dubur, akan timbul rasa sakit yang dapat disertai keluarnya cairan atau darah dari dubur.

Penyebab Infeksi Klamidia

Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, yang menyebar melalui cairan pada organ kelaminSeseorang dapat tertular penyakit ini bila berhubungan seksual dengan penderita, terutama bila tidak menggunakan kondom.

Selain hubungan seksual melalui vagina, chlamydia juga dapat menular melalui hubungan seksual secara oral atau anal, yang bisa menyebabkan infeksi klamidia pada dubur maupun tenggorokan.

Bakteri Chlamydia juga dapat menginfeksi organ mata. Infeksi bakteri Chlamydia pada mata dinamakan penyakit trakhoma, yang bisa menimbulkan kebutaan.

Trakhoma dapat terjadi pada bayi baru lahir dari ibu penderita chlamydia yang tidak diobati. Selain pada bayi baru lahir, trakhoma juga sering ditemukan pada orang yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.

Melihat cara penularannya, chlamydia lebih mudah terjadi pada orang-orang yang memiliki faktor risiko berikut:

  • Pernah menderita penyakit menular seksual.
  • Sering bergonta-ganti pasangan seksual.

Pengobatan Infeksi Klamidia

Chlamydia dapat diobati dengan antibiotik, seperti azithromycin atau doxycycline. Penderita chlamydia perlu minum antibiotik selama 7 hari, atau cukup minum antibiotik dosis tunggal, sesuai anjuran dokter. Penderita chlamydia tidak boleh melakukan hubungan seksual sampai 7 hari setelah pengobatan selesai.

Ibu hamil penderita chlamydia perlu segera diobati dengan antibiotik, agar tidak menularkan kepada janin dan bisa melahirkan secara normal. Pengobatan chlamydia pada ibu hamil baru dimulai setelah diagnosanya dipastikan lewat pemeriksaan laboratorium.

Jika ibu hamil tetap berisiko terkena chlamydia, akan dilakukan pemeriksaan ulang pada trimester ketiga kehamilan. Bila hasilnya kembali positif, ibu hamil akan diobati lagi.

Jika ibu hamil masih menderita chlamydia saat mendekati waktu persalinan, maka dokter akan menyarankan persalinan dengan operasi caesar. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko penularan infeksi klamidia pada bayi yang dilahirkan.

Baca Juga: Jangan Garuk Ruam Semasa Hamil supaya Tak Infeksi

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Periksakan ke dokter jika Moms mengalami keluarnya cairan tak biasa dari vagina, penis, atau rektum. Selain itu, segera konsultasikan ke dokter jika Moms sering merasa sakit ketika buang air kecil. Jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter jika Moms atau pasangan mengalami berbagai tanda dan gejala klamidia seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Cobalah untuk memeriksakan diri ke dokter jika Moms merasa berisiko tinggi terkena penyakit kelamin. Tak perlu sungkan atau malu untuk memeriksakannya karena semakin cepat diketahui, semakin cepat pula penyakit tersebut ditangani.

Jaga nutrisi untuk mempersiapkan diri menuju kehamilan yang sehat dengan mengonsumsi PRENAVITA Milk Vanilla. Mengandung asam folat dan vitamin D yang bermanfaat untuk mencegah terjadinya cacat lahir pada janin.

Dapatkan di www.mooimom.id ya!

Bagikan Artikel: